Hampir Saja..

37 0 0
                                    

Saat gorden kamar mulai menyaring cahaya matahari, mata rein mulai terasa silau saat itu juga alarm kamar sudah berdering tak terhitungkan. Tanpa sadar hari itu rein harus masuk kerja lebih awal karna ada kepentingan cafe.

"Astagaa,,mati gueee . Ucap rein Sambil menggosok mata " tanpa fikir panjang rein langsung menuju kamar mandii.

Saat keluar dari rumah aspal jalan yg sudah mulai hangat,saat itu rein mengendari scotter merah favoritnya menuju cafe tempat iyya bekerja.

Baru saja rein sampai dipintu cafe dan meletakkan helmnya nita langsung meberikan kata kata sambutan untuk reinn.

"nahkan telat lagi ,,aduhh. Ocehan nita rekan kerja sekalian sohibnya rein.

"sory nitt. Padahal gue udah masang alarm sebelum gue tidurr tapi tetap ajah bangun telat.."

"sudah ga papa, kerjaan kamu sudah aku kerjain tadii. Pokoknya makan siangnya harus kamu yg bayarinn. Nita membuang muka sambil tertawa kecill

"ah kamuu ga ada ikhlas ikhlasnyaa bantuin teman sendiriii."

Sebenarnya cafe itu adalah usaha yg dibangun nita dan rein.tapi agar mereka tekun jalaninnya mereka berdua tetap berlaga karyawan di cafe kecil tersebut. Cafe itu didekorasi menjadi dua tempat bagian. Bagian lantai satu adalah konsep nita yang ditata dengan dekorasi seakan berada diantara embun pagi , biru fajar , dan udara segar . Sedangkan lantai dua adalah konsep dari rein dengan oranye senjanya , dan tampak siluet siluet pohon dan burung mewarnai temboknya.

Dari arah pintu terlihat pria tinggi putih ,sedikit memiliki brewok membuka pintu cafe dan menuju meja yg terletak dipojok cafe. Pria itu hanya memesan segelas coffee latte, entah knapa mata nita tak henti hentinya melirik nakal lelaki tampan tersebut.

"oii jombloo, liat cowo tampan dikit dilirik,hahaha" candaan rein sambil merapikan meja.

"yyeee, apaan ? Dari pada kamu macam LGBT ajah. Ga ada suka sukanya tuh sama lawan jeniss. Huu"

"biarin,princes rein masih di cari sama pangerannya.

"eh rein, jodoh itu g datang dgn sendirinya. Jodoh itu dicari mbloo"

Mereka berdua saling meledek satu sama lain, menertawakan hal yang sama. Iyya ,, saling menertawakn ke jomblo-annya.

Dengan rasa penasarannya nita terus melirik dan sesekali memanggil rein yg masih sibuk merapikan ruangan cafe.

"Reinnn.!!kira kira cowo itu ngapain yah? Ga mungkin dia datang sendiri, mungkin dia lagi nunggu cewe reinnn?

"Nih dari pada kamu penasaran,antar coffee latte cowok itu truss lo nanya nanya langsung, nunggu apa mas? " perintah rein sambil tersenyum konyoll.

"wahh, ide bagus tuh. Sini sini coffeenya"

Nita merampas coffee dari rein dan berjalan gugup menuju pria tersebut.
Sepanjang nita menyusuri jalan menuju meja pojok cafe tangannya tak berhenti gemetaran.

"mas ini pesanannya, ga ada yg mau ditambah? .Nita dengan memasang muka yang sok biasa biasa saja

"ohiyya makasih mba"

"atau sedang menunggu apa mas? Ada yang bisa saya bantu.? Dengan penasaran nita terus melemparkan pertanyaannya

"oh, terimakasih banyak ini sudah cukup. Laki laki itu kembali menjawab dengan jutek.

Nita langsung membalikkan badan dan memandang ke arah rein yg sudah menertawainya dari awall
Dan berjalan cepat membawa kepala yang sudah merah dan mengeluarkan asap seperti di film film carton.

"ahh sial reinn cowo itu juteknya asliii.

"kalau masih penasaran. Mending kamu duduk disini, trus pantau sampai cowo itu pergi dari cafe ini.

"ga ah malass. Nita sambil memasng muka yang masih marah

Tak lama setelah percakapan keduanya terhenti. Seorang pria lain masuk dan memandangi setiap sudut cafe nampak sedang mencari bangku yang kosong. Setelah terus mencari akhirnya dia berjalan menuju tempat pria yg tadinya dilirik lirik oleh nita,bukan hanya berjalan kearahnya tapi pria kedua ini duduk satu meja dengan pria pertama, sebelumnya mereka melakukan hal yang rutin di lakukan wanita saat bertemu di cafe cafe, ternyata mereka bercipika cipiki tanpa rasa dosaa dilihat para penghuni cafe. Kemudian dari arah kasir dua orang sahabat ini langsung tertawa tak tertahankan. hari itu nita hampir saja nge gebet laki laki LGBT seperti saat nita mengatai reiinn.

"Nah nah. Tuh nita cowo ma jangan dinilai dari tampangnya doangg.

"hahah. Sumpah hampir ajah gue naksir sama cowok yg jeruk makan jerukkk.amit amit deehh

Mereka terus tertawa tak tertahankannn menertawai peristiwa yg baru baru saja terjadi

****

Argumentasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang