aku hanya mencoba menghindar,
bukan karena aku membencimu,
tapi karena aku takut mengulangi kesalahan yang dulu,
aku pernah terjatuh,
dan aku tak mau jatuh ke dalam lubang yg sama,
sudah cukup ini semua,
salah kah aku? Aku hanya mencoba membentengi diriku?
***
Putri dan Lina telah sampai di dalam mobil lina, mereka mencoba mengatur nafas nya yang telah habis terkuras karena berlari tadi. Setelah nafas nya sudah terkumpul, Putri pun siap untuk mengeksekusi Lina
“Jadi? Kenapa aku bisa salah orang? Aku yakin pria tadi itu benaran pria yang kamu tunjuk” cecar Putri
“hehe, maaf deh Adelia Putri. Emang bener kok itu cowok adalah cowok yang aku tunjuk, tapi tadi aku kurang menghartiin tampang nya. Tapi tunangan cewek tadi itu benaran cewek yang jalan bareng Alex, aku yakin 100%” lina mencoba meyakinkan Putri tapi putri hanya memutar bola mata nya kesal
“aku masih belum mau percaya sama mata kamu, tapi gara-gara aku cowok itu putus sama tunangan nya. Apa aku gak jahat ya?” Putri memanyunkan bibirnya kemudian mengalih kan pandangan nya ke jendela mobil
“kamu tenang aja, gak mungkin cuma gara-gara masalah sepele tadi pertunangan mereka putus. Kecuali tuh cewek emang niat buat pisah, hehe. Tapi Put, aku yakin cewek itu yang pelukan sama Alex” jelas Lina
“udah deh, gak usah dibahas lagi. buat aku merasa berdosa aja udah ngacauin hubungan mereka, mana tuh cowok babak belur lagi” Putri menarik nafas nya panjang, Ia dari tadi terus kepikiran dengan kejadian di café tadi.
“hahaha, kan udah aku bilang Put. Gak usah pake gebukin segala, kamu nya juga sih sok kejagoan”
“ketawa? puas banget kamu ngetawain aku. Nangis baru deh ngadu ke aku, kamu benar-benar sahabat yang baik Lin” ucap Putri sarkartik
***
Aku berniat untuk melamar Bunga malam ini, tapi rencana itu tinggalah rencana. Semua gara-gara cewek gila tadi, aku berjanji akan membalas semua kelakuan nya tadi. Sekarang aku tak tau harus menyusul Bunga kemana, aku sudah ke hotel tempat Ia menginap dan ternyata Ia belum pulang. Aku benar-benar putus asa, selain itu aku belum menguasai jalan kota Pontianak ini. Aku baru menginjakkan kakiku disini 4 hari yang lalu karena urusan bisnis, Ayah mempercayakan aku untuk mengurusi anak perusahaan nya disini. Karena Ayah mau fokus mengembangkan rumah sakitnya. Oh God, aku benar-benar gila dibuat Bunga. Aku tak tau lagi harus mancari nya kemana, aku mengacak ngacak rambutku frustasi dan menyandarkan kepalaku ke stir mobil.
Kukeluarkan kotak kecil bahan bludru yang kusimpan di balik tuxedo hitam yang kukenakan. Jika saja insiden salah paham tadi tidak terjadi, aku yakin cincin ini sudah melingkar di jari cantik Bunga. Bunga adalah pacar pertama sekaligus cinta pertamaku, kami sudah berpacaran Selama 2 tahun. Ia adalah wanita yang cantik, tubuh nya tinggi semampai bak model ternama. Kulitnya putih bersih, hidungnya mungil dan bibir merah nya yang tipis. Aku yakin tak akan ada pria yang mampu menolak pesona dari Bunga, termasuk aku.
Ku keluarkan handphone ku bermaksud untuk menghubungi Bunga.
“SHITT !!” ku hempas kan handphone ku. Nomor Bunga tidak aktif, mungkin kah Bunga benar-benar marah kepadaku? Tapi kenapa? Apa dia benar-benar percaya dengan kata cewek gila itu? Ini benar-benar membuatku gila, ya.. Bunga berhasil membuatku gila karenanya
***
“aku udah bilang kan sama kamu, kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi Bian. Ini udah keputusan final aku” jelas Bunga, Ia memutuskan untuk menemui Bian kemarin 2 hari setelah insiden kesalahpahaman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Karena Hujan
RomanceAku benci hujan, tidak sepenuhnya benci tepatnya. hujan hanya akan membangkitkan kenangan-kenangan pahit ku di masa lalu. tapi karena hujan juga aku belajar sesuatu, yaitu CINTA