Part 2 Pertemuan tak terduga

68.5K 3.9K 39
                                    

Azka POV

Penilaian pertamaku tentang Akifa Naila adalah: dia cantik, manis, matanya bulat, sopan, dan dia soleha.

Penilaian plus tentangnya bertambah saat sesi perkenalan, dia berbeda dengan calon yang sebelumnya ganjen dan benar-benar berpakaian tidak sopan. Sepertinya Mama sudah sadar kriteria seperti apa yang aku cari.

Dia menangkupkan kedua tangannya didepan dada "Akifa Naila," ucapnya saat perkenalan. Wajahnya yang tertunduk, aku rasa itu bukan karena dia malu, tetapi dia ingat soal syariat Islam.

Aku mengikuti apa yang dilakukannya tadi "Azka Putra," senyum ku mengembang begitu saja, yah mungkin perjodohan ini dapat aku pertimbangkan.

"Nak Azka, jangan salah sama tampang dewasanya Kifa ini," aku mengerutkan keningku, apa maksudnya tante Sarah coba.

"Kifa ini manjanya luar biasa, yah tante sekedar mengingatkan saja.."

"Mama apaan sih, gak lucu tau," Kifa memotong perkataan tante Sarah cepat, kasihan sekali dia. Pasti malu banget sifat buruknya dibongkar.

"Oh iya Azka ini polisi kan?" tanya om Hendra mengalihkan pembicaraan, sepertinya om Hendra sangat pengertian dengan Kifa.

"Iya om," kulirik kearah Kifa yang terlihat anteng ditempatnya tanpa ada raut keterkejutan.

"Kalau Kifa bekerja dimana nak?" kali ini Mama yang bertanya, aduh kalau dia bilang dia kerja kantoran, langsung aku coret deh dari daftar.

Ntah kenapa aku tak suka dengan perempuan yang bekerja di kantor.

"Aku kerja di rumah sakit umum kota tante," jawabnya sopan dengan suara yang lembut luar biasa.

"Dokter?" Mama kepo banget sih. 

"Bukan tante, Kifa suster disana," beruntung Kifa bekerja sebagai suster, yah sepertinya aku cocok dengan yang kali ini.

Akifa POV

Benar dugaan ku Azka seorang polisi, untung dia bukan pengusaha seperti yang ada di bayanganku pertama kali.

Yah kalau dia cocok dengan ku, mungkin aku tidak akan menolak yang kali ini.

"Umur nak Azka 27 tahun kan ya?" sepertinya Mama akan memulai aksinya. Dari gerak gerik tante Dewi sepertinya mereka akan berkomplot.

Aku lihat Azka mengangguk tegas, dia benar-benar mencerminkan seorang polisi dari sikapnya.

"Nah Kifa umurnya 24 tahun, jadi cocokkan. Tidak terlalu jauh perbedaannya," benerkan ajang promosi akan dimulai.

"Iya tante setuju banget kalau Azka sama Kifa, Kifa kan cantik dan soleha juga," sambung tante Dewi, mampus deh kalau acara ini masih lama selesainya.

Aku cuma bisa meringis meratapi nasib ku saat ini, sedangkan Azka dia tetap adem ayem dengan obrolan ini. Jelas lah dia kan polisi, pasti sudah dilatih untuk dapat menahan emosi.

"Aduh Wi kalau kita besanan pasti seru banget," aduh Mama parah banget sih, terang-terangan banget kode perjodohannya.

Aku tetep pura-para sibuk dengan sup jagung pesananku. "Papa gimana? Setuju gak kalau kita besanan?" gak Mama gak tante Dewi sama saja.

"Papa sih setuju aja, wong menantunya cantik kayak Kifa. Kau gimana Hendra? Setuju anakmu jadi anakku juga?" alamak ini lagi yang bapak-bapak pada ikut-ikutan.

"Jelas aku setuju, aku percaya Azka bisa menjaga Kifa," astaga lampu hijau itu dari Papa. Bakalan diteror nih sama Mama bau-baunya.

Azka POV

The Detective and Police (Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang