Helper

1.5K 34 10
                                    

Suasana dalam ruangan tersebut benar-benar terasa walaupun hanya ada seorang di dalam sana, ia tengah berkomunikasi dengan seseorang di luar sana sambil mengotak-atik peralatan yang ada di depannya.

"Sudah ketemu?" Tanya seseorang yang berbicara dengannya sedari tadi.

"Sedikit lagi lokasinya akan terlihat, kamu ikuti saja orang tersebut dan jangan sampai kehilangan." Balas perempuan tersebut, rambutnya benar-benar berantakan tetapi suara sangatlah halus. Jari-jari perempuan itu tak henti-hentinya menari di atas keyboard kesayangannya, entah apa yang dicarinya sedari tadi.

"Sudah dapat." Teriak perempuan itu yang membuatnya menghentikan kegiatannya untuk sesaat.

"Aku akan mengirimkannya melalui ponselmu, pastikan dia tidak menuju ke sana." Jelas perempuan tersebut.

"Oke... sepertinya orang tersebut baru saja keluar dari tempat yang kau berikan tadi." Kata seorang lelaki yang diajaknya berbicara sedari tadi.

"Baru saja aku berpapasan dengannya, aku menaruh pelacak di kantongnya." Lanjut pria tersebut, setelah itu dia berlari dengan sangat tergesah-gesah ke tempat yang telah diberitahunya tadi.

"Woah... tempatnya benar-benar luas, sepertinya akan susah untuk menemukan bomnya. Hotel bintang lima yang memiliki sepuluh lantai dengan luas 15x15 m setiap lantai,..." Kata pria tersebut.

"Tidak bakal sesusah itu kok, jika berada di lantai sepuluh dan tujuannya untuk menghancurkan tempat tersebut, sudah jelaskan di mana dia akan menyimpannya. Sepertinya dia juga bukan orang yang berpengalaman." Jelas perempuan tersebut, terdengar seperti dia sedang sikat gigi.

"Firasatku juga mengatakan begitu,.." ucap pria tersebut kemudian memasuki hotel tersebut.

"Cepatlah selesaikan, terus tangkap orang yang tadi 30 menit lagi bel masuk berbunyi." Jelas perempuan tersebut, kali ini dia terdengar sedang mengunyah makanan.

"Ah... dapat, baru saja aku masuk di kamar kecil sudah ketemu aja. Hmm... bomnya sudah jinak, kamu duluan aja ke sekolah nanti aku susul." Kata pria tersebut

"Tanpa kau beritahu pun aku sudah dalam perjalanan ke sekolah, cepat tangkap orang itu kemudian langsung ke sekolah. 20 menit lagi pintu di tutup tuh." Kata perempuan tersebut, dia telah sampai di sekolah.

"Berisik amat sih, ini lagi nangkap nih. Loh, udah terputus aja koneksinya, dasar tante itu.." kata pria tersebut sambil menyumpahi orang yang baru saja dia ajak berbicara, dia berhasil menangkap pria yang menanam bom tadi di kediamannya. Setelah itu dia melepas semua perlengkapannya, melepas jaket hitamnya dan langsung berlari ke sekolah. Waktu tersisa semenit lagi, untunglah gerbang sekolah belum tertutup.

"Seperti biasanya, selalu saja begini Adit. Cepat ke kelas..." Teriak seorang guru yang sedang berjaga di gerbang. Kemudian anak yang diteriakinya hanya tersenyum sambil memberikan salam, setelah itu dia berlari menuju kelas.

Adit adalah seorang siswa SMA tahun pertama, dia orangnya sangat periang tak heran kalau dia memiliki banyak teman. Kebetulan Adit berada di kelas yang sama dengan Inna, dia adalah perempuan yang berbicara dengan Adit. Inna merupakan idola bagi para lelaki tahun pertama di SMA Pribadi, walaupun tadi dia benar-benar cerewet, tetapi dia memiliki kesan berbeda dihadapan orang lain. Cantik, pintar, baik hati, juga pendiam seperti itulah kesan yang ditinggalkannya pada publik.

"Oii.... Aku hampir terlambat gara-gara tante ini. Kenapa kamu bangunnya terlambat sekali sih, jadinya telat juga tugasnya selesai." Teriak Adit di hadapan Inna.

"Tante-tante?" kata Inna dengan emosi yang menggumpal ditunjukkan dengan kerutan di dahinya, kedua orang tersebut saling bertatapan dengan penuh emosi. Tetapi kedua orang tersebut mereda setelah guru tiba di kelas.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang