ke 3

275 5 1
                                    

Ini sudah seminggu setelah aku menolak ajakan Jason. Dia tidak menghubungiku lagi. Aku sempat kawatir apakah kelakuanku akan membuat proposal kami ditolak, Jason memang selalu baik, perusahaanya pun tak pernah menolak kerjasama dengan kami tapi sikapnya yang sekarang lumayan berbeda. Dia berubah. Kekhawatiranku berakhir 2 hari yang lalu.

Flash back

"Em, sudah hampir seminggu tidak ada jawaban apapun tentang proposalku, apakah dia akan menghentikan kerjasama kami hanya karna aku menolaknya?" aku menelfon Emily

"Bagaimana kalau kamu datang saja ke kantornya dan minta maaf pada, Jason?"

"Em, haruskah aku melakukannya?"

"Daripada setelah ini kamu diturunkan jabatan karna proyek ini hilang, iya kan?" aku menimbang-nimbang. memang benar kemungkinan yang dikatakan Emily karna Mr. Nathan sudah hampir uring-uringan karna jawaban atas proposal untuk martin corp tidak pernah selama ini.

"Ok. I'll do." jawabku kemudia langsung menutup telfon.

"Andrew, kalau ada yang mencariku bilang aku ada urusan."

"Aku harus menjawab apa bila Mr. Nathan menanyai anda?" tanya Andrew

"Aku ke martin corp, oke?! Bye!!" jawabku kemudian segera menuju lift dan turun.

Di Martin Corp

"Permisi, apakah aku bisa bertemu dengan Mr. Jason?" tanyaku pada seorang perempuan yang aku yakin sekretaris kedua dari Jason.

"Maaf, apakah anda sudah membuat janji? Dan siapakah nama anda?" tanyanya

"Selamat siang, Ms. Ann." tiba-tiba sebuah suara mengagetkanku.

Sekretaris Jason yang kemarin menemaninya ke kantorku tiba-tiba muncul dari belakang membawa beberapa berkas.

"Selamat siang, Sandra. Bisakah aku bertemu dengan Mr. Jason?" tanyaku.

"Sepertinya bisa. Sepuluh menit lagi Mr. Jason akan datang, silahkan tunggu di dalam." jawabnya.

Aku mengangguk dan mengekorinya memasuki ruang tunggu yang bersebrangan dengan meja Sandra dan berada didepan ruangan Jason.

Belum genap aku menunggu 10 menit, Hp-ku tiba-tiba berbunyi.

"Halo."

"Ms. Ann, Kau dimana? Mr. Jason baru saja menelfon ke Mr. Nathan dan mengatakan proposal kita diterima."

"Really?! Good! aku akan pulang sekarang." jawabku, mematikan telfon dan beranjak dari sofa yang kududuki dan berjalan ke Sandra untuk ijin pulang.

"Halo, Ann." suara laki-laki yang jujur masih aku hindari sekaligus aku rindukan itu muncul.

Aku merutuki diri karna tidak pergi dengan cepat. Aku meumandangnya dan mencoba menyunggingkan senyum.

"Selamat siang, Mr. Jason. Aku baru saja ingin menitipkan terima kasihku pada Sandra atas persetujuan proposal kami." jawabku seramah dan setenang mungkin.

"Kebetulan sekali karna kau bisa langsung mengatakannya padaku," katanya,baru aku akan menjawab "dan mencicipi coklat buatan Sandra sambil menunggu hujan reda di ruanganku."

"Sandra, buatkan coklat hangat." suruhnya pada Sandra.

"Maaf sbelumnya, tapi sepertinya lain waktu, Mr. Jason. Aku memiliki banyak sekali pekerjaan."

"Oke, aku mengerti. Lain waktu kau harus meluangkannya. Janji?!" katanya sambil menyenderkan diri di meja Sandra.

"Permisi." aku segera meninggalkan ruangan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang