D-U-A-B-E-L-A-S

117 20 2
                                    

Hillary's PoV

Aku udah mikirin cara buat kabur. Kabur lewat jendela, papa udah jemput di depan. Aku sudah siap, aku menaruh kursi dipinggir dekat jendela, dan lompat.

Aku sudah di mobil dengan papa sekarang. Papa memberiku tiket konsernya. Papa baik banget sih. Aku mencari buku diary princess kesayanganku, tapi sepertinya aku meninggalkannya. Huft.

Aku sudah sampai, tempatnya sangat ramai. Kulihat personil One Direction ada di atas panggung, seperti yang lain, aku ikut berteriak memanggil nama personil One Direction favoritku, Harry Styles.

"Jangan lepasin gandengan papa ya" pesan papa. Aku mengangguk, dan kembali berteriak-teriak. Sangat senang rasanya, bisa melihat konser artis yang kita sukai, apalagi teman-teman kita tidak banyak yang menonton.

Ternyata sangat banyak penggemar seorang Harry Edward Styles, termasuk aku. Hihihi.

-----

Konser sudah selesai, aku dan papa menuju ke parkiran mobil. Papa tetap menggandengku, tetapi tidak menggandeng seperti awal dan kemarin-kemarin, gandengan kali ini sangat kuat, tangan Hilly sakit.

"Papa, tangan Hilly sakit" aku mengeluh. Tidak ada jawaban dari papa.

"Papa, lepasin tangan Hilly" sepertinya tanganku sudah memar. Masih tidak ada jawaban dari papa.

"Papaaa tangan Hilly sakiiittt."

"Diam!!!" bentak papa.

Papa membentakku ? Baru kali ini aku dibentak papa, apa aku tadi ada salah ngomong ? Papa kenapa jadi gini ? Hilly takutt.. Mamaa...

Di dalam mobil, aku diam saja, begitu pun dengan papa. Tanpa kusadari, ini bukan jalan menuju pulang ke rumah, ini kan jalan mau ke luar kota.

Dengan keberanian penuh, aku mencoba bertanya kepada papa.

"Papa, kita mau kemana ?"

"Kamu ingin tahu ? Mama kamu itu selingkuh! Lalu tiba-tiba mama kamu menceraikan papa! Mengusir papa! Papa sakit hati!!! Nah untuk membalas rasa sakit hati papa, papa membalas ke kamu, sayang" cerita papa Hilly lalu tersenyum menyeringai.

Aku bergidik takut. "Ke-kenapa harus Hilly ?"

Papa tersenyum, senyumnya menakutkan. "Karena kamu anak kesayangan mama kamu"

"Ya iyalah aku anak kesayangan mama, anak mama cuma satu, yaitu aku, masa papa lupa sih ?" batinku.

Aku hanya bisa pasrah. Terus berdoa memohon pertolongan. Aku menangis, menangis dalam diam. Baru kali ini aku setakut ini. Tidak ada lagi sosok papa yang baik, bijaksana, dan lembut. Sepertinya yang dihadapanku sekarang ini adalah iblis yang menjelma jadi papa.

Aku sangat lelah. Suaraku sepertinya habis karena teriak-teriak tadi. Aku ketakutan sekarang. Tiba-tiba papa menawariku sapu tangan. Dengan bodohnya, aku menerima dan mengelap ingusku dengan sapu tangan pemberian papa.

Aku merasakan ngantuk teramat sangat. Mengapa aku sangat bodoh. Mengapa aku menerima sapu tangan yang ada obat biusnya. Apalagi aku menciumnya tadi. Aku berusaha agar tetap sadar, namun apa daya, aku tertidur. Aku berdoa, saat aku bangun nanti semoga aku dirumah, dikamarku.

-------------

A/n:

Mulmed kamarnya Hilly, lucu ya, pengen😂

Hillary's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang