Part 1

1.2K 63 35
                                    

The Labelling Person (2)

***

Cowok itu mengecek sekali lagi penampilannya di depan cermin. Semua persiapannya sudah siap hingga sore nanti.

Buku-buku yang ia bawa juga sudah lengkap. Karena seperti biasa, ketika pagi hari ia akan berangkat ke sekolah lalu sampai pulang sekolah, langsung dilanjutkan dengan bimbel sampai hampir malam hari.

Cowok itu, namanya Sendy dan ia akrab dipanggil Sen. Setiap hari, ia melaksanakan apa yang disuruh oleh Papanya, Sendy memang anak yang penurut. Bimbel yang ia ikuti selama ini adalah tuntutan Papanya, bukan kemauannya sendiri.

Di sekolahnya, SMA Valencia, Sen mempunyai lima orang sahabat. Oh, dan jangan lupakan satu calon pacarnya, Billa.

Sekarang, Sendy sedang sarapan dengan bersama Papanya. Hanya berdua. Rumah mereka memang sepi. Hanya ada Papa dan Sendy.

"Pagi Sen, gimana sama sekolah kamu?" Papa Sendy melahap sedikit demi sedikit roti tersebut.

"Baik," jawab Sendy singkat lalu mengoleskan selai coklat dan langsung dilahapnya.

Papa Sendy menganggukkan kepalanya, "Jangan lupa sehabis pulang sekolah kamu ada bimbel."

"Iya."

"Bareng Papa aja berangkatnya," ucap Papa Sendy, Sendy pun mengikuti papanya masuk ke dalam mobil.

Selama di perjalanan hanya terdengar deru mobil, tanpa adanya candaan ataupun musik yang mengalun merdu. Mobil berhenti tepat di gerbang SMA Valencia, salah satu SMA favorit dengan prestasi yang sangat gemilang.

Sesampainya di sekolah, Sendy salam kepada papanya, "Sekolah dulu."

Sendy kemudian turun dari mobil Papanya. Ia menyusuri koridor sekolahnya, hingga akhirnya ia bertemu dengan kelima sahabatnya. Sendy langsung ikut nimbrung diantara mereka berlima. Ternyata mereka sedang menggosipi tentang Tiwi dan Yezkiel. Saking asyiknya mengobrol, mereka berlima sampai lupa kalau Sendy sudah datang.

"Eh, Sen udah dateng ternyata," kata Dewa. Sendy hanya senyam-senyum.

Tak lama, mereka berlima saling bertatapan, dan setelah itu Ghani langsung memberi aba-aba. "Go!"

Detik berikutnya, Akbar langsung menarik dasi Sendy untuk dikencangkan, Rama langsung mengambil alih merapikan rambut Sendy, Yezkiel membetulkan ikat pinggangnya, sedangkan Dewa dan Ghani merapikan seragam Sendy. Setelah itu, Ghani memutar badan Sendy lalu berkata, "Ada Billa, buruan samperin sana!"

Sendy menganga. Astaga... Jadi maksud teman-temannya melakukan ini karena ada Billa?

Karena Sendy tak kunjung beranjak dari tempat ia berdiri, Dewa langsung mendorong Sendy, "Buruan, bego! Udah makin deket tuh si Billa!"

Sendy akhirnya pasrah dan langsung menghampiri Billa, "Hai, Bil. Pagi," ucap Sendy kaku.

"Hai juga, Sen!" jawab Billa dengan senyum cerianya, "Sen rapi banget ya, hari ini."

Sendy hanya tersenyum.

"Sen, ntar sore temenin Billa cari buku, yuk?" ajak Billa, matanya berbinar-binar.

Sendy memasang raut wajah bersalahnya, "Yah, Bil, maaf, Sen sore ini ada bimbel."

"Kalau besok sore?"

"Ada bimbel juga."

"Terus kapan, dong?"

"Cuma bisa hari Sabtu–eh, Sabtu juga nggak bisa, jadi cuma bisa hari Minggu. Tapi biasanya Minggu ngumpul sama temen-temen, tapi nggak pa-pa deh, hari Minggu ya?"

TLP (2) - UnbrokenWhere stories live. Discover now