7

914 75 4
                                    


1 hari 2 kali update:)

Gaby POV

Pagi ini terasa lebih segar bagiku, entahlah mungkin karena aku tidur jauh lebih nyenyak. Ternyata mengajak Nabilah menginap dirumah ada manfaatnya juga.

Walaupun dia anak yang susah serius dan urakan, namun untuk masalahku ini ia cukup bisa diandalkan sebagai sahabat.

Entahlah, setidaknya keberadaannya disampingku saja cukup bisa membuatku melupakan perasaanku pada Boby, walau perasaan itu tak akan hilang.

Aku mengeliatkan badan dan menoleh ke kiri, Nabilah sudah tidak ada. Kemana dia?.

Aku pun berjalan kebawah, samar-samar aku mendengar suara bising dari halaman belakangku. Itu pasti Nabilah, karena memang tidak ada orang dirumah ini selain kami berdua.

Benar saja, ternyata dia sedang bermain basket dihalaman belakang rumahku. Pantas saja dia banyak yang suka, jika kalian melihat bagaimana cool-nya
Nabilah bermain basket, bukan hanya laki-laki,perempuan juga pasti akan terpesona.

"Bil... kamu ngapain sih? Pagi-pagi udah olahraga aja". Gumamku sambil sesekali menguap. Ia mendekat lalu menoyor kepalaku seenaknya.

"Eh ayam, pagi-pagi gini emang bagusnye olahraga-lah. Emangnya lu ape kebo". Kata Nabilah.

'Jadi sebenernya aku ini apa Bil? Ayam apa kebo'.

"Bil, ajarin aku basket dong..".

"Nanti aja yee.. gue capek".

Aku pun duduk ditengah lapangan diikuti oleh Nabilah yang juga duduk disebelahku. Aku memperhatikan dengan detail wajahnya dari samping, perasaanku saja atau memang dia tambah pucat.

"Bil".

"Hmm..?".

"Muka kamu kok pucetan...". Mataku pun menangkap memar dilengan dan bawah lehernya karena ia memakai kaos tanpa lengan. "....Itu apalagi, kok tangan sama leher kamu memar?". Tanyaku.

Ia diam sejenak.

"Ini... gara-gara kecapekan main basket". Jawabnya gelagapan. "Bil serius deh, kamu kok tambah pucet". Ia hanya diam meliriku sekilas lalu pergi kedalam. "Udah ah gue laper".

Aku pun ikut masuk menyusul Nabilah, entah dimana sekarang anak itu cepat sekali menghilangnya. Aku langsung saja pergi ke dapur untuk membuat sarapan, karena aku tau Nabilah pasti lapar setelah berolahraga.

Aku hanya membuat sarapan yang sederhana saja, karena aku tak pandai memasak. Hanya nasi goreng dan jus jeruk, semoga saja Nabilah suka.

Mataku sedikit melirik Nabilah yang turun dari tangga dengan rambut basahnya dan handuk dipundaknya.

"Wah... Gaby masak nasi goreng yaa..". Serunya bersemangat.

Ia langsung turun dan berjalan ke dapur, menghampiriku lalu memeluku dari belakang. Dagunya ia letakan dipundaku.

"Biasanya Nabilah suka cium pipi Kak Melody pagi-pagi gini.. tapi Gaby bau! Belum mandi jadi peluk aja". Ucapnya manja dengan tangannya yang masih setia melingkar sempurna diperutku.

Beberapa detik kami dalam posisi ini hingga Nabilah melepaskan pelukannya lalu duduk disofa untuk menonton televisi dengan segelas susu ditanggannya.

Setelah selesai dengan urusan dapurku aku pun membawa nasi goreng buatanku untuk kami makan disofa bersama.

"Ini sarapan kamu".

"Suapin". Ucapnya, matanya masih menatap lurus ke layar televisi.

"Dasar, udah tua masih aja manja".

SORRY, I LOVE UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang