Misuderstanding

1.7K 179 62
                                    

.
.
..
.

Karna Jinhwan tertidur begitu lelap, Junhoe merasa tidak tega untuk membangunkannya. Jadi ia bermaksud untuk mengantarkan Jinhwan langsung kerumahnya.

Mereka berdua berada di dalam taxi saat ini, setelah sebelumnya mereka menaiki bus untuk dapat sampai ke rumah Junhoe. Dikarenakan tidak ada bus yang melewati rumah Jinhwan, jadi mereka naik taxi untuk dapat sampai kesana.

Drrrrrtttt...

Drrrrtttt...

Ponsel Jinhwan terus saja bergetar sedari tadi. Junhoe tidak tau itu panggilan atau pesan masuk. Dan ia terlalu malas untuk peduli. Baginya, memandangi wajah Jinhwan yang tengah tertidur lebih penting dari segalanya saat ini.

Dan Junhoe baru menyadari sesuatu. Heart Shaped mole, huh? Ah... Ternyata Jinhwan memiliki sesuatu yang seperti itu di pipinya. Manis sekali.

Lama memandangi wajah tidur Jinhwan hingga membuat Junhoe tidak menyadari kalau rumah Jinhwan telah terlewat. Secepat kilat ia menyuruh si supir untuk menghentikan taxi nya tanpa menimbulkan suara yang mengganggu, sebab ia tidak ingin Jinhwan terbangun hanya karna keteledorannya.

Taxi berhenti 100 meter kurang lebih dari rumah Jinhwan. Junhoe bernapas lega. Tidak terlalu jauh, pikirnya. Setelah membayar si supir, Junhoe dengan hati-hati kembali membawa Jinhwan dalam gendongannya. Ia terkikik kecil mengingat kalau Jinhwan itu tidur seperti mayat. Sangat sulit untuk dibangunkan.

"Apa aku berat?" Kikikan kecil Junhoe tertelan angin malam begitu pertanyaan itu terlontar dari mulut Jinhwan.

"Kau sudah bangun?"

"Hm, apa aku berat?" Jinhwan mengeratkan pelukannya di leher Junhoe, ia meletakkan dagunya di pundak Junhoe, menyebabkan kikikan kecil kembali lolos dari bibir Junhoe.

Sedetik kemudian Junhoe memasang tampang seriusnya lalu menggeleng pelan. "Tidak. Sama sekali." Jawabnya yang seketika menciptakan senyum di wajah Jinhwan.

"Kau berbohong..."

"Sungguh, kau ini sangat ringan. Seperti kapas. Aku bahkan merasa tidak membawa beban apapun. Kau sangat ringan. Sungguh."

"Dasar pembohong..."

"Astaga Kim Jinhwan! Aku serius, aku bukan pembohong. Mungkin aku adalah orang terjujur yang pernah ada."

"Tidak ada orang yang seringan kapas Koo Junhoe..."

"Ada. Buktinya, kau seringan kapas-

"Hey! Kalau aku seringan kapas berarti tubuhku hanya tinggal tulang! Aku padat tau, aku tidak kurus-

Perkataan Jinhwan terputus karna secara tiba-tiba Junhoe menghentikan langkahnya. Raut heran tercetak jelas di wajah Jinhwan.

"Kau tidak percaya kalau kau ini seringan kapas hah?" Suara Junhoe terdengar sangat serius, dan Jinhwan hanya menggeleng sebagai jawabannya. Lalu Junhoe melanjutkan ucapannya. "Kau benar-benar seringan kapas. Seringan 4 karung kapas! Hahahahahaha... 4 karung kapas... Hahahahaha..." Junhoe tertawa sendiri mendengar lelucon garing miliknya. Sedang Jinhwan hanya tersenyum samar sambil mendengus kasar. Entahlah... Menurutnya semua candaan garing Junhoe itu sangat menghibur.

"Dasar June, sialan!" Yah, setelah beberapa umpatan sayang keluar dari mulut Jinhwan, Junhoe akhirnya kembali melanjutkan langkah kakinya. Dan bersukurlah karna Junhoe mempunyai kaki yang panjang hingga akhirnya mereka cepat sampai di rumah Jinhwan.

"Yup. Kita sudah sampai." Junhoe menolehkan kepalanya ke arah Jinhwan.

"Tidak. Belum." Jinhwan malah semakin mempererat pelukannya pada leher Junhoe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEATH or DATE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang