part 4

534 20 4
                                    

Matthew muncul di ambang pintu senin siang. Karena toko tutup, Rachel tengah menyelesaikan pekerjaan mingguannya membersihkan ruang pajangan di depan toko ketika sedan Buick biru tua berhenti di pinggir jalan. Mobil yang lebih tua, tapi jelas sekali mobil itu di manjakan. Gaya sportif, sepertinya ban baru, catnya mengilat dan hiasan kromnya bersinar, meski ternoda debu tipis di perjalanan.

Matthew Kent keluar dan berjalan memutar untuk membuka bagasi. Meskipun hari ini tanpa setelan jaket dan dasi, ia mengenakan celana panjang yang di setrika rapi dan kemeja katun putih. Itu jauh dari pakaian sederhana, setidaknya menurut ukuran standar Jerome, bahkan dengan lengan kemeja yang di gulung sampai sebatas siku, memperlihatkan bulu-bulu di lengannya.

Rachel mengawasi ketika kedua lengan itu dengan enteng mengangkat dua koper besar. Pria itu pasti lebih banyak menghabiskan waktu di belakang meja, pikir Rachel, tapi badannya bagus. Terlalu bagus. Rachel akan puas jika pria itu bersusah payah, walau hanya sedikit. Dugaan bahwa badan Matthew mungkin sekuat intelektualnya membuat Rachel salah tingkah.

Sambil membawa koper-kopernya, Matthew menghampiri toko, sejenak ia ragu, melihat tatapan Rachel dari jendela dan mengangguk cepat padanya sebelum ia masuk.

Hanya butuh beberapa langkah untuk membawa Rachel ke pintu. Ia membuka pintu dan bergeser ke samping memberi jalan untuk Matthew. "Selamat datang kembali ke Jerome," Rachel mendapati dirinya mengucapkan kata-kata itu. Sampai saat itu, ia sama sekali tidak punya ide tentang bagaimana ia menyapa Matthew, tapi komentar bersahabat dan terucap begitu saja itu terdengar cocok di telinganya. Lagi pula, meskipun pria itu tidak ingin berada di sini, ia di sini sekarang, dan mereka harus menciptakan suasana terbaik.

Seolah pria itu memiliki kesimpulan yang sama, ia melontarkan senyum tipis untuk Rachel. "Lega sekali keluar dari mobil itu. Dimana harus kuletakkan semua ini?" ia masih menenteng koper-kopernya.

"Kau bisa membawanya ke lantai dua sekarang," ucap Rachel. "Tangganya di belakang. Lewat sini."

Rachel berjalan melewati toko dan menuruni koridor pendek. "Kantor dan gudang di belakang sini," jelasnya, menunjuk dua ruangan kecil bersebelahan. Di ujung koridor, Rachel membuka puntu luar yang kokoh dan menahannya sementara Matthew berjalan melewati ambang pintu.

Matthew diam terpaku dan matanya menatap lurus ke depan. "Ya Tuhan."

Rachel terpaksa tersenyum melihat ekspresi Matthew yang kaget. Bukti ketika orang melihat gedung itu di bangun tepat di sisi pegunungan, fakta itu tidak sepenuhnya di hargai hingga gedung itu di lihat dari belakang. Hanya beberapa meter lantai serambi dan susuran tangga kayu berdiri di antara mereka dan turunan segitiga enam ratus meter. Matahari sekarang merunduk di langit di belakang mereka, memancarkan sinar merah tua di atas karang terjal yang tampak dari sisi jauh pemandangan hijau di bawahnya. "Itu Lembah Verde," jelas Rachel. "Indah sekali, kan?"

"Spektakuler. Tapi aku penasaran apakah ada yang pernah jatuh di pegunungan ini."

"Tidak akhir-akhir ini. Tentu saja, setelah seharian menggali tembaga dan semalaman minum sampai mabuk di kedai minum, aku mau bertaruh sedikitnya satu penambang jatuh terguling."

"Dan berakhir di gerbang mutiara, pasti"

"Atau pilihan yang lebih menyedihkan," ujar Rachel, "tergantung seberapa besar dosa si penambangan." Ia menutup pintu. "Tapi di manapun dia berakhir, sebaiknya kita melanjutkan pekerjaan. Koper itu pasti berat."

"Tidak juga," sahut Matthew enteng, mempertegas dugaan Rachel tentang kedua lengan yang kuat itu. Rachel menaiki tangga.

Matthew mengamati ayunan pinggul feminin, sekali lagi tertutup bahan denim, ketika ia mengikuti Rachel. Dalam benak Matthew, terlihat hampir jelas tekad-tekad yang di buatnya selama dalam perjalanan dari Denver.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love For SaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang