"NAMIII" ucap zidny sambil loncat-loncat tidak jelas dan menunjukkan ekspresi bahagianya itu
"Eh eh kenapa? Ko seneng banget kayanya" namira yang melihat zidny hanya mampu menggelengkan kepalanya. Ia bingung ada apa yang terjadi dengannya
"IQBAAL NGAJAKIN GUE DINNER AAAA" ucap zidny membesarkan volume suaranya.
"HAH SERIUS?" nami pun ikut senang terhadap sahabat sedari dulunya itu.
"IYAAA"
"POKOKNYA NANTI GUE KE RUMAH LO. GUE DANDANIN LO"
"ekhem" tibatiba ada seseorang yang berdeham. Siapa itu?
"Eh iqbaal" ucap Zidny malu-malu. Pipi nya terlihat lebih merah daripada sebelumnya.
"Gue pergi dulu yaaa. Mau kekelasnya fauzaan" pamit Nami. Ia tidak ingin menjadi nyamuk sahabatnya itu
"Nanti jadi kan?" iqbaal memulai pembicaraan
"Eh? Ja-jadi ko hehe" zidny pun grogi. Kini jantungnya memompa lebih cepat ketika berada dihadapan Iqbaal
Disana, dibalik tembok itu, ada seseorang yang memata-matai mereka. Dia pun tersenyum menang disana. Ia rasa rencananya selama ini akan berhasil. Iqbaal tau kini dirinya dan juga Zidny pasti sedang dimata-matai sekarang. Iqbaal pun tidak perdulikan hal itu lagi dan ia kembali memilih untuk berbicara dengan kekasihnya itu, Zidny Iman Lathifa
"Nanti aku kerumah kamu ya"
"Iyaa"
"Oiya untuk jamnya, nanti aku kerumah kamu jam 8 malam. Dandan yang cantik yaa"
Bersambung.
[Maaf zid, maaf] -iqbaal
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuman Dare?✖ IDR with ZIL
Fanfic"Gue harus move on" -zidny "Zee, Please, come back to me. I'm sorry. Gua jujur gua nyesel" -Iqbaal