:: Mati untuk Hidup ::
"KITA AKAN KEMANA?" teriak Yein memeluk Jungkook dari belakang, saat ini lelaki itu tengah mengendarai motor membawa Yein entah ke mana.
"KAU AKAN MENYUKAINYA!" balas Jungkook. Lelaki itu tersenyum di balik kaca helmnya. Semilir angin berhembus sepoi-sepoi menyentuh lembut wajah dua sosok itu, Yein semakin mempererat pelukan lelaki yang sudah resmi menjadi kekasihnya. Entah Jungkook mungkin sudah gila membuat roh Yein menjadi kekasihnya, hal yang sama sekali tak pasti. Namun, Jungkook nampaknya tak menghiraukan kenyataan yang ada. Apapun yang akan terjadi, lelaki itu hanya ingin mengukir kenangan bahagia bersama dengan Yein.
Butuh waktu yang cukup lama hingga Jungkook menghentikan laju motornya.
"Waahhh!" ujar Yein takjub melihat pemandangan di hadapannya. Pasir pantai putih yang sangat indah membentang di sepanjang jangkauan matanya.
"Kau suka?" Yein mengangguk pelan, lalu turun dari motor lelaki itu. Angin menerbangkan surai gadis itu membuat pandangan Jungkook tak mampu lepas dari Yein. Kenapa baru saat ini ia melihat gadis cantik ini? Mereka sudah sekelas sejak kelas dua dan kenapa ia baru memperhatikan gadis ini?
"Ini benar-benar sangat indah, " Yein berbalik menatap Jungkook, "Gomawo"
Jungkook mengangguk pelan.
"Aku boleh ke sana, kan?" tunjuknya lurus ke depan.
"Jangan terlalu ke tengah, di pinggir saja!" peringat Jungkook
Yein berpose hormat, "Siap bos!" ujarnya dan segera berlari ke sana. Jungkook tertawa pelan melihat tingkah menggemaskan gadis itu, tangannya merogoh saku jaketnya mengeluarkan ponsel miliknya.
Ia membuka aplikasi kamera dan mengarahkannya pada Yein, namun senyumnya perlahan hilang. Yein sama sekali tak tampak dalam layar ponselnya, ia menurunkan ponselnya pelan menghela napas gusar.
"KOOK-AH, KESINI... CEPAT! INI SANGAT MENYENANGKAN!" teriaknya senang.
Jungkook meletakkan helmnya di motor dan mengambil kuncinya lalu menjejalkannya ke kantung jaketnya. Ia berjalan pelan menuju Yein yang berdiri memandangi laut luas di sana.
Yein berjengit kaget saat sebuah tangan melingkar di sekitar pinggangnya, "Memang benar, ini sangat indah! Tapi, gadis di pelukanku ini... jauh lebih indah!"
Yein mencubit pelan punggung tangan Jungkook yang berada di perutnya, "Kau merayuku?" ujarnya membuat Jungkook tertawa pelan.
"Yein-ah... Berjanjilah untuk tetap bersamaku. Kau harus sadar dari tidur panjangmu dan kita akan mengukir kenangan kita bersama."
Yein menghela napas melepas pelukan lelaki itu dan berbalik menatapnya, "Aku tak bisa berjanji."
Jungkook menunduk pelan, ia tampak menghela napas gusar.
"Jungkook-ah? Terima kasih sudah mencintaiku!" ujarnya, gadis itu nampak menjinjitkan kakinya... Ia mendekatkan wajahnya pelan hingga bibir itu saling bersentuhan dengan lembut mengantarkan perasaan cinta yang tulus.
.
.
.
Jungkook dan Taehyung serta Yein tentunya melangkahkan kakinya pelan keluar dari ruang kelas, sekarang adalah jam istirahat dan ia perlu mengisi perutnya yang mulai keroncongan.
"Kim Jiyeon, ikut denganku!" ujar Jimin tiba-tiba di depan pintu kelas, tak jauh dari Jungkook.
Jungkook membalikkan badannya menatap kejadian yang kini menjadi tontonan teman-teman sekelasnya itu, "Bukankah sudah ku bilang, aku tak ingin bertemu denganmu?"
"Aku lelah, kau menghindariku terus-terusan. Ikut denganku!" ujar Jimin menarik paksa Kim Jiyeon. Jungkook hanya menaikkan alisnya menatap apa yang terjadi di hadapannya.
"Jungkook-ah... Lebih baik kita ke kantin!" ajak Taehyung merangkul Jungkook. Lelaki itu tampak pasrah diseret oleh sahabatnya. Mereka terus berjalan hingga akhirnya tepat di depan kantin, langkah Jungkook terhenti.
"Kenapa?"
"Aku ke toilet sebentar!" ujarnya lalu berlari meninggalkan Taehyung. Yein ikut berlari mengikuti Jungkook namun bukannya berlari ke arah toilet, Jungkook malah bergerak tanpa arah tujuan.
Jungkook terhenti lalu menatap anak tangga menuju atap, "Kau sebenarnya ingin kemana?" tanya Yein sambil mengatur napasnya mengikuti Jungkook yang kini melangkah pelan menaiki tangga, namun lelaki itu tak menjawab.
"AKU SUDAH TAK PERCAYA PADAMU LAGI!" suara wanita terdengar, Jungkook menajamkan pendengarannya. Ia yakin, itu suara Jiyeon.
"Aku melakukan ini untuk menjaga nama baik keluarga besarku," kini giliran Jimin yang menjawab.
"Dengan menutupi semuanya? Menutupi kelakuan adik sepupumu? Kau sungguh licik... Kau bukan lagi Park Jimin yang ku kenal."
Yein dan Jungkook saling menatap tak mengerti.
"Lalu kau ingin aku bagaimana? Mengatakan pada semua orang, bahwa adik sepupuku mencoba membunuh Jung Yein dan akulah yang mengambil rekaman CCTV kejadiannya untuk menutupi semuanya? Lalu apa yang akan terjadi? Saham perusahaan kakekku akan turun dan kami mungkin saja akan bangkrut...."
BRAAAKKK
Jimin dan Jiyeon menoleh ke sumber suara, Jungkook tampak menatap mereka tajam. "Sayang sekali, sepertinya perusahaan keluargamu benar-benar akan hancur."
To Be Continue
Regard
veraciouSri98
KAMU SEDANG MEMBACA
Morts a La Vie ✅
Fanfiction[COMPLETE] Jeon Jungkook - Jung Yein Kehidupan Jeon Jungkook awalnya biasa saja, ia seorang siswa yang tak begitu cerdas namun tak bisa juga dikatakan bodoh. Walaupun ia cukup tampan, tapi ia tak begitu populer. Tapi siapa sangka ia akan mengalami k...