Namun pintu itu tak lagi mampu menahan derasnya air mata ketika dengan gilanya aku mengeluarkan nada dan kalimat sampah kepada ibuku sendiri, aku tak habis fikir kenapa aku setega itu? Kenapa aku segila itu? Dan kenapa aku melakukannya?! KENAPA?! Karena aku gila, iya aku gila, bahkan lebih hina daripada itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Bersayap Semu
RandomIni hanya sebuah diary depresiku, yang di dalamnya masih menggunakan kalimat layak untuk dicaci-maki.