five

1.3K 127 3
                                    

Sinar mentari pagi menerobos dibalik tirai sebuah kamar seorang namja. Ia masih tergeletak tak berdaya diranjangnya. Dialah Kwon Soonyoung. Tak lama kemudian terdengar suara dari alarm handphonenya yang sukses membuat dia terkejut dan terjungkal dari ranjangnya. Ia meringis kesakitan lalu mencoba mematikan alarm yang sudah mengganggu tidurnya. Sebenarnya bukan salah alarmnya, salah Soonyoung yang sudah dibangunkan alarm berkali-kali, tapi tetap saja dia tak bangun.

"Jam 6 .... HAH?! JAM 6??!" Soonyoung melempar selimut yang tadi masih ia pegang ke lantai. Dengan terburu-buru namja bermata sipit ini berlari menuju kamar mandi yang terletak diluar kamar.
.
.
Acara mandi bebeknya telah usai. Ia melupakan sarapan dan langsung memakai sepatunya untuk segera pergi kesekolah.
.
.
Soonyoung berlari menuju gerbang sekolah. Ia khawatir Akan terlambat, walau jarak dari apartement kesekolah itu dekat. Jam sudah menunjukkan pukul 06.20. 10 menit lagi bel masuk berbunyi. Soonyoung memperlambat langkahnya karena sudah hampir mencapai pintu gerbang.

"Aah...akhirnya-hah-sampai juga.."katanya dengan napas tersenggal-senggal. Mata sipitnya menangkap bayangan seseorang yang dikenalnya. Pendek dan bersurai oranye.... Itu pasti Jihoon! Soonyoung kembali berlari menemui Jihoon yang tidak terlalu jauh didepannya.

"Hei, Lee Jihoon!"

Yang dipanggil menoleh kebelakang dan mendapati Soonyoung sedang berlari kearahnya. Tapi...wajahnya sedikit pucat.

"Pagi Hoonie" sapa Soonyoung ramah lalu merangkul pundak Jihoon yang lebih pendek darinya itu.

"Pagi" jawab Jihoon singkat. "Wajahmu pucat, kau tidak sarapan ya?" lanjutnya dengan bertanya.

"Err... Iya, tadi aku terlambat bangun" kata Soonyoung. Ia baru sadar kalau belum sarapan.

"Pabbo. Nih, makan saja rotiku. Aku bawa 2" Jihoon mengeluarkan sebungkus roti pada Soonyoung lalu tersenyum. Manis sekali.

"Aah... Aku tak apa-apa kok. Buatmu saja" tolak Soonyoung karena merasa tidak enak pada temannya itu.

"Makan atau kupukul" ancam Jihoon dengan tangan terkepal di depan wajah Soonyoung. Senyumnya seketika hilang digantikan dengan ekspresi horror nya

"I... Iya.. Tapi singkirkan dulu tanganmu.." ujar Soonyong ketakutan. Sungguh Jihoon yang marah sangat menyeramkan dimata siapa pun.

Jihoon menurunkan tangannya lalu menatap Soonyoung. Beberapa detik mereka saling bertatapan hingga akhirnya Jihoon berkata.

"Tunggu apalagi, ayo makan" perintahnya. Wajah imutnunya kini makin horror.

"Di tengah lapangan begini? Nanti saja dikelas. Aku kalau makan cepat kok"

"Ya sudah. Ayo naik" Jihoon menarik pinggang Soonyoung, memaksanya untuk berjalan.

Jihoon berjalan beriringan dengan Soonyoung. Mereka membicarakan berbagai hal. Kadang terselip tawa kecil dari keduanya. Sampai tak sadar bahwa kaki telah membawa mereka menuju kelas yang kini sudah ramai.

"Makan rotinya. Sampai terjadi sesuatu, aku tak akan peduli" kata Jihoon yang sudah duduk dikursinya lalu diikuti oleh Soonyoung.

"Ne, gomawo" Soonyoung membuka bungkus roti yang diberikan Jihoon lalu memakannya dengan lahap. Jihoon yang melihat hanya terkekeh pelan.

Soonyoung sadar atas kekehan Jihoon yang sebenarnya mengganggu. Tapi ia tak mempedulikannya dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, Soonyoung kembali bertenaga. Ya, karena tadi habis berlari menuju sekolah, sisa tenaganya habis. Ia melirik Jihoon disebelahnya. Jihoon sedang asik dengan handphonenya. Tadinya Soonyoung ingin merecoki Jihoon, tapi terlambat. Guru bahasa Inggris susah masuk ke kelas. Memang, bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Good morning student!" sapa guru bahasa inggris kelas 10.

"Good morning teacher!" sahut seluruh murid dengan lantang.

"Hari ini kita akan belajar....." dan ssaem pun mulai menjelaskan materi pelajaran hari ini. Setelah selesai penjelasan dan semua murid telah paham, maka tiba saatnya mengerjakan soal.

Soonyoung yang sangat lemah dalam pelajaran bahasa Inggris mulai gelisah karena soal yang diberikan cukup sulit baginya. Ia ragu apa harus bertanya pada ssaem atau Jihoon. Mengingat Jihoon lah yang terdekat dengannya, maka Soonyoung memutuskan untuk bertanya padanya.

"Sst.. Jihoonie.." bisik Soonyoung. tapi masih bisa terdengar oleh Jihoon. Ia menoleh lalu menatap mata Soonyoung. Seolah ia bertanya 'ada apa?'.

"Aku tak paham soal nomor 3 dan 7. Beri tahu aku" bisiknya lagi. Jihoon menggeser bukunya agar Soonyoung bisa melihat jawabannya. Entah mengapa Jihoon menjadi lebih mudah untuk ditanyai. Tidak seperti sewaktu zaman SMP. Pada 3 sahabatnya saja ia masih susah memberikan jawabannya.

Soonyoung menyalin jawaban Jihoon dengan cepat, takut jika ssaem melihat lalu menegurnya. Memang sebuah teguran bukan hal yang berat, tapi memalukan. Iya, memalukan jika teman-teman yang lain tahu.

"Gomawo Jihoonie" bisik Soonyoung setelah selesai menyalin jawaban dan dibalas sebuah senyuman dari Jihoon.

Soonyoung POV
Untung saja Jihoon baik hati mau memberikanku jawabannya. Bisa bahaya kalau aku sampai tak tahu jawaban dari soal bahasa Inggris ini. Tapi.... Jika mengingat kejadian 2 hari ini, kadang aku suka berdebar. Entahlah karena apa, tapi mungkin karena si kerdil ini. Iya, dia sudah membuatku jatuh cinta dalam waktu tak sampai 24 jam. Sungguh menakjubkan.

Aku menatap Jihoon yang masih fokus dengan bukunya. Walau sudah selesai mengerjakan soal yang diberika ssaem, ia mengecek kembali jawabannya.

Jihoon POV
Aku membaca ulang kembali jawabanku. Takut ada yang salah. Walau cuma 1 yang salah kan sayang. Tapi sepertinya tak ada yang salah, jadi aku menutup buku tulisku. Tapi kenapa aku merasa diawasi? Apa cuma perasaan saja? Entahlah, lebih baik aku tidur saja dulu sambil menunggu yang lain selesai. Saat aku ingin memejamkan mata, aku menangkap sosok Soonyoung sedang menatapku dengan senyuman aneh.

"Hey, kenapa menatapku begitu??" bisikku. Tapi Soonyoung tidak menjawabnya. Dia melamun ya? Aku melambaikan tangan didepan wajahnya. Berharap ia tersadar dari lamunannya.

"Kau baik-baik saja?"

"Ah...eh.. Y-ya aku baik. Mian" jawabnya tergagap. Dia memikirkan siapa sih sampai melamun begitu? Pabbo.

Author POV
"Ya, kumpulkan buku kalian kedepan!" seru ssaem tepat setelah Soonyoung sadar akan lamunannya.

1 per 1 murid maju bergantian untuk mengumpulkan buku. Setelah itu ssaem Mengucapkan salam dan berlalu meninggalkan ruang kelas. Seketika kelas yang tadinya sepi mendadak ribut. Persis seperti dipasar. Ada yang membicarakan tentang pelajaran, orang yang disuka, atau sekedar berkenalan dengan teman baru. Termasuknya Jihoon dan Soonyoung. Mereka mencari teman baru yang menurutnya asik dan ceria. Dan Lee Chan adalah salah satu orang yang masuk dalam kriteria. Lalu Lee Seokmin, Boo Seungkwan, dan Hansol Vernon Chwe.

Berselang 15 menit mereka sudah mulai akrab 1 sama lain. Sekarang ini Chan tengah bercerita tentang masa SD nya. Dia bilang bahwa sahabatnya telah lupa padanya. Yang lain hanya mengangguk prihatin mendengarnya. Lalu Jihoon bercerita tentang kemarin saat ia pergi bersama Soonyoung ke taman kota. Ia bilang Soonyoung seperti anak TK yang baru pertama kali pergi ke taman. Mendengarnya Soonyoung hanya memasang wajah kesal yang berhasil membuat kelima temannya tertawa.

"Permisi," suara seseorang diambang pintu sukses menarik perhatian semua siswa dan siswi di kelas ini. Ia melangkahkan kaki dan berdiri di depan kelas.

"Aku ingin memberi tahu bahwa guru yang akan mengajar sedang ada rapat, jadi kalian belajar sendiri. Sekian terima kasih" katanya sambil membungkuk 90 derajat lalu pergi meninggalkan kelas. Semua murid langsung bersorak gembira saat mengetahui sekarang adalah jam kosong. Lalu mereka kembali pada kegiatan mengobrol dengan teman baru.
.
.
.

Allo! Aku kembali lagi. Sesuai janji, aku up 3 hari sekali. Untuk saat ini sih masih bisa, kedepannya ga tau. Maaf kalo kali ini endingnya agak aneh. habis bikin pr yang menump. Maaf juga kali dari chap. 1 - skrg ada banyak typo. Aku juga ga tau kenapa itu bisa terjadi😢.

Ok, seperti biasa, buat yang udah read and vomment aku ucapkan Gomawoo~~

Annyeong~😊

SoonHoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang