Pertemuan kembali,
Sebuah pertemuan yang tak terduga,
Dan keadaan yang berbeda,
Apa ini kebetulan? Atau takdir?
Aku segera mengamankan pria itu dari kerumunan massa, sekarang aku dan Septi telah berada di ruangan pria itu. Aku benci ini, benci suasana ini. Hening.. menciptakan suasana canggung. Aku masih menundukkan wajah ku dari tadi, sementara Septi sibuk mengedarkan pandangan nya kesekitar ruangan. Sebuah ruangan yang nyaman, ini yang kurasa tadi. Tapi tidak untuk saat ini, aku merasa pria itu masih menatapku tajam. Aku mencoba menegakkan wajahku mencoba menatapnya, Oh God. Ia tampan, itu kesimpulanku. Tapi tatapan nya itu mampu menyusutkan nyaliku.
“eeehhhmmm” aku berdehem, mencoba bersuara
“maaf Pak, sepertinya tugas kami sudah selesai. Kami permisi” aku membungkuk kan badanku tanda hormat, aku menyenggolkan lenganku ke Septi meyadarkan nya yang sedari tadi senyum-senyum tidak jelas.
Septi terkejut “huh? Ii.. Iya..iya.. permisi Pak”
Aku membalikkan badanku bermaksud meninggalkan ruangan ini, disusul Septi
“Hey kamu, kamu yang pake cats” ucap pria itu dingin
aku dan Septi membalikkan badanku,
“saa..saaya Pak?” jawabku gugup
“iya kamu, siapa lagi. apa kamu buta huh? Diruangan ini hanya kamu yang pake cats”
Aku menundukkan wajahku melihat sepatuku,
“oh tidak, dasar Putri bego” batinku
“ii..iiya Pak maaf, tadi saya terburu-buru” aku menyadari kesalahan ku
“siapa namamu?” tanyanya masih dengan nada dinginnya
“huh?” aku terkejut
“selain buta kamu juga tuli ya?” darah ku mendidih mendengarya
“mukanya aja tuh yang ganteng, gak sesuai dengan sikapnya. Aku jadi nyesal udah sempat kagum dengannya tadi” omelku dalam hati
“nama saya Adelia Putri Pak, bapak bisa panggil saya Adel atau Putri” jawabku mencoba melembutkan suaraku dan memaksakan senyumku
“oke, whatever.. mulai besok kamu bekerja sebagai bodyguard saya” ucap nya dengan senyum sinisnya “sementara kamu” Ia menatap Septi “kamu boleh pergi”
“huh apa? Bodyguard? Bodyguard manusia dingin ini? TIDAK !!”
“iya Pak terimaksih” Septi meninggalkan ku dengan manusia dingin ini, aku terus melihat Septi sampai Ia menghilang dari pandangan ku
“apa saya punya pilihan pak” tanyaku memastikan, siapa tau aku bisa menolak
“ini sebuah PERINTAH !! bukan pertanyaan” jawabnya dan menekankan kata nya
“ii..iiya pak, ta.. tapi kenapa harus saya” aku benar-benar gugup, lihat matanya. Tatapannya seperti ingin membunuhku
“kenapa? Kamu tidak mau? Ya sudah, mulai besok kamu tidak usah bekerja lagi disini” ucapnya santai
“IYA PAK.. IYA.. SAYA MAU” aku menekankan kata-kataku
***
Aku benar-benar puas, akhirnya aku menemukan cewek gila itu lagi. tanpa aku harus bersusah payah mencarinya. Dan lebih menguntungkan lagi, Ia merupakan karyawanku dan Ia tidak mengenalku. Ini akan melancarkan rencana balas dendamku. Lihat dia, sepertinya Ia takut dengan ku. Sepertinya aku ada ide, aku akan mengerjainya.
“oke, besok jam 7 kamu udah harus standby di rumah saya. Ini alamatnya” aku memberikan alamatku yg sempat aku tulis dulu tadi
“ii..iya pak. Besok saya akan datang” jawabnya dengan nada gugup, aku menahan tawaku agar tidak meledak melihat kegugupannya
“ingat, tidak pake telat. Ya sudah, kamu boleh pergi” aku mengusirnya dengan mengayunkan tangan ku dan lihat, Ia memanyunkan bibinya. Kemudian berlalu meninggalkan ruanganku
“kita lihat Adelia Putri, siapa yang akan memenangkan pertarungan ini” gumam ku dalam hati
***
Ketika keluar dari ruangan itu, oh tidak. Neraka lebih tepatnya, aku menepuk-nepuk pipiku
“mimpi apa aku semalam, lihat pria sombong itu. Sepertinya Ia merasa puas tadi” aku menyuarakan pikiranku
“siapa yang sombong?” Tanya seseorang di belakangku
“huh?” aku melompat kaget, Pria ini sepertinya benar-benar ingin melihatku mati. Aku mengelus-ngelus dadaku
“oke, saya akan pura-pura tidak mendengarnya. Ini, kamu meninggalkan ini diruangan saya” Ia memeberikan walkie talkie ku yang tertinggal tadi
“ii..iya, terima kasih pak” ucapku menundukkan wajahku, mencoba menyembunyikan wajahku
“iya sama-sama, oh iya Princess mulai besok jangan gunakan cats itu lagi. atau saya akan mengeluarkan SP(surat peringatan) buat kamu” terangnya,
“apa tadi? Princess? Apa maksudnya” aku kembali menyuarakan isi hatiku
“iya kamu, Princess. Mulai hari ini saya memanggilmu Princess” ucapnya yang mampu membuatku melongo tak percaya
“sebenarnya saya mau memanggilmu Putri, tapi sepertinya Princess lebih bagus untuk nama wanita cantik sepertimu. Toh artinya sama kan?” ucapnya lagi tersenyum penuh arti, laki-laki ini benar-benar perayu ulung. Ia kira aku akan termakan rayuannya? TIDAK !!
“iya Pak, yang mana yang enak buat bapak aja” jawabku mencoba mendatarkan nada bicaraku
“eittss, jangan bapak. Sepertinya kita seumuran, just call me Bian” Ia mengacak rambut hitamku kemudian meninggalkan aku yang masih mematung akibat perbuatannya tadi,
“apa Ia punya 2 kepribadian ya? Tadi diruangan sikap nya dingin banget, dan sekarang? Apa karna global warming ya? Es di hatinya jadi mencair” aku senyum-senyum sendiri memikirkan pikiran tak masuk akal ku ini. Oke Putri, kembali kealam nyata. Jangan luluh dengan sikapnya tadi.
***
“lihat saja Adelia Putri, aku akan membuat nya menyesal karena perbuatan nya 3 bulan yang lalu. Dan aku akan membuatnya merasa betapa sakitnya ditinggalkan orang yg kita cintai. Mari kita tunggu tanggal mainnya” aku tersenyum penuh arti, dan tak sabar menanti hari esok.
Besok permainan akan benar-benar dimulai, tapi sebelum menjebak perasaan nya aku ingin bermain-main dengan nya sedikit.
maaf typo, gak sempat edit :D
enjoy reading (:
coment+vote nya ditunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Karena Hujan
RomanceAku benci hujan, tidak sepenuhnya benci tepatnya. hujan hanya akan membangkitkan kenangan-kenangan pahit ku di masa lalu. tapi karena hujan juga aku belajar sesuatu, yaitu CINTA