3

499 68 3
                                    

Dan membawa mobil porsche milik Lucy masuk kedalam halaman luas sebuah mansion megah yang terbuat dari kayu berpelitur mengkilat yang anehnya terlihat sangat antik selain karena semua bangunan itu terbuat dari kayu tidak seperti kebanyakan mansion pada umumnya, membuat mansion itu terlihat seperti rumah yang sangat amat besar dan bukan mansion. Tapi yang membuat Dan benar-benar tertarik adalah halamannya sangat luas dan terlihat banyak sekali kuda serta sapi yang sedang merumput dihalaman sekitar mansion, kecuali dihalaman depan karena gembalanya akan menggiring ternak atau kuda untuk menjauh dari halaman depan mansion itu—mungkin agar kotoran ternak atau kuda itu tidak mengotorinya.

Lucy merapikan kembali rambutnya setelah kembali dari keterpanaannya seperti juga Dan.

Seorang pelayan laki-laki membukakan pintu untuk Lucy dan menyambut uluran tangan pelayan itu untuk membantu Lucy turun dari mobilnya, padahal rasanya Lucy tidak sama sekali butuh bantuan untuk turun dari mobilnya yang tidak lebih tinggi dari hak sepatunya membuat Lucy canggung.

"Aku..."

"Miss Randal, silahkan masuk," sapa seorang wanita paruh baya yang terlihat masih sangat bugar diusianya yang mungkin sudah mencapai lima puluh tahun keluar dari dalam mansion dengan tergesa untuk menyambut Lucy.

Lucy tersenyum sangat manis dengan mengikuti wanita itu masuk kedalam mansion saat dua orang pelayan menbawa masuk koper-koper Lucy serta tas ransel Dan, saat dengan sopan pelayan itu meminta tas ranselnya, yang membuatnya tidak bisa menolak.

Dan mendongak saat baru saja masuk kedalam mansion itu dan melihat mata Lucy berbinar melihat ke arah seorang laki-laki berambut hitam yang sedang turun dari tangga dengan perlahan menyusurkan jemari lentik namun maskulinnya pada pegangan tangga mengilat yang juga terbuat dari kayu seperti seluruh bagian dari rumah itu, sebelum laki-laki itu menghentikan langkahnya didepan Lucy dan membungkuk serta tersenyum sangat menawan setelah kembali menegakkan tubuh bidangnya yang terbalut kemeja serta celana hitam, mempertajam warna abu-abu matanya yang sebening kaca.

"Selamat datang, Miss Randall. Aku tidak menyangka bahwa kau sangat cantik lebih dari yang digambarkan oleh pengacaraku," puji laki-laki itu membuat Dan memutar bola matanya kesal mendengar bualan laki-laki yang sering sekali didengarnya, namun wajah Dan seketika memucat saat laki-laki itu justru tersenyum geli saat menangkap ekspresi kesal Dan mendengar pujian yang diberikannya pada Lucy.

Lucy tertawa pelan dengan nada menggoda sebelum mencubit lengan laki-laki itu ringan, "kau bisa saja. Aku juga sangat terkejut karena ternyata kau lebih dari yang kubayangkan," jawab Lucy memuji laki-laki itu membuat laki-laki itu menyipitkan matanya melihat pada Dan berharap bisa melihat ekspresi lucu itu lagi namun Dan benar-benar harus menahan diri untuk tidak membuat ekspresi apapun karena Dan lupa bahwa seorang laki-laki tidak akan memutar bola matanya dan Dan baru ingat bahwa saat ini dirinya adalah seorang laki-laki.

"Dan dia adalah... " kata laki-laki itu tidak menanggapi pujian Lucy dengan menunjuk ke arah Dan membuat Lucy mengibaskan tangannya di udara dengan malas.

"Dia tidak penting. Dia bukan salah satu anggota keluargaku. Dia hanya pengawal yang kusewa dan dia bisu, jadi jangan bertanya apapun padanya jika kau tidak ingin lelah menunggunya menulis jawaban."

Laki-laki itu mengangguk, "ah... sayang sekali. Jika tidak, mungkin kami bisa berbincang selagi kau bertemu dengan Alain." Jelas laki-laki itu membuat Lucy mengerutkan kening.

"Tunggu dulu. Jadi, kau bukan Alain?"

Laki-laki itu tersenyum miring dan menggeleng, "sayangnya bukan. Aku Alister, calon kakak iparmu," jawab laki-laki itu membuat wajah Lucy memerah dan hampir saja membuat Dan terbahak jika Dan tidak menyadari tatapan Alister padanya.

Oh astaga, apa aku membuat seorang laki-laki tampan menjadi seorang gay? Kenapa dia menatapku seperti itu?

***

"Biasanya kami memberikan kamar pribadi hanya untuk pelayan-pelayan wanita dan memberikan kamar untuk beramai-ramai pada pelayan laki-laki," jelas pelayan wanita yang menyambut Lucy tadi saat mengantarkan Dan kekamarnya sebelum berbalik dan melihat kedalam mata Dan dengan berkacak pinggang, sebelum tersenyum membuat Dan tertunduk karena menyadari pelayan itu tahu bahwa dirinya adalah seorang wanita karena pelayan itu memberikan kamar pribadi pada Dan.

"Aku tidak tahu kenapa kau berpura-pura menjadi laki-laki, tapi aku harap kau tidak memiliki niat buruk pada Alain," kata pelayan wanita itu membuat Dan segera menggeleng cepat.

"Sungguh, aku tidak memiliki maksud apapun. Lucy menyewaku hanya untuk menjaganya selama diperjalanan dan setelah itu maka tugasku selesai. Mungkin besok aku sudah pergi dari sini dan aku tidak perlu bertemu dengan majikanmu jika kau tidak bisa mempercayaiku berada di mansion ini. Lagipula aku tidak kenal Alain atau siapapun disini." Jelas Dan membuat wanita itu menaikkan alisnya.

"Jadi karena suaramu itu yang membuatmu berpura-pura bisu juga?"

Dan mengangguk, "aku tidak bisa menyamarkan suaraku menjadi seperti laki-laki."

"Gadis pintar. Tapi kau tidak bisa lebih pintar dari Alister. Sepertinya dia sudah tahu bahwa kau adalah wanita, dari caranya melihatmu dan sebaiknya kau menunggu dua atau tiga hari lagi untuk pulang karena Alain mungkin saja akan membuat Lucy ingin melarikan diri dari sini," kata wanita itu sebelum keluar dari kamar Dan sebelum Dan sempat bertanya artinya.

***

Dan memakan makan malamnya yang baru saja di antarkan oleh seorang pelayan wanita yang sempat mengerling pada Dan membuat Dan hanya bisa memaksakan senyumnya sebelum tersengar suara ketukan dipintu membuat Dan mengacuhkannya sejenak karna bisa menebak bahwa seseorang yang mengetuk pintu kamarnya pasti pelayan wanita tadi yang mengira Dan benar-benar adalah seorang laki-laki.

"Dan..." Bisik suara dari balik pintu kamar Dan membuat Dan hampir saja menumpahkan minumannya saat tersedak mendengar suara Sheila di luar kamar yang membuat San segera menyingkirkan nampan makan malamnya untuk membukakan pintu.

Dan sedikit terperangah saat melihat Sheila mengenakan baju seperti pelayan mansion itu dalam ukuran anak-anak. Dan melongok ke arah lorong untuk memastikan tidak ada yang akan memergoki bahwa mereka saling mengenal sebelum menggiring Sheila masuk kedalam kamarnya.

Dan berdecak sejenak sebelum tersenyum lebar, "bagaimana kau bisa menjadi pelayan disini?"

"Tarry menemukanku disekitar sini sendirian dan kelaparan jadi dia membawaku pulang ke mansion ini untuk..."

"Tunggu dulu. Tarry?" Tanya Dan sebelum duduk di sebelah Sheila membuat gadis itu mengangguk.

"Tarry. Kepala pelayan wanita. Kenapa?"

"Aku seperti pernah mendengar nama itu, tapi aku lupa dimana."

"Dan, nama Tarry tidak hanya ada satu di dunia ini," sanggah Sheila membuat Dan akhirnya setuju sebelum benar-benar memperhatikan Sheila.

Gadis itu benar-benar terlihat mungil dalam baju pelayan yang mencapai mata kakinya tapi gadis itu justru terlihat sangat cantik jika rambutnya tidak kusut dan kulitnya tidak ternoda debu yang mengering.

"Apa mereka memperlakukanmu dengan baik?" Tanya Dan mengusap rambut Sheila ringan membuat Sheila tersenyum dan mengangguk sebelum senyum itu lenyap. "Ada apa?" Sheila menggeleng tapi Dan bisa melihat kebingungan di matanya yang berusaha disembunyikan oleh gadis itu.

"Pasti ada yang terjadi. Katakan padaku," bujuk Dan membuat Sheila akhirnya menatap mata Dan sebelum mengatakan sesuatu yang membuat Dan tidak bisa mengatakan apapun seolah dirinya benar-benar jadi bisu sekarang.

"Aku melihat Knight dirumah ini. Tapi dia aneh..." Dan tidak bisa mendengarkan apapun yang selanjutnya dikatakan oleh Sheila karena kata-kata yang tertangkap oleh telinga dan otak Dan adalah ancaman Knight malam itu.

"Aku bersumpah akan menemukanmu lagi dan saat itu tiba maka kau akan menyesal."

SAD ADVENTURE : invincibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang