Part 24 : Threat

65.6K 7.6K 1K
                                    

Min Yoongi tersenyum semanis yang ia bisa. Ia mencoba supaya sebutan 'Sugar' yang ia dapat sejak masa kecilnya benar-benar akurat. Kali ini ia lancarkan jurus itu kepada lelaki yang sudah lama tidak bertemu dengannya.

Kim Seokjin.

Tiga menit pertama, Kim tertua itu tampak panik. Tapi entah mengapa saat ini Seokjin berhasil menatapnya dingin.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Seokjin.

Saat ini mereka sedang berdiri di depan pintu kamar rawat Taehyung. Seokjin bersandar di pintu dengan tangan terlipat di depan dada dan Min Yoongi berdiri manis di hadapannya.

Itu sudah pertanyaan Seokjin yang ketiga.

Yoongi hanya membalasnya dengan senyum. "Ayolah, Seokjin. Aku kesini hanya untuk bertemu dengannya."

Seokjin melirik jam tangannya. "Sekarang bukan jam besuk. Harus berapa kali kubilang?"

"Tidak perlu emosi begitu," kata Yoongi sambil mencolek lengan Seokjin.

Tapi lelaki itu tidak tersenyum sama sekali. Ia hanya menatap Yoongi aneh.

"Bagaimana kau bisa tahu Taehyung ada di sini? Maksudku, kau tahu Taehyung masih hidup?" tanya Seokjin penuh selidik.

Yoongi mengangkat kedua alisnya. "Bukankah sudah jelas? Sudah bukan rahasia lagi kalau Taehyung masih hidup."

Dalam hati, Seokjin hanya bisa menyumpahi siapapun yang menyebar rahasia itu. Nyawa Taehyung benar-benar bisa terancam.

"Dengan ingatan yang sekarang, Taehyung tidak mengenalmu," ucap Seokjin lagi.

"Aku akan membuatnya ingat lagi." Yoongi tampak ingin menyentuh kenop pintu. Tapi Seokjin buru-buru menepis tangannya.

"Dia tidak kuijinkan untuk membuka satupun ingatannya. Setidaknya dia sudah tahu. Tidak perlu mengingat apa pun lagi," kata Seokjin.

Dibilang curiga? Tentu saja.

Keberadaan Yoongi di sini sangat tidak biasa.

Setahu Seokjin, Yoongi adalah satu-satunya orang yang sering membuat Taehyung canggung dalam kelompok sahabat itu.

Atau mungkin bisa dibilang, hubungan Taehyung dengannya tidak sedekat dengan yang lain.

Dekat, tapi tidak terlalu. Mereka jarang sekali menghabiskan waktu hanya berdua.

Jadi, lelaki di depannya ini sangatlah mencurigakan. Ia tidak akan sudi mengijinkan Yoongi masuk dengan alasan yang tidak jelas seperti ini.

"Kau takut?" tanya Yoongi kemudian. Saat ini lelaki itu sudah melipat kedua tangannya di depan dada.

"Takut terjadi sesuatu pada Taehyung? Tentu saja," jawab Seokjin mantap.

Mendengarnya, Yoongi tertawa. Seokjin menyipitkan matanya.

Seingatnya, Min Yoongi bahkan jarang tersenyum. Dan tertawa adalah hal yang langka.

"Kau meragukanku?"

"Tentu saja," jawab Seokjin, seolah pertanyaan itu sudah sering kali ia jawab.

Senyum Yoongi menipis. Tapi sebelah ujung bibirnya masih naik.

"Baiklah. Untuk saat ini ,aku mengalah." Kedua tangan Yoongi berpindah memasuki sakunya.

Tatapan aneh Seokjin masih belum luntur. Ia jadi merinding. Yoongi seperti kerasukan sesuatu.

Mimik Yoongi pun berubah serius, seolah kembali menjadi dirinya yang asli. Tatapan mata yang menusuk, tatapan khas Min Yoongi.

"Aku hanya ingin menyampaikan salam dari Jeon Wonwoo."

[kth] Hold Me Tight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang