Seribu Bangau Kertas

456 11 5
                                    

   Cahaya mentari pagi seutuhnya menyinari wajah mungil sesosok gadis cantik sepuluh tahun yang sedang berbaring disitu. Ia tidur memejamkan matanya diatas rentetan papan kayu tua yang membentuk jembatan kecil di tepi danau. Danau Cranene. Kedua kakinya yang telanjang dibiarkan masuk kedalam dinginnya air danau yang putih bening.

   Kemudian sebuah tangan mungil meraih jari-jarinya. Gadis itu membuka matanya dan menoleh pelan ke samping kiri. Ia mendapati seorang anak laki-laki seumurannya ikut berbaring disebelahnya dan menatapnya sambil tersenyum.

   “Kau bermimpi lagi, She?” tanya anak laki-laki itu masih menatap.

   Gadis itu tersenyum lalu mengahadap ke langit yang cerah bersahabat lalu menganguk pelan. “Kali ini aku ada di antara bangau-bangau yang cantik itu, He.” Kemudian ia bangun untuk duduk lalu mengayunkan kedua kakinya. Ia mengibaskan pelan tangan kanannya di air.

   Anak laki-laki itu ikut bangun untuk bermain air dengan tangan kirinya juga. Kemuadian ia mendongak untuk melihat gadis yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Karena silau, ia menyipitkan matanya dan berkata, “lalu?”

   “Aku ikut berenang mengitari danau bersama bangau-bangau itu. Airnya terasa dingin sekali tapi aku merasa hangat berenang disamping mereka. He, mereka begitu cantik bukan?” Ia menunjuk sekumpulan bangau putih yang sedang asyik berenang di tengah danau dengan sebelah tangannya.

   “Aku tahu itu.” Kemudian ia memperhatikan bangau-bangau itu lalu bergumam, “mereka memang cantik, She. Sepertimu.”

   Gadis itu menoleh lalu tertawa kecil dan mengalihkan, “kau tahu aku ada disini?”

   “Tentu saja,” jawabnya lalu menambahkan, “Aku selalu tahu dimana tempat pelarianmu ketika kedua Tom and Jerry-mu itu sedang bertengkat.”

   Gadis itu menaikkan alisnya tak mengerti. “Ayah dan ibuku maksudmu?” Ia mendapat jawaban ‘ya’ ketika anak laki-laki itu mengangguk. Kemudian ia mencubit lengan temannya itu lalu berkata dengan keras, “Hei, kau mengatai orangtuaku Tom and Jerry? Dasar kau!”

   Ia tertawa lebar. “Hei, sakit! Ternyata kau mau kita perang air ya?” Kemudian laki-laki itu menyauk air danau lalu disiramkan kemuka temannya sambil berkata, “rasakan ini! Aku menyebutnya seperti itu karena mereka selalu bertengkar.”

   Gadis itu cepat-cepat membasuh mukanya dan menyiram kembali temannya dengan air danau. “Oh, tidak. Rasakan juga ini! Kita berperang air,” katanya lalu tertawa lebar. Mereka saling menyiram satu sama lain hingga nyaris basah kuyup.

   She.

   Sherina kepanjangannya. She adalah gadis sepuluh tahun yang hidup didalam lingkarang keluaga yang tidak harmonis. Setiap hari ada saja yang diributkan kedua orangtuanya. Selalu bertengkar. Mamanya pun juga tak jarang menangis. Mereka tak pernah malu kepada putrinya. She selalu menangis kalau sudah melihat mereka bertengkar. Bahkan ayahnya pernah tak pulang seminggu setelah perdebatan besar soal perceraian. Tapi kalau tidak karena She memohon dan mengancam tidak mau bersekolah, mereka pasti sudah berpisah. Mereka memang sudah pasti menyayangi putri satu-satunya itu–She. Tapi nyatanya mereka tak pernah sekalipun memberi perhatian lebih kepada She. She tidak pernah dapat waktu untuk bersama-sama orangtuanya. Mereka selalu sibuk dengan pekerjaan dari pagi hingga larut malam. Setiap hari She harus hidup mandiri. Ia harus bersekolah, memasak sendiri, menjaga rumah, membereskan rumah dan mengurusi segala kebutuhannya sendiri.

   She adalah gadis kecil yang cantik. Di usianya yang masih dini, ia bisa dibilang cukup dewasa. Baik pola pikirnya maupun kelakukannya. Ia suka sekali menolong orang lain dan berbuat kebaikan. Gadis ini memiliki rambut merah ikal sebahu yang dikepang dengan rambut poni yang pendek. Tubuhnya agak kurus karena terlalu banyak bekerja. Kulitnya putih dan terkadang pipinya memerah jika terkena panas matahari. Matanya bulat berwarna biru dongker. Hidung yang mancung. Sungguh cantik. Entah secantik apa menurut He sehingga membuat anak itu merasa senang setiap kali berada didekatnya.

Seribu Bangau KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang