one

4.7K 245 13
                                    

Hari ini adalah hari pertama Jihoon menyambut tahun ajaran baru. Saat ini, Jihoon sudah melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Setingkat dengan SMA. Tapi sayangnya Namja berambut oranye ini masih bergelung dengan selimutnya. Masih asyik menjelajahi alam mimpi. Sampai suara jam wecker membangunkan nya. Dengan malas Jihoon pun meraih weckernya yang dengan tidak sopan telah membuatnya terbangun dan mematikannya. Dilihat jamnya yang sekarang menujukan pukul 05.50 pagi. Jihoon merutuki siapa yang telah memasang alarm pagi buta begini. Bahkan matahari pun belum menampakkan dirinya. Padahal kemarin Jihoon memasang alarm jam 06.45. Ia yakin Eomma nya masuk kedalam kamar saat Jihoon tengah terlelap dan mengubah alarm. Ia lupa mengunci pintu kamar saat mau tidur kemarin malam.

Jihoon bangun dan duduk sebentar sambil mengumpulkan nyawanya.
Setelah dirasa cukup, barulah ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya. Mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. Selesainya Jihoon malah menggigil. Dasar bodoh, padahal tahu air Korea pada musim gugur begini seperti apa. Dingin sekali kan?

Setelah mengenakan baju seragam yang lengannya ia gulung sedikit, Jihoon keluar kamar menuju ruang makan. Setibanya disana, ia melihat Appa dan Eomma nya sedang sarapan.

"Pagi Appa, Eomma!" Sapa Jihoon sambil mencium pipi kedua orang tuanya dan duduk dihadapan mereka.

"Pagi sayang" Jawab Eommanya lalu menyodorkan sepiring sarapan untuk honey nya yang manis itu.

"Eomma, tadi malam Eomma mengubah wecker ku jadi jam 05.50 ya?" Tanya Jihoon menatap ibunya yang bernama Jeunghan itu.

"Hm?? Aniya.. Appa yang mengubahnya. Dia bilang agar kau tidak terlambat di hari pertamamu" Jawab Jeunghan melirik suaminya, Seungcheol.

Jihoon mempoutkan pipi gembulnya yang terlihat sangat lucu sembari berkata." Appa ini..."

"Mian Jihoonie. Aku takut kau akan susah dibangunkan walau alarm dan kami berdua sudah mencoba membangunkan mu. Tapi ternyata kau langsung bangun" jelas Seungcheol panjang lebar. Memang sih, Jihoon akui bahwa dirinya sulit sekali dibangunkan. Walau alarm sudah berbunyi berkali-kali, tapi tetap saja ia masih terlelap.

Jihoon mengangguk lalu memakan sarapannya sampai habis lalu pamit kepada orang tuanya untuk berangkat ke sekolah.

"Hati-hati sayang!" Teriak Seungcheol dan Jeunghan dari kejauhan. Jihoon yang mendengarnya hanya tersenyum lalu kembali berjalan.
.
.
.
Jihoon sampai di sekolah barunya dengan berjalan kaki sekitar 10 menit. Ia melihat sekitarnya. Masih sangat sepi. Hanya ada dia seorang. Sekarang masih jam 7 pagi, sedangkan sekolah masuk kurang lebih jam 8. Jelas saja masih sepi. Jihoon mendengus dan berjalan mencari tempat duduk dibawah pohon. Dia mengeluarkan handphone dan earphonenya. Ia menancapkan earphone dan mulai memilih lagu. Lagu yang diputar bertempo lambat dan menenangkan hati. Membuat Jihoon terlelap.

Tak lama setelah Jihoon tertidur, datanglah seorang Namja dengan warna rambut coklat tua yang berseragam sama dengannya. Ia melihat Jihoon tidur dengan earphone terpasang ditelinganya. Namja itu mendekati Jihoon lalu melepas earphonenya yang terus menyalurkan lagu-lagu indah. Ia memandang wajah Jihoon yang tengah terlelap.

'Manis sekali' pikirnya sambil tersenyum.

Namja itu duduk disebelah Jihoon sambil mengguncang bahunya pelan, berusaha agar Jihoon terbangun. Tapi sia-sia saja usahanya karena Jihoon tetap saja tertidur dengan santainya.

"Hei, bangun lah.."ucapnya sambil tetap mengguncang bahu Jihoon. Tapi kali ini lebih cepat. Tapi malah di balas erangan lemah Namja bersurai oranye ini.

'Bocah kecil satu ini susah sekali dibangunkan. Apa yang harus kulakukan. Ah...ngapain juga aku ganggu tidur orang. Tapi...'batin Namja berambut coklat ini. Akalnya menarik dirinya ke wastafel. Memutar kran. Lalu menampung air yang keluar dengan kedua tangannya. Ia pun berjalan mendekati Jihoon dan...

Syuur..

Menyiram Jihoon tepat di wajahnya. Tapi akhirnya ia terbangun juga. Lalu dengan bersungut-sungut ia bangkit dan menatap manik mata orang yang telah menyiramnya.

"Ya! Maksudmu apa menyiramku, hah?!" Gerutu Jihoon mengepalkan kedua tangannya.

"Ah, mian. Aku tak ada maksud apa-apa kok" jawabnya santai.

"Huuuf.... bersyukurlah hari ini aku tak punya mood untuk memukuli orang" kata Jihoon menghela nafas sambil membersihkan wajahnya yang terkena air siraman tadi.

"Yah baiklah. Terima kasih. O iya, namamu siapa?" Tanya Namja misterius ini dengan senyumnya. Bagi Jihoon senyum itu menyebalkan.

"Aku Lee Jihoon. Tambahan, aku kelas 7-H" Jawab Jihoon yang melihat lawan bicaranya dengan ujung mata.

"Aku Kwon Soonyoung. Aku juga kelas 7-H.Kamu ini seperti anak SMP yang nyasar ya?" Kata Namja yang ternyata bernama Soonyoung. Kalimat dan ekspresinya terkesan mengejek.

"Hei ayolah. Kau ini buta ya? Sudah jelas seragamku sama denganmu. Aku ini anak SMA tahu!!" Kata Jihoon setengah berteriak. Ia kesal dibilang anak SMP pada anak yang baru kenal dengannya.

"Hahahahah... baiklah aku minta maaf" tawa Soonyoung sambil mengulurkan tangannya.

"Ayo, kita ke kelas" lanjutnya.

Jihoon memutar bola matanya dan menerima tangan Soonyoung yang tanpa segan-segan menarik tangan mungil Jihoon.

Soonyoung dan Jihoon berjalan menuju tangga sekolah. Jihoon dengan kaki pendeknya sulit menyamai langkah Soonyoung yang lebar.

"Hei, tunggu dulu"kata Jihoon menarik tangan Soongyoung." Aku tak bisa menyamai langkahmu tau. Jangan terlalu lebar melangkahnya"kata Jihoon. Soonyoung berhenti lalu menoleh kearah Jihoon dengan menahan tawanya.

"Hmmphh...BWAHAHAHAH..! Kau memang pendek ya! Jauh sekali tinggimu denganku!" Tawa Soonyoung meledak. Ia tak bisa menahan lagi karena mendengar penuturan Jihoon. Lalu dengan marahnya Jihoon menggigit jari Soonyoung yang masih menggenggam lengannya.

"Aduduh! Kenapa sih, kok tanganku digigit??!" Seru Soonyoung sambil melepaskan gigitan Namja mungil ini.

Jihoon makin mengeratkan gigitannya di jari telunjuk Soonyoung yang malang itu, membuatnya mengeluarkan darah.

"Yak! Ini sakit tahu!!" Ringis Soonyoung yang sudah berhasil menyelamatkan jari mulusnya dari gigitan maut iblis kecil ini.

"Salahmu sendiri yang sudah mengataiku"kata Jihoon dengan senyum kemenangan.

"Kau harus tanggung jawab, tuan Lee Jihoon yang mungil"ucap Soonyoung yang langsung di hadiahi tatapan tajam iblis kecil disampingnya.

Jihoon menghela nafas berat lalu menarik Soonyoung ke arah ruang UKS. Jihoon membersihkan darah yang mengalir dari jari Soonyoung dan menempelkan plester disana.

"Sudah selesai. Mian ne, Soonyoungie"kata Jihoon yang duduk disampingnya. Soonyoung menoleh menatap wajah Jihoon dengan senyum tipis.

"Aku kesal padamu. Aku tahu tinggiku tidak senormal Namja kebanyakan. Tapi tak seharusnya orang-orang meledekku"ucap Jihoon sambil mem-poutkan pipinya yang terlihat menggemaskan dimata seorang Soonyoung.

Soonyoung POV
Melihat wajah lucu Jihoon, aku dengan gemas mencubit pelan kedua pipi Jihoon yang memerah.

"Yaa...aku juga minta maaf Jihoonie"kataku sambil melepaskan cubitan dari pipi Jihoon yang sudah sangat merah dengan senyuman terbaikku.

Oh tuhan...sungguh wajahnya terlihat begitu menggemaskan dan...

DEG!

A..apa ini.. kenapa aku jadi berdebar begini??

"I..iya. Ayo ke kita kelas" katanya sambil beranjak dari duduknya dan berjalan mendahuluiku. Sepertinya ia gugup sampai terbata begitu. A..aku juga, kenapa jadi begini?

-------------------------

Hallo..! Saya author fict gaje ini. Ga tau lagi kesambet apaan tiba-tiba tangan gatel pengen ngetik cerita SoonHoon. Waktu pertama kali baca wattpad, saya pengen bikin cerita cinta Seungcheol sama OC yang saya buat. Tapi ceritanya malah berantakan dan akhirnya dihapus. Tapi pas baca cerita lain saat ada SoonHoon nya, jadi kepengen bikin fic SoonHoon. Jadi beginilah hasilnya #kenapamalahcurhat?

Gomawo yang udah mau baca, comment, dan like. Annyeong~

SoonHoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang