Part 19 : Sniper

69.6K 9.1K 1.2K
                                    

✩✩✩

Seokjin menghentikan larinya begitu ada tangan yang menggenggam lengannya di depan pintu UGD.

"Jimin?! Apa yang terjadi denganmu?"

Manik Seokjin membulat sempurna, mengamati Jimin dari ujung rambut hingga kaki kanannya yang dibebat. Lelaki manis itu hanya tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya dari atas kursi roda.

Wajah Jimin yang babak belur membuat Seokjin bingung bagaimana bocah itu bisa menarik semua otot wajahnya dan tersenyum seolah tidak ada apa-apa. Seokjin pun tidak tahu apakah di balik baju pasien yang dipakai Jimin itu tubuhnya baik-baik saja atau tidak.

Pagi itu, Jimin menyuruhnya datang ke rumah sakit tanpa penjelasan apapun. Lelaki itu meneleponnya dengan suara panik. Mau tidak mau, Seokjin mengikuti apa katanya karena khawatir.

Nampaknya sesuatu yang tidak beres baru saja terjadi.

"Apa yang terjadi, Jim?" tanya Seokjin sambil berjongkok di depan kursi roda Jimin.

Jimin tersenyum kecil. "Hyung."

"Hm?"

"Bisa kita bicara di tempat yang lebih sepi?"

✩✩✩

Hyorim mengaduk-aduk cream latte dengan sedotannya sambil menatap kosong ke depan. Barusan Hoseok yang membelikan kopi itu untuknya dan sekarang lelaki itu sedang duduk tepat di samping gadis yang sedang melamun itu.

Sudah 30 menit berlalu sejak Hoseok duduk di samping Hyorim. Tapi sampai saat ini minuman itu belum dicicip satu tetes pun.

"Hei, minum yang benar. Jangan melamun terus!" ucap Hoseok sambil menyenggol bahu Hyorim.

"Oh? Iya, maaf," balas Hyorim pelan. Perlahan, ujung sedotan itu berhasil menempel di bibir dan minuman itu pun naik menuju mulutnya.

"Ada apa denganmu? Pusing? Sakit? Demam? Kurang tidur? Sudah sarapan belum?" tanya Hoseok saking khawatirnya.

Hyorim melepas sedotan dari mulutnya lalu menoleh ke arah lelaki berhidung mancung yang sedang menatapnya khawatir. Kemudian, tatapan gadis itu kembali ke gelas kopinya, tanpa berkata apapun.

Hoseok mendecak sebal. "Hei, jawab! Aku bukan bicara dengan patung, kan?"

Terdengar desahan kasar keluar dari mulut Hyorim. "Aku lelah, Seok. Mereka bertiga benar-benar membebaniku tiga bulan terakhir ini. Belum dengan tugas akhirku yang terus didesak dosen untuk segera diselesaikan," kata Hyorim kemudian.

Kening Hoseok berkerut. "Bertiga?"

"Seok Hans--maksudku, Kim Taehyung," jawab Hyorim cepat.

Mata Hoseok membulat sempurna. "Kim Taehyung? Apa maksudmu?"

Hyorim menunduk. "Mungkin.. dia masih hidup? Entahlah."

"T-t-tu-tunggu! Apa, apa maksudmu? Jadi, dia tidak mati?!"

"Kupikir, Hansung adalah Taehyung. Mereka.. mereka terlalu mirip, Hoseok. Aku yakin." Hyorim menegaskan. "Ta-tapi.. aku tidak tahu juga, sih.."

Hoseok menatap gadis di sampingnya dengan tatapan tidak percaya. "Jadi, jadi pelayan di kafe Jungkook yang kulihat waktu itu benar-benar Taehyung?!" tanya Hoseok lagi. Laki-laki itu sepertinya syok sekali.

[kth] Hold Me Tight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang