seven

1.3K 132 6
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya, membuat seluruh murid di SMA ini berhamburan keluar sekolah. Dan sesuai dengan janji Soonyoung, dia akan pergi menemani Jihoon ke toko buku. Katanya Jihoon ingin membeli komik baru. Kadang Soonyoung heran pada sobatnya yang satu ini. Hobi baca komik tapi tetap pintar.

"Eyy, Jihoon-ah, kau tidak pulang dengan kami?" Tanya Seokmin. Jihoon membalas dengan gelengan kemudian berkata.

"Duluan saja, aku mau ke toko buku dengan Soonyoung" Jawab Jihoon sambil menunjuk Soonyoung yang sedang sibuk membereskan bukunya.

"Kalau begitu aku ikut-" Soonyoung menatap tajam Chan yang sepertinya tadi ingin bilang ikut ke toko buku. Sadar akan tatapan Soonyoung yang seakan mengisyaratkan 'jangan ganggu aku dengan Jihoon!', akhirnya Chan meralat kalimatnya. "A.. Ah maksudku aku pulang dulu. Annyeong" katanya lalu pergi dengan Seokmin dan Jisoo. Tambahan, Hansol pulang dengan Seungkwan karena rumah mereka berdekatan.

Jihoon POV
Aku menatap kepergian teman-temanku dengan bingung. Aku heran akan sikap Chan itu. Ah, sudahlah lebih baik aku segera pergi dengan Soonyoung, sebelum hari menjadi lebih sore.

"Soonyoungie, ayo" kataku dan dibalas anggukkan oleh Soonyoung.
.
.
Kami sudah sampai toko buku yang kumaksud. Aku dan Soonyoung berpisah, ia mencari dibagian novel sedangkan aku komik. Deretan buku komik lokal telah menjadi destinasiku sejak lama. Aku mencari keluaran terbaru dari komik favoritku.

"Ini dia" Aku mengambil komik itu lalu berjalan mencari Soonyoung yang entah dimana. Tiba-tiba mataku menangkap sosok yang tidak lain dan tidak bukan adalah Soonyoung. Tapi... Ia sedang berbicara dengan seorang yeoja manis. Mereka terlihat sangat senang...

DEG!

Apa ini?? Aku merasakan hatiku sakit. Apa yang salah denganku?? Kenapa aku malah cemburu melihat mereka???

Tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Entah mengapa aku jadi seperti ini. Masa bodoh, lebih baik aku segera keluar dari sini.

Author POV
Jihoon pergi menuju kasir yang ada di pojok dekat pintu masuk. Ia membayar dengan uang pas lalu berlari meninggalkan toko buku. Air matanya terus mengalir. Menandakan bahwa ia tengah bersedih.

Jihoon berhenti sejenak lalu mengeluarkan handphone dari tasnya. Dia mengirimkan pesan kepada seseorang. Sudah pastilah itu Soonyoung. Pesannya berisi kalimat:

'Maaf Soonyoungie, aku pulang duluan. Eomma mencariku. Terima kasih, sudah menemaniku. Annyeong'

Jihoon berbohong pada Soonyoung. Ia tak mau beralasan pulang karena cemburu. Bisa jatuh harga dirinya. Lagi pula Jihoon tak punya hubungan istimewa dengan Soonyoung. Lalu Jihoon kembali meneruskan langkahnya menuju rumah yang hanya tinggal beberapa puluh meter lagi.

Sementara itu Soonyoung...
"Cih, dimana Jihoonie sih?!" Soonyoung berdecih sambil tetap menyusuri toko buku mencari Jihoon.

Drrt... Drrt

Handphone Soonyoung bergetar. Sepertinya seseorang telah mengiriminya pesan. Ia langsung mengambil handphone yang ada di saku celananya. Soonyoung membaca pesan dari Jihoon. Ia makin kesal pada si mungil karena telah meninggalkannya.

"Jihoonie... Apa salahkuu???" raung Soonyoung. Kakinya dihentakkan ke totoar tempatnya berjalan.

Lalu dengan perasaan yang campur aduk, Soonyoung kembali ke apartementnya.
.
.
.
Soonyoung telah sampai di apartementnya. Walau hari ini tak banyak kegiatan, ia merasa lelah. Yahh... Mungkin karena Jihoon. Ya, dia ditinggal pergi setelah berbicara dengan seorang yeoja.

Soonyoung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Kini ia berpikir, apa Jihoon itu bohong atau jujur padanya. Dan... Jika ia bohong, kesalahan apa yang Soonyoung lakukan sampai sahabatnya ini berbohong?

Soonyoung POV
Aku berbuat apa pada si kecil itu?? Aku salah apa, hingga dia bisa-bisanya berbohong padaku?? Apa karena aku berbicara dengan yeoja tadi??? Oh ayolah, dia cuma teman lamaku, kenapa musti marah?

Karena banyaknya pertanyaan yang bermunculan diotakku, aku memutuskan untuk menelpon Jihoon.

Tuuut.... Tuuut...

Nada sambung terdengar. Cukup lama aku menunggu agar teleponnya diangkat. Sampai suara seorang operator menyebalkan membuatku mematikan sambungan telepon. Kenapa tidak diangkat? Aku mendengus lalu menaruh handphoneku dimeja belajar. Aah... Susah sekali sih mau bicara dengannya kali ini. Menyebalkan.

Author POV
Soonyoung memejamkan matanya. Niatan awalnya sih tidur sebentar, tapi tak jadi. Karena mata sipitnya kembali terbuka. Ia bangun dari posisi tidurannya lalu berlari kekamar mandi. Dan, yang ingin tahu Soonyoung memikirkan apa adalah ia mau ke rumah Jihoon. Meminta penjelasan akan sikap yang menurut Soonyoung itu aneh.

Soonyoung keluar dari kamar mandi. Dia habis mandi karena ingin ke rumah Jihoon. Kan bisa malu kalau Soonyoung datang bertamu ke rumah orang, apalagi yang disukainya dengan tampang kucel begitu? Malu kan?

Soonyoung menyambar handphonenya yang di atas meja lalu berjalan cepat keluar kamar dan berjalan ke rumah Jihoon.
.
.
Soonyoung telah sampai di rumah Jihoon. Agak takut sebenarnya untuk berkunjung ke rumah Jihoon. Apalagi sepertinya dia sedang marah. Dengan tangan gemetar Soonyoung menekan bel. Tak lama keluarlah seorang yeoja paruh baya yang sudah pasti itu Jeonghan.

"Maaf, siapa ya?" tanya Jeonghan. Soonyoung baru ingat bahwa ia baru pertama kali bertemu dengan keluarga Jihoon.

"Ah, aku Kwon Soonyoung, teman sekelas Jihoon"

"Oh cari Jihoon ya? Dia sedang di kamar atas. Masuk saja" dan dibalas kalimat terima kasih dari Soonyoung.

Jeonghan masuk diikuti oleh Soonyoung yang mengekor dibelakangnya. Tak lupa pintu luar ditutup agar tidak orang lain masuk. Jeonghan menuntun Soonyoung kekamar Jihoon kemudian meninggalkan Soonyoung di depan pintu kamar.

Tok tok

"Jihoonie... Ini aku" panggil Soonyoung takut-takut. Tapi tak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Soonyoung kembali mengetuk pintu, kali ini lebih keras.

"Jihoonie, ayolah... Biarkan aku masuk" rengek Soonyoung sambil tetap menggedor pintu kamar Jihoon. Harapan Soonyoung terkabul setelah beberapa detik ia selesai berkata.

"Apa?" tanya Jihoon dingin. Ia terlihat tidak mood untuk berbicara dengan orang. Hawanya sangat suram. Gelap malah. Soonyoung langsung bergidik ngeri melihatnya.

"Eng... Anu.. Aku mau tanya"

"Apa?"

"Kenapa... Hari ini kau aneh sekali....?"

Hawa dari tubuh Jihoon semakin pekat. Ia menatap Soonyoung dengan penuh amarah. "PIKIR SENDIRI!!" pintu kembali di tutup dengan cara yang benar-benar tidak enak. Dibanting dihadapan Soonyoung sampai hidungnya itu menyentuh pintu.

"Ya! Ini sakit tahu!!" seru Soonyoung sambil memegangi hidungnya yang sedikit memerah.

"LEBIH SAKIT MANA, KAU ATAU AKU, KWON BODOH!!!" Bentak Jihoon dari dalam kamar, kemudian terdengar suara isakan darinya. Perasaan tidak enak Soonyoung ternyata benar. Jihoon marah padanya. Marah karena tadi ia berbicara dengan temannya.

"Hoonie, dia cuma teman SD ku. Tak lebih" jelas Soonyoung. Berharap Jihoon ingin kembali membuka pintu kamar lalu mendengar penjelasan Soonyoung.

Tak ada jawaban. Malah semakin terdengar suara tangis Jihoon. Untung saja Jeonghan tidak dengar karena sedang menyapu teras.

Soonyoung menyerah. Dia berjalan menuruni tangga lalu keluar dan berpamitan pada Jeonghan.
.
.
.
Hai hai, aku kembali dengan lanjutan dari fic SoonHoon~ Doain ya semoga ni cerita lancar aja. Kali ini aku ga mau ngomong banyak. Apalagi beralasan. Takut kalo reader bosen ama alesanku mulu.

Keo keo, terakhir aku mau bilang.... Makasih bgt yang udah luangin waktu buat baca dan voment. Annyeongg~

SoonHoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang