Part 11 : Behind The Nightmare

73.5K 9.9K 1.6K
                                    

"Di mana?"

"Di halte bersama Jimin. Bagaimana denganmu?"

"Sebentar lagi sampai. Jangan macam-macam dengan Jimin kalau kau tidak ingin putus denganku."

"Iya, bawel. Cepat!"

"Apapun yang kau inginkan, Tuan Puteri."

"Aish! Jangan panggil aku itu! Cepat kesini!"

HyoRim langsung memutuskan teleponnya secara sepihak dengan wajah yang bersemu merah. Dimasukkannya ponsel ke dalam saku dengan kasar. Di samping perempuan itu ada Park Jimin. Lelaki itu tertawa.

"Kenapa? Dia menggodamu lagi?" tanya Jimin, masih dengan tawa.

"Temanmu itu memang tidak jelas," jawab HyoRim ketus. Ia menyilangkan kakinya, duduk di kursi halte.

"Ya ampun, kalian memang menggemaskan!" kata Jimin sambil mengacak rambut HyoRim. Otomatis, gadis itu menepis tangan Jimin.

"Aduh, kau merusak rambutku!" kata HyoRim dengan tangan yang langsung sibuk merapikan surainya yang dihancurkan oleh Jimin. Ekspresi wajahnya makin kesal.

"Oh, ayolah. Kalian 'kan mau kencan. Aku yang hanya bertugas menemanimu disini juga ingin bersenang-senang," balas Jimin yang kemudian dengan iseng mencolek pipi HyoRim.

"Jimin! Berhenti menggangguku! Lagipula ini bukan kencan biasa. Aku aku akan makan siang bersama kakaknya!"

Jimin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan senyum geli yang tercetak jelas di wajahnya. Ia berhenti bicara karena jika ia melanjutkan menggoda HyoRim, pasti tidak akan ada habisnya. Sampai maniknya menangkap sebuah mobil berwarna putih sedang melaju kearah mereka.

"Oh? Itu dia," ucap Jimin.

HyoRim menoleh ke arah Jimin memandang. Ia dapat melihat mobil yang dimaksud, dengan pengemudi yang rupawan di dalamnya. Dengan senyum sumringah dan semangat menggebu-gebu, HyoRim pun bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat.

"Disini!" teriaknya sambil melambai-lambaikan tangannya.

HyoRim dapat melihat lelaki di dalam mobil itu tersenyum lebar ke arahnya. Kecepatan mobil itu pun meningkat, ingin cepat-cepat menghampiri gadis bermarga Jung itu.

Tapi,

DOR! DOR! CKIIIIIIIIITTTTTT

"HYORIM!!"

Jimin menarik gadis itu sebelum mobil tadi oleng ke arahnya dan akhirnya menabrak sebuah toko yang sedang tutup dan menghancurkan bagian depan bangunan itu.

Asap mengepul. Bagian depan mobil itu hancur. Serpihan dan potongan-potongan kaca bertebaran di trotoar. HyoRim membeku. Matanya membulat sempurna. Jimin mendekap tubuhnya dari depan, melindunginya, tapi HyoRim masih bisa melihat apa yang terjadi di balik punggung pemuda itu.

"Kau tidak apa-apa, 'kan?!" Jimin melepas dekapannya dan matanya bergerak dari ujung rambut hingga ujung kaki HyoRim, menatap gadis itu khawatir.

Tapi gadis itu tidak menjawab. Ia mendorong kasar tubuh Jimin dan langsung berlari ke lokasi dimana mobil tadi berada.

Jalanan langsung ramai. Beberapa ada yang langsung berlari ke lokasi kejadian tapi tidak ada berani yang mendekat. Polisi dan ambulans langsung dihubungi. Tapi hal itu tidak menghentikan HyoRim untuk menghampiri mobil itu.

"HyoRim! Jangan!"

Jimin meraih pergelangan tangan HyoRim dan menariknya kuat, hingga gadis itu terpaksa harus menghadapnya. Tapi kemudian Jimin menutup mulutnya saat melihat air mata mulai menetes di pipi HyoRim, menghancurkan riasan wajahnya. Tapi gadis itu tampak tidak peduli.

[kth] Hold Me Tight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang