"Jika di perbolehkan, aku takkan membuang waktu dengan membaca seluruh isi dokumen, hanya akan membaca yang berhubungan dengan syarat-syarat wasiat bibi Anda"
"Baiklah, Matthew mengiyakan, lega melewatkan semua kata "mengingat" dan "menimbang". Jika menyangkut masalah bisnis, ia lebih memilih berhubungan dengan orang-orang yang berbicara dengan bahasanya. Tampaknya, Benjamin Bradford, pria bermartabat berambut keperakan yang terlihat cerdas, lihai dan sangat profesional, telah menyadari hal itu dan memutuskan untuk melanjutkan dengan cara langsung ke pokok permasalahan.
Sementara pengacara mengumpulkan kertas-kertasnya, Matthew melirik wanita yang duduk di sampingnya. Kemarin, Rachel McCarthy terlihat lebih muda dari usianya yang 29 dengan pakaian santainya. Hari ini, ia terlihat hampir mendekati usianya, berpakaian seperti wanita pengusaha sempurna dengan setelan linen dan blus warna krem, rambut panjangnya disisir dan digulung ke atas. Kemarin, ia tidak memakai rias wajah; hari ini, ia merias wajahnya meskipun tipis. Dan kemarin, Matthew tidak bisa melihat---benar-benar melihat---kedua kaki itu, karena Rachel memakai jins. Hari ini, ia bisa melihat kedua kaki itu. Lekukan halus, terbungkus stoking sutera, dan dipadu dengan sepatu bertumit tinggi warna beige, ia harus mengakui kedua kaki itu pemandangan yang sangat menyenangkan.
Tapi di kepala Matthew ada catut besi hari ini. Tidak akan ada pengulangan peristiwa kemarin.
"Ehem." Bradford berdehem dan mulai berbicara. "Sebelumnya aku ingin mengatakan bahwa wasiat ini ditandatangani oleh Ava LaMont enam bulan sebelum ia meninggal. Aku ingin menambahkan bahwa meskipun kondisi kesehatannya menurun, Ava berada dalam kesadaran penuh pada saat itu, serta waspada, ceria, dan cerdas seperti Ava yang kukenal."
Ya ampun, kemana arah pembicaraan Bradford? Matthew melirik Rachel sekali lagi. Tampaknya Rachel juga bingung seperti dirinya.
"Tentang syarat-syarat dasar surat wasiat," pengacara itu meneruskan, "untuk adiknya, Marla McCarthy, keduanya sekarang tinggal di San Diego, California, Ava telah memberikan semua koleksi tempolong antik milik almarhum suaminya."
Rachel tertawa, lirih dan tertahan, Bradford menatapnya melalui puncak kacamatanya yang berbingkai emas. "Maaf," bisik Rachel, meskipun ekspresi bingung itu masih ada di wajahnya. "Hanya saja, ketika hubunganku dengan Ray dan Marla baik, mereka iparku yang paling baik, Marla dan Ava tidak pernah benar-benar bertemu. Ray selalu mengagumi koleksi Luther, tapi Marla terang-terangan menyatakan tempolong-tempolong tua itu bagaimanapun sampah. Aku bingung bagaimana kau memintaku mengepaknya. Aku ingin melihat ekspresi Marla ketika tempolong-tempolong itu sampai di ambang pintunya... Semuanya ada lima kardus penuh."
"Ya, well, biarkan saja," kata si pengacara, meneruskan, "sekarang kita sampai pada wasiat kedua. Untuk adiknya, Jackson McCarthy, Ava telah memberikan lima hektare tanah yang bersebelahan dengan properti dimana kabinnya berdiri. Tampaknya Jackson telah membangun pondok kecil ditanah ini." Dari nadanya yang ironis, Bradford menggambarkan sesuatu yang lebih mirip gubuk dari pada rumah. "Ava tidak meninggalkan apa-apa lagi untuk Jackson. Dia menyatakan sebagai ketentuan dari wasiat ini bahwa adiknya Jack, adalah satu-satunya orang yang di kenalnya yang memiliki semua yang diinginkannya dan dibutuhkannya dalam hidup, dan dia bahagia meninggalkannya dalam keadaan seperti itu."
Sekali lagi Rachel tertawa lembut, tetapi kali ini pengacara itu pun tertawa mengikutinya ketika ia mengalihkan perhatiannya pada Rachel. "Ava benar-benar memiliki selera humor, dan jelas sekali bagi siapapun yang melihat kalian berdua bersama bahwa kau menikmati hubungan kalian. Jadi dengan senang hati aku mengatakan bahwa ketentuan ketiga dari wasiat Ava berhubungan dengan warisan untuk keponakan iparnya, rekan bisnis, dan sahabatnya, Rachel Wilson McCarthy. Ava telah mewariskan padamu lukisan Luther LaMont berjudul Sanrise and Red Rocks."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Sale
RomanceRoman hanya untuk orang bodoh. .. CEO Matthew Kent bukan orang bodoh. Lalu apa yang dilakukannya di Arizona sebagai pemilik separuh toko yang didedikasikan untuk orang roman? Ia menimpakan semua kesalahan kepada almarhum bibinya. Wanita itu mewaris...