Bagian 2

264 7 0
                                    


Hay hay.. :D

seneng banget pembaca ada peningkatan, semoga terus meningkat. Berharap dengan meningkatnya pembaca juga ikut komen tentang ceritaku apapun itu, kritik saran atau komentar apapun selama sopan aku terima. Maaf juga lama lanjutnya karna laptop kemarin sempet rusak huhu #maafcurhatdikit..

silahkan dinikmati.. eh dibaca maksudnya hehe :)

Rapat berakhir dengan lancar walaupun aku sempat gugup karna Jason berbuat ulah. Ya, dia berkali-kali tersenyum nakal padaku, belum lagi, dia terlihat mencecarku dengan segala pertanyaan dan membuatku berfikir sepertinya presentasiku tidak ada artinya. Aku benar-benar ingin sesegera mungkin keluar dari ruangan ini, menghindar dari Jason dan mengisi energiku, sepertinya energiku terlalu banyak terbuang hanya untuk rapat ini. Jason hanya melirikku sekali tanpa senyuman dan berangsur keluar menuju pintu dengan sekretaris dan bawahannya dibarengi oleh Mr. Nathan dan lainnya, aku dan Andrew memilih untuk dipaling belakang atau keluar terakhir.

"Ms Ann, sepertinya Mr. Jason berkali-kali berusaha mencuri perhatian anda?" ejek Andrew.

"Andrew, itu hanya bayanganmu saja. Aku pergi istirahat dulu ya. Aku akan datang lebih cepat."

"Anda tidak sedang menghindar kan, Ms. Ann?" selidiknya sambil tersenyum curiga.

"Aku hanya terlalu lapar, Andrew. Bye!" Jawabku tersenyum dan segera pergi menuju restoran langgananku setelah melambaikan tangan padanya.

Sialan Andrew! Jangan sampai ada gossip bertebaran disini.Dia tersenyum menggodaku tapi tatapannya seperti acuh diakhirnya. Plin plan sekali ! Sejak Kapan?! Dan apa Jason tidak bertanya kabar atau apapun padaku? Aish. Batinku.

Aku langsung memesan nasi goreng dan beberapa makanan ringan seperti French fries. Setelah mendapatkan makananku. Aku langsung memilih meja dipojokan di dekat balcon. Aku mencicipi makanan ringanu dan mulai mengetik pesan untuk Emily agar datang lebih cepat.

To : Emily

Em, Datang lebih cepat, aku punya kabar yang entah baik atau buruk.

Read

Dia tidak membalas, 5 menit kemudian Emily datang.

"Wah wah, kamu ga sarapan? Balas dendam?" tanyanya setelah melihat sepiring nasi gorengku, piring frech fries yang sudah tandas, sepiring shrimp katsu, dan sepiring mantau.

"Kalau kamu mau, makan saja. Tapi lebih baik kamu pesan saja lagi." Jawabku.

"Wah, apakah ini aku ditraktir? Apakah proposalmu langsung diterima? Ini kabar baik, Ann, bukan buruk." Cerocosnya kemudian mencomot katsu.

"Bukan karna itu. Aku benar-benar lapar. Cepat pesan. Aku akan menceritakan sesuatu." Jawabku.

Emily memanggil pelayan dan memesan makanan serta minumannya.

"Hari ini aku bertemu pengganti Mr. Martin, dan kamu tau siapa penggantinya?" tanyaku, dia menggeleng. "Jason. Dia pengganti Mr. Martin." Jawabku.

"Jason? Jason siapa?" Dia bertanya lagi dengan waajah datar dan menikmati makananku, "Em, Jason di hidupku apa ada yang lain?" tanyaku.

"Ah..! Jason Marland? Your Ex? Really?" pekiknya setelah sepertinya otaknya mulai bekerja. "Sialan kau, Emily! Shut Up your Mount!"

"Ah Sorry, Ann. Tapi bukankah namanya tidak ada Martin atau semacamnya? Atau aku yang tidak tau?"

"Aku juga tidak tau, setauku dulu dia tidak memiliki keluarga selain ibu dan ibunya sebelum kami berpisah sudah meninggal."

"Apakah dia Tanya kabarmu? Memberikan nomornya? Atau meminta nomormu?" tanyanya

Aku hanya menggeleng, "Dia hanya tersenyum menggoda sepanjang rapat, selain itu dia mencecarku dengan segala pertanyaan yang bahkan sudah aku jelaskan saat presentasi. Aku berharap tidak sedang dipermainkan lagi."

"Tapi kamu sudah nunggu bertahun-tahun, kamu ga seneng?" tanyanya.

"Aku juga berharap seperti itu, tapi ya tadi saja aku sudah gugup dan ingin sekali kabur.Dan sekarang, dia bahkan tidak Tanya kabar. Ya sudahlah, mungkin aku harus professional kali ini, tidak akan mencampurkan urusan pribadi." Jawabku akhirnya.

"Itu mungkin karna kamu terlalu kaget. Tenang, Ann. Aku selalu ada untuk kamu. Bersabarlah." Emily coba menenangkan,dan aku hanya tersenyum.

~.~

Aku pulang dengan sedikit lemas, setelah jam istrahat Mr. Nathan yang bersemangat dan yakin proposal kami diterima menyuruhku memulai proyek ini, mengecek ini itu. Melelahkan sekali, sykurnya tadi aku sempat mampir membeli makanan cepat saji. Rumah kembali sepi, entah kemana penghuni lainnya padahal aku pulang belum terlalu malam. Aku langsung menghempaskan tubuhku di sofa yang berada dikamarku, melepas stocking, melepas blazer. Huft. Aku beranjak menuju lemari mengambil pakaian dan menenggelamkan tubuhku dengan air hangat. Aku memejamkan mata, kemudian handphoneku berbunyi dan meraihnya. Nomor tak dikenal.

"Ya, Selamat malam." Sapaku, hening sebentar.

"Selamat malam, Ann. Sudah pulang?"

"Jason?"

"Iya, Ann. Ini aku. Bagaimana kabarmu?"

"Baik. Kamu sendiri?" tanyaku mecoba setenang mungkin.

"Aku seperti yang kamu lihat, membaik, sangat baik. Sedang apa kau , Ann? Mandi?" tanyanya.

Bagaimana dia tau?

"Ada perlu apa, Jason? Tapi untuk urusan pekerjaan bisakah besok saja kamu telfon lagi." Aku tau dia yang berkuasa dalam urusan bisnis.

"Tidak, Ann. Ini bukan tentang pekerjaan. Ini tentang kita. Bisakah aku menjemputmu sekarang? Rumahmu pasti masih sama kan? Aku sampai sana setengah jam lagi, oke? Bersiaplah!"

"Wow, padahal aku hanya bertanya 1 pertanyaan dan kamu udah maksa?"

Dia tertawa, "Ok, maafkan aku. Tapi kamu setuju kan? Kamu ga kangen aku?" godanya.

"I'm sorry, Jason. Aku lelah. Bila tidak ada lagi, bisakah aku menutupnya?" putusku.

"Tapi, Ann..." dia menjawab mengambang

"Bye!" putusku dan langsung aku matikan telfon dan kembali berendam.

Setelah berendam aku mengirim chat pada Emily.

Me : Em, dia menelfonku.

Emi : Jason? Tahu dari mana nomor kamu?

Me : Tidak tau, dia mengajakku pergi.

Emi : Dan? Kamu trima?

Me : Ga, aku capek.

Emi : Ya sudah, istirahat saja. Kamu mungkin masih shock.

Me : Oke, thank you, Em.

Setelah itu aku langsung terlelap.

~.~

sedikit dulu yaa, ditunggu kedatangannya, komen, votenya.. maksih :*

Mr. Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang