3. Senior High School

271 20 3
                                    

SABRINA

Tahun ajaran baru. Tahun dimana kami memasuki ruangan baru dan teman baru. Yang artinya penuh dengan suasana baru. Namun tidak kali ini, karna sejak awal keinginan aku-Eliza-Ayu-Ika untuk bisa satu kelas lagi pun seperti diijabah oleh sekolahan. Dan sekarang, disinilah aku berdiri, kelas sains bersama sahabat-sahabatku. Jangan ditanya bagaimana perasaan kami, jelas sungguh sangat bahagia sekali karna tidak mudah untuk mencapai seperti ini.
Kami harus bernego alot dengan siswa lain yang mau kami ajak untuk bertukar posisi

Dan aku, harus melepaskan keinginanku untuk memasuki kelas bahasa yang sebenarnya aku inginkan juga. Namun karna kesepakatan kami aku harus memilih salah satunya.

Satu hal lagi yang harus aku syukuri. Fakhri, dia adalah salah satu alasan yang membuat aku enggan memasuki ruangan yang sama dengannya. Aku takut dengan dia. Aku takut akan semakin terbawa perasaan dan aku sendiri yang akan sakit pada akhirnya. Biarlah jika memang aku hanya bisa melihatnya dari jauh

"Ke kantin yuk gue laper" Eliza selalu ingin pergi ketempat itu setiap kali dia jenuh. Beda dengan aku yang lebih memilih pergi ke atas gedung saat aku kesal dengan apapun dan siapapun.

Kami pun menurutinya tanpa suara, hanya mengikuti langkah kakinya yang terus berjalan menuju tempat itu yang berlokasi dibelakang sekolah. Aku masih sibuk dengan pikiranku. Berjalan bergerombol namun aku menyendiri diposisi paling belakang, berkutat dengan pikiran yang entah apa itu harus dipikirkan sekarang

"Kenapa kamu pindah kelas!"

"SETAAAAAN!! MAMPUS GUE!!!" Teriakku kencang saat ada suara yang tiba-tiba muncul didepanku ketika aku melewati lorong sekolah yang agak gelap

"Masa aku disamain setan?" tanya dia dengan santai berdiri sambil bersandar tembok dan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana

"Ah, kamu Ri! kebiasaan banget ngagetin orang" jawabku masih dengan rasa kaget tadi

"Lagian anak gadis jalan sendirian disiang bolong begini, dilorong dan ngelamun pula"

Aku memutar kepalaku mencari segerombolan manusia yang tadi jalan bersamaku, entah sekarang mereka menghilang kemana dan meninggalkanku.

Awas saja aku akan buat perhitungan dengan mereka!!

"Mereka sudah sampai dengan selamat ditempatnya" Fakhri seolah tahu apa yang aku pikirkan

"Mau apa kamu?!"

"Dih sewotnya. Aku cuma mau nanya, kamu kenapa pindah ke kelas IPA? Padahal aku tahu nama kamu ada dikelas Bahasa?"

"Tidak apa. Cuma ingin bareng yang lain aja"

"Apa karna aku?"

"Hah? apa? ya nggaklah" jawabku dengan senyum palsu

"Aku tidak tahu salahku ke kamu itu apa. Kalau alasan kamu pindah dari kelas bahasa karna aku, aku minta maaf dan biar aku saja yang pindah"

"Eh, bukan. Aku memang cuma ingin bareng Eliza, Ayu dan Ika. Gak ada sangkut pautnya sama kamu. Lagian kamu gak salah apa-apa"

"Yasudah, aku cuma minta maaf kalau membuat kamu gak nyaman. Aku akan pergi jika kamu merasa terganggu kehadiranku"

"Kenapa seperti itu" mungkin ini adalah pertanyaan bodoh yang pernah aku ucap

"Aku gak ada maksud menganggumu hanya saja entah kenapa aku senang meski cuma melihatmu. Tapi kalau itu membuatmu tidak nyaman, aku minta maaf. Karna aku merasa kamu selalu menghindar jika bertemu denganku, dan membuang muka jika melihatku"

Apa?!

Fakhri bahagia melihatku??!!

Hatiku serasa mau loncat dari tempatnya. Sungguh aku tidak percaya mendengar hal yang begitu sederhana yang membuatku sangat bahagia

Namanya FakhriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang