Mythgarr Chromehands menjalankan tugas pertamanya sebagai prajurit bayaran dengan mencari tikus-tikus di ruang bawah tanah warung Dwarf Girang.
"Ingat Mythgarr, tugasmu adalah membasmi semua hama yang kamu temui di bawah sana. Dan ingat, tidak ada ruang bawah tanah lain di sekitar sini." Pemilik warung mewanti-wanti sebelum Mythgarr memasuki ruang bawah tanah.
Tidak mudah mencari makhluk-makhluk berukuran kecil, berbulu gelap, dan bergerak cepat. Sangat tidak mudah mencari mereka dengan pencahayaan minimal. Dengan gerakan mengendap-endap, Mythgarr harus mempergunakan semua indra nya untuk mencari mereka, terutama indra pendengaran dan indra penciuman. Tikus-tikus akan berlarian apabila mendengar langkah seseorang, dan Mythgarr harus bergerak cepat menangkap tikus-tikus itu apabila ingin menangkap mereka. TIkus juga mempunyai bau, tapi di ruangan pengap dan berbau lembab ini, akan sangat susah mencium bau mereka.
Tapi ruangan bawah tanah ini terasa sepi. Lembab dan sepi. Mythgarr merasa Prana nya berkurang banyak akibat bertarung terus.
"Tidak apa-apa, hanya sedikit prana untuk mengecek keberadaan makhluk hidup." pikirnya.
Dia pun memegang tembok yang lembab, mengerahkan prananya ke segenap penjuru ruangan untuk mencari tanda-tanda kehidupan binatang. Dia menutup mata, berkonsentrasi. Prananya mulai menjalar ke segenap penjuru tembok.
Sejurus kemudian matanya terbelalak. Di balik tembok ruang bawah tanah, dia merasakan adanya sekumpulan orang. "Itu...kenapa sepertinya ada orang-orang di balik tembok itu?".
Dengan tetap menutup matanya, dengan tangan yang tetap menyentuh tembok, Mythgarr pun berjalan perlahan-lahan ke arah tembok dimana keberadaan orang-orang terasa di baliknya. Tiba-tiba dia berkelebat, menangkap tikus yang tiba-tiba muncul dari sebuah lubang di dinding itu. Dia pun langsung mengerahkan teriakannya ke arah sang tikus, membunuhnya seketika. Di balik tembok tiba-tiba terdengar kegaduhan. Mythgarr pun menahan nafas, dan samar-samar dia mendengar suara langkah seseorang mendekat.
Seseorang itu samar-samar terdengar berteriak-teriak, kemudian menggedor-gedor tembok. Mythgarr dapat merasakan kekuatan gedorannnya.
"Basmi semua hama yang kamu temui di bawah sana," Mythgarr mengulang perkataan pemilik warung di kepalanya, "dan tikus-tikus ini muncul dari lubang itu...dan ada orang di belakang tembok ini...lubang tikus...lebih banyak tikus di belakang tembok."
Dan Mythgarr pun menendang lubang tikus itu, membuatnya semakin besar, dengan harapan tikus-tikus akan berhamburan keluar. Sejurus kemudian, tembok pun jebol, lubang besar menganga, dan Dwarf dengan otot-otot yang besar muncul dari lubang itu.
Dan Mythgarr pun tercenung sembari melihat lubang yang dia tendang tadi. Hasil tendangannya jauh lebih kecil dari lubang yang dibuat dwarf ini."Siapa kau?" Dwarf tadi memandang Mythgarr dengan tatapan tajam. Dia lalu memandang sekeliling ruangan, lalu menghentakkan satu telapak tangannya mengarah ke satu-satunya obor penerang ruangan. Angin kencang yang berhembus dari tangannya mematikan obor itu.
Seketika ruangan pun menjadi gelap. Tersisa hanya cahaya dari sebagian lumut-lumut di sekeliling tembok, dan cahaya temaram dari lubang, yang tidak cukup bagi Mythgarr untuk melihat dengan jelas.
"Mati kau!" Dwarf tersebut pun menghentakkan kakinya dan melabrak Mythgarr. Mythgarr pun secepat kilat menyingkir dari terjangan Dwarf itu. Dwarf itu pun berbelok tajam ke arah Mythgarr, dan Mythgarr menyingkir kembali, tetapi dia menabrak dinding yang berlubang tadi. Lubang tadi pun membesar. Dwarf tadi terus merangsek Mythgarr, dan Mythgarr tidak punya pilihan selain menyingkir dengan melewati lubang tersebut.
Dan mendaratlah Mythgarr di ruangan tersebut, yang ternyata lebih luas dari ruang bawah tanah warung Dwarf Girang .
"Selamat datang, bangsat!" Terdengar suara serak seseorang seiring lontaran mantra bola api yang mengarah ke Mythgarr. Mythgarr tidak punya waktu menghindar, dia hanya melindungi tubuhnya dengan bertameng tangannya. Bola api itu pun meledak keras. Mythgarr pun terdorong, dan tidak sempat menghindar ketika sang dwarf menerjang dia kembali. Tak ayal lagi, Mythgarr pun tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Keberanian
FantasyIni adalah kisah tentang keberanian: tentang seorang anak muda dari kaki gunung yang memberanikan diri menuju kota besar dan terseret ke dalam arus nasib yang mengharuskannya berjuang untuk hidup. Juga tentang seorang tabib muda yang harus terus-men...