Bagian 1

381 6 1
                                    

Cahaya matahari masuk melalui celah-celah tirai yang menutupi jendela kamarku. Aku membuka mata perlahan dan mengarahkan mataku ke jam dinding yang berada tepat disebrang tempat tidurku. Jam 6 kurang 15, aku menyibakkan selimutku dan berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi kemudian turun ke lantai 1 untuk sarapan.

"Pagi, mom." Sapaku pada mom yang sudah sibuk menata sarapan di meja makan dengan celemek masih melakat di tubuhnya, tapi bukan seperti aku yang tidak mandi, mom sudah cantik dengan make up natural, wangi serta rambut yang tersanggul rapi di belakang. Aku mengamatinya, entah jam berapa dia bangun.

"Pagi, sayang. Panggilkan sekalian ayahmu serta bangunkan El!" suruhnya.

Aku berjalan menuju kamar ayah ibuku yang berada di dekat ruang keluarga. "Dad, sarapan sudah siap." Panggilku setelah mengetuk pintu dan melongokan kepalaku ke dalam. Semenit kemudian Dad muncul dari kamar mandi.

"Iya, sebentar lagi Dad keluar."

"Oke." Jawabku kemudian menutup pintu dan kembali menaiki anak tangga menuju kamar adikku yang berada di sebalah kamarku.

"El!" aku mencoba membuka pintu tapi terkunci.

"El! Cepat bangun! Mom and Dad serta aku mau sarapan. Cepatlah!"

Dari dalam ruang aku mendengar dia berjalan menu ke arahku dan membuka pintu. Dia berjalan keluar hanya memakai boxer dan muka benar-benar bangun tidur.

"Cuci mukamu dan sikat gigi dulu lah!" Suruhku sambari mendorongnya lagi masuk kamar. Aku bergegas turun untuk bergabung dengan mom and Dad. Keluarga kami hanya berkumpul saat sarapan, berikutnya sibuk masing-masing. Dad berangkat ke kantor, mom mengurusi toko bunganya dan segala aktifitas khas ibu-ibu sementara El hampir seharian sekolah dan sibuk les. Sementara aku?

~.~

Taksi yang ku tumpangi berhenti di sebuah gedung tinggi. Aku berjalan mantap menuju gedung itu.

"Selamat pagi, Mel"

"Selamat pagi, Ms. Ann" Jawab Melisa yang selalu sudah rapi di meja resepsionis saat ku sapa tadi.

Aku memasuki lift dan menekan tombol 30, aku melihat jam tanganku. Maih setengah jam lagi sebelum jam kantrr dan masih satu setengah jam lagi sebelum aku mulai rapat. Setelah pintu lift terbuka aku berjalan menuju ruanganku.

"Selamat pagi, Ms. Ann."

"Pagi, Andrew."

Aku membereskan mejaku mengecek kembali bahan presentasi hari ini.

Telfon yang berada disampingku berbunyi, aku harap bukan hal buruk. Saat aku angkat ternyata aku harus menghadap ke mr. Nathan. Ada apa lagi ini? Apakah akan dibatalkan lagi. Batinku. Aku segera membawa beberapa berkas dan menuju ruang mr. Nathan.

"Permisi." Ijinku setelah mengetuk dan masuk.

"Ya, ms. Ann. Silahkan duduk."

Aku mendekati kursi didekat mejanya.

"Hari ini, rapat kita dicancel lagi...." Aku sedikit geram karna ini ketiga kalinya rapat kami dibatalkan ya walaupun memang kami yang mmbutuhkan perusahaan itu untuk berinvestasi dan bekerjasama dengan perusahaan kami tapi bukan berarti kami bisa seperti ini. "Dan mereka ingin presentasi kita diperbaiki dan lebih baik dibanding presentasi kita dulu. Tahun ini pimpinan mereka berubah bukan lagi mr. Martin." Jelas Mr. Nathan. Aku mengangguk-angguk, pantas saja dibatlkan tiga kali, karna ini sudah bebrapa kali kami bekerjasama tapi baru kali ini hanya rapat sudah dibatalkan berkali-kali, mungkin pimpinan yang sekarang tidak sebaik Mr. Martin. Periode yang lalu aku sudah ikut dalam bekerjasama dengan Mr. Martin.

Mr. Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang