chapter 10

1.1K 144 7
                                    


"iya nek..aku besok pulang,urusannya bisa selesai lebih cepat ternyata..oke,bye nek" Lidya menutup telponnya dengan sang nenek.

Udara dingin bandung membuat Lidya merapatkan jaketnya. Lidya melihat sekeliling restoran tempat ia memilih untuk makan malam lalu memutuskan untuk berjalan-jalan ke area balkon restoran menikmati city lights sambil menunggu pesanan makanannya datang.

Lidya mengambil handphone dari saku belakang jeansnya dan menyalakannya. Ia membuka menu phone book dan melihat satu persatu nama didalam daftar telepon. Lidya pun berhenti pada satu nama.

Dia lagi apa ya?

Lidya membuka menu chat pada handphonenya dan mulai mengetik pesan.

Hai mel..udah tidur?

Ibu jari Lidya sudah siap menekan tombol SEND namun ada rasa ragu dalam hatinya. Ia pun menghapus pesan yang tadi ia ketik dan memasukkan kembali handphonenya kedalam saku jeansnya.

Apa mungkin..lebih baik ngga usah dilanjutin lagi?

Tak lama handphone nya bergetar,bergegas Lidya merogoh saku belakang jeansnya. Pada layar handphone tertulis ada satu pesan masuk,dibukanya kotak pesan dan munculah satu pesan berikut nama pengirimnya ; MELODY.

Hei si manusia kepedean tingkat dewa..lagi apa sekarang?

Lidya membaca pesan itu. Didalam hatinya ia ingin segera membalas pesan melody. Ia mencengkram handphone nya,apa yang harus ia lakukan? Lidya lalu teringat percakapannya dengan sang nenek.

"nek..aku mau tanya sesuatu"

"boleh,lidya mau tanya apa?"

"emm..nek..suatu hari nanti,pasti akan ada masanya aku jatuh cinta sama seseorang..kalau saat itu datang,aku harus apa nek?aku takut kalau orang yang aku cintai nanti ngga bisa terima aku apa adanya.." air mata Lidya mulai menggenang.

Nenek lidya tersenyum dan membelai lembut kepala Lidya

"kalau orang itu benar-benar mencintai kamu,dia akan menerima kamu sebagaimana adanya kamu.."

"tapi..apa akan ada orang yang kayak gitu nek?apa mungkin aku akan ketemu yang seperti itu?" air mata lidya menetes.

"kamu akan menemukan orang yang seperti itu..disaat kamu menemukan orang itu,kamu akan merasakannya,disini.." nenek Lidya meletakkan telapak tangannya di dada Lidya.

Lidya menghela napasnya. Ia membaca lagi pesan yang dikirimkan melody. Jari-jarinya mulai bergerak untuk mengetik pesan balasan.

Hai manusia yang ngga mau ngaku kalau terpesona sama gw..gw video call ya..

Ibu jari Lidya menekan tombol SEND.

Apa yang terjadi nanti,biar Tuhan yang menentukan..untuk sekarang, gw akan biarkan hati gw yang membuat keputusan.

Lidya memandangi pemandangan malam kota bandung yang penuh dengan cahaya. Benar apa yang orang bilang, restoran yang terletak di daerah Dago Atas ini memang tempat yang tepat untuk menikmati city lights Bandung. Tak lama handphone Lidya kembali bergetar, ada 1 pesan masuk ; MELODY

tuh kan kepedean :) boleh aja..

Membaca pesan melody, Lidya pun langsung menghubungi melody dengan video call.

"hallooo si manusia pedee" terlihat wajah melody di layar handphone Lidya.

Saat melihat wajah melody, Lidya merasakan sesuatu didalam dirinya.

"hahaha..hallooo fans gw yang terpesona setengah mati sama gw" Lidya mengangkat-angkat kedua alisnya.

"tuh kan lagi jauh aja tetep nyebelin,hahaha..gimana urusannya di bandung?"

"udah selesai,ternyata bisa selesai cepet..eh mel mel,liat deh.." Lidya pun berputar memunggungi pagar balkon sehingga melody bisa melihat pemandangan dibelakangnya "dari sini night view nya bagus"

"waaahh..night view nya bagus banget lid!! city lights nya kereeenn.." melody terlihat begitu antusias.

Mata melody yang berbinar membuat Lidya tanpa sadar menarik napasnya.

Aku mau kamu dekat sama aku..

"hehehe..keren ya,makanya..aku mau kamu liat"

Ucapan Lidya barusan membuat melody terdiam.

"apa barusan lid? 'kamu'?" melody tidak bisa menutupi ekspresi terkejutnya.

Lidya hanya mendengus dan memalingkan muka dari layar handphone nya.

"Lid?hei.." terdengar suara melody memanggil.

Lidya kembali melihat ke layar handphone nya dan dia mendapati melody yang sedang tersenyum lebar.

"iya..makasih ya KAMU udah kasih liat sama AKU"

Mendengar ucapan melody, Lidya pun akhirnya ikut tersenyum dan disusul oleh tawa melody.

"hahaha..lid kamu blushing ya??itu mukanya merah gitu" melody tertawa sambil menunjuk-nunjuk pada layar handphone.

"apaan sih nggaaa.." Lidya menutup wajahnya menggunakan jaketnya.

"lid.." ekspresi melody mendadak berubah serius. Melihat perubahan ekspresi melody, Lidya pun berhenti menutup wajahnya dengan jaket.

"apa?"

"kapan pulang..?"

"besok aku pulang,habis itu kita ketemu ya.." Lidya melihat melody hanya menggangguk sambil mengapitkan kedua bibirnya. "nanti..kapan-kapan kita kesini ya..kita liat night view nya berdua..oke?" Lidya membentuk huruf 'O' dengan ibu jari dan telunjuknya dan mengacungkannya kedepan layar handphone.
"hahaha..okeee.." melody membalas dengan gestur yang sama.

Lidya melihat seorang waiter berjalan kearah mejanya dan membawa makanan pesanannya.

"mel,pesenan makanan aku udah dateng,aku makan dulu ya..kamu tidur gih,udah malem"

"oke okee..aku tidur ya,selamat makan manusia pedeee" melody melambaikan tangannya dan Lidya pun menutup sambungan video call nya.

Setelah menutup video call dengan Melody, Lidya pun berjalan kembali ke mejanya dan melihat steak pesanannya sudah terhidang.

"Silakan bu,satu Prime-Rib With Blue Cheese and Mushroom Sauce dengan tingkat kematangan daging..sedikit dibawah rare?" tanya si waiter dengan wajah heran.

Lidya pun hanya tersenyum.

"iya bener kok mas,saya memang minta dibawah rare,karena saya suka kalau daging saya..mentah"

















The Wolf And The princessWhere stories live. Discover now