1

10.4K 449 68
                                    

-Kayla-

Seperti biasa, hari ini aku berangkat sekolah diantar oleh Arsen, kakakku satu-satunya, dia selalu mengantarku kesekolah dan dia tidak akan membiarkanku berangkat kesekolah sendirian, dia terlalu mengkhawatirkanku.

"Lo itu ceroboh, dikit-dikit jatuh, dikit-dikit nabrak, kalo lo ada apa-apa kan gue yang repot." Katanya jika aku ingin membawa motor maticku sendiri. Omong-omong itu motor tidak pernah kupakai lagi, karena pernah sekali aku menabrakkan motorku ke pagar rumah tetanggaku. Jadi sekarang motor maticku hanya teronggok di dalam bagasi dan hanya dipakai oleh kakakku sesekali jika dia ingin.

"Udah nyampek boo." ucap kak Arsen seraya memencet hidungku hingga aku kesulitan bernafas. Dia selalu saja seperti itu tidak pernah bisa membuatku senang sedikit.

"Sakit nyet." erangku lalu menepis tangannya sedikit kasar.

"Lagian lo, kebiasaan banget tidur kalo lagi di mobil." Kak Arsen mendengus.

"Namanya juga hobby." ya hobbyku memang tidur.

"Ya udah gue sekolah dulu, entar pulangnya jangan telat." kak Arsen mengernyit bingung.

Aku tersadar lalu terkekeh, "Hehehe maksud gue entar jemputnya jangan telat kuy."

Kak Arsen memutar kedua bola matanya sebelum mengangguk.

Pun aku keluar dari mobil kak Arsen lalu masuk kesekolah dengan keadaan yang sangat amat mengantuk. Beberapa kali aku memejamkan mataku dan ingin tertidur.

Aku butuh bantal kaka. Batinku berteriak.

"Hooammm"

Brukkk

"Aduhhh." aku mengaduh kesakitan seraya mengelus keningku yang nampaknya menabrak sesuatu.

"Gila siapa sih yang naruh tembok ditengah jalan." gerutuku masih dengan mata terpejam.

"Tembok?"

Suara itu berhasil menyentakku, aku segera mendongak dan mendapati seorang cowok berdiri dengan tubuh kekarnya didepanku.

Oh, Ken.

"Oh, gue kira tembok, sorry." kataku dan dia menaikkan satu alisnya menatapku.

"Gak usah lihatin gue kayak gitu, entar naksir." ujarku blak-blakan lalu melengos pergi begitu saja.

Oh ya, yang tadi itu Ken, dan dia salah satu cogan disekolah ini. Ya dia cogan disini, tapi aku tidak suka dengannya, maksudku aku biasa saja dengannya tidak seperti cewek-cewek kebanyakan yang akan menjerit histeris sambil gigit-gigit kuku kalau melihatnya. Daripada melakukan itu lebih baik aku tidur.

Brruuukk..

Apalagi ini? Kenapa masih pagi seperti ini aku sudah menabrak orang dua kali, kali ini aku yakin kalau yang kutabrak orang bukan tembok, karena tangannya yang langsung meraih bahuku agar aku tidak terjatuh.

Aku mendongak melihat siapa yang kutabrak.

Raja.

Dia hmmm..

Kalau tidak salah temannya Ken.

"Hai Kay." sapanya dengan sok imutnya.

"Hai." jawabku hanya untuk menghargainya, lalu aku menggeser tubuhnya agar aku bisa melewatinya, mau kekelas saja harus nabrak orang dulu ya Kay?

Aku menggerutu kesal dengan diriku sendiri, selalu saja suka menabrak.

"KAY, KOK ABANG DITINGGALIN, KAN ABANG JADI SEDIH NIH." teriakan itu berasal dari Raja. Apaan sih tuh cowok, gak jelas.

Aku tak menghiraukannya dan kembali melangkahkan kakiku menuju kelasku. Sesampainya aku di kelas aku segera mencari bangkuku dan segera untuk tidur.

***

Aku menggerutu kesal dan entah sudah berapa macam binatang yang kusebutkan sejak tadi, aku kini berdiri di tengah lapangan sekolah karena Bu Rena yang menghukumku karena aku ketiduran di jam pelajarannya.

Padahal kan aku tidak salah, namanya juga ngantuk ya jadilah aku tidur, dasarnya aja guru itu tidak pengertian, sebel.

Dari kejauhan aku melihat seseorang berjalan mendekatiku, aku awalnya tidak mau peduli tapi makin lama akhirnya aku memperhatikannya saat dia berdiri dihadapanku.

"Mau ngapain lo?" tanyaku datar.

Dia hanya menaikkan satu alisnya sambil menatapku, memang yah nih anak pengen banget gue pites, ditanya malah diem aja.

"Gue tanya dudul."

Ken menunjukkan ponselnya, "Pokemon go" ucapnya lempeng.

Aku memutar bola mataku, "Main pokemon jangan disini ganggu pemandangan aja."

"Minggir." aku membelalakkan mataku ketika dengan seenak udelnya Ken menggeser tubuhku.

"Sialan, main pokemon go jangan disekolah." kesalku namun dia tidak mengindahkanku, akhirnya aku memilih duduk ditengah lapangan, karena terlalu capek berdiri, entar kakiku segede talas bogor lagi karena kelamaan berdiri.

Namun tak lama setelah aku duduk lantas disebelahku ada seseorang yang ikut duduk, aku menoleh dan mendapati Ken duduk dengan memandang lurus kedepan.

"Lo anak baru?" tanyanya membuatku ingin menabok wajah gantengnya.

Anak baru dari Hongkong.

"Iya gue murid baru, baru pindah satu tahun yang lalu." dengusku.

"Oh."

Aku memilih memalingkan wajahku lagipula untuk apa sih dia duduk disebelahku?

"Nama?"

"Aahh?"

"Nama lo."

"Kayla."

"Oh."

"Suka sama gue?"

Aku menaikkan satu alisku lalu terbahak.

"PD banget njir."

Setelah aku mengatakan itu, Ken malah bangkit dan pergi, aku hanya mengendikkan bahuku tak acuh, dia baper gesss.

Aku lantas mengalihkan pandanganku keatas langit, melihat awan yang bergerak secara perlahan. Hanya selang beberapa menit, Ken berdiri dihadapanku membuatku semakin heran padanya.

Dia kenapa sih bolak-balik mulu dari tadi, gak jelas banget.

"Nomor hape lo berapa?"


Heloo gesss

Suka gak sama cerita gue, hehehe

Minta kritik dan saran yess... :D

*mulmed as Kayla

-Pacarnya Manurios

Kay & KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang