chapter 13

1.1K 139 1
                                    


Kiri kanan kiri kanan..lidya terus berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Sesekali ia mengecek handphonenya untuk melihat apakah ada pesan baru yang masuk, tapi tidak ada satupun pesan baru. Pikiran lidya semakin kusut. Sudah 15 menit berlalu sejak pesan terakhir yang ia kirimkan untuk melody. Kejadian tadi sore di cafe itu sudah mengacaukan semuanya. Lidya sadar bahwa tidak seharusnya ia membentak melody seperti itu. Melody tidak tau apa penyebab Lidya memutuskan untuk pergi, melody hanya ingin menemaninya. Sekarang melody tidak membalas satupun pesannya. Sekali lagi Lidya mengecek handphonenya namun hasilnya masih sama,tidak ada pesan dari melody.

Ck ah!!kemana sih dia??ayo mel balas pesan aku..

Tak sabar menunggu lagi, Lidya memutuskan untuk langsung menelpon melody. Lidya mengambil handphone nya dari atas tempat tidur dan mencari nama melody di phone book lalu menekan tombol call.

Terdengar nada sambung..sekali..dua kali..

Please mel..angkat telfonnya..please..

Lidya menggigit ujung kuku jarinya menunggu melody menjawab panggilannya. Salah satu kebiasaan yang selalu dilakukannya saat sedang gugup.

"ada apa lid?" suara melody terdengar malas

"kenapa pesan aku ngga ada yang dijawab?"

"oh itu..aku lagi tidur,ngga baca pesan kamu"

Lidya melihat ke jam tangannya dan jarum jam menunjukkan pukul 8. Reflek Lidya memutar kedua bola matanya.

"oohh udah tidur..ini baru jam 8 malam sih mel, kamu tidur sepagi ini?"

"terserah aku kan mau tidur jam berapa?mau jam 6 sore,mau jam 7 malem,mau jam 8 malem, atau jam 1 pagi sekalipun suka-suka a-"

"oke fine..iya bebas kamu mau tidur jam berapa" Lidya mengusap mukanya dengan harapan ia tidak hilang kesabaran pada melody.

Sabar lid sabaaarr..kan lo mau minta maaf..

Kemudian hanya ada sepi diantara dirinya dan melody.

"jadi kamu nelpon aku mau ngapain lid?" melody memecah keheningan antara mereka berdua.

"aku mau kita ketemu. Di cafe biasa. Besok sore. Ada yang mau aku bicarain sama kamu"

Selesai bicara Lidya langsung memutuskan telepon dan melempar handphonenya keatas tempat tidur.

There I said it.

**

Dimana?

SEND

sudah pukul 14.45 dan melody belum juga terlihat. Setelah perbincangan singkat dengan melody tadi malam yang diakhiri dengan Lidya serta merta memutuskan telepon memang tidak ada lagi komunikasi antara mereka berdua. Melody memang tidak memberi jawaban ya atau tidak tapi Lidya yakin melody pasti akan datang. Lidya mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di atas meja. Rasa cemas mulai datang, apa mungkin melody tidak datang?

aku udah disini, kamu dimana mel?

SEND

Sekali lagi Lidya mengirimkan pesan untuk melody. Ia melihat keluar jendela berharap melihat mobil melody datang. Sejak pertemuan pertama kali dengan melody, Lidya tidak bisa membuang melody dari pikirannya. Setiap kali ia selalu terbayang akan senyum manis yang terkembang di bibir melody, dan apa yang sudah melody lakukan padanya. Lidya memegang pergelangan kaki kanannya dan tersenyum kecil.

KLING KLING

Lidya melihat kearah pintu cafe kemudian melihat jam tangannya, pukul 15.10. Semua lamunan indah Lidya pun seketika buyar.

"sorry lama, aku ada tugas dulu dikampus tadi" tanpa basa basi melody duduk didepan Lidya kemudian melepas jaket yang dikenakannya. Tidak ada senyum di wajah melody.

Ekspresi serupa juga tergambar jelas di wajah Lidya.

"kalau dikirim pesan sama orang tuh dijawab dong mel, jangan didiemin aja"

Melody memicingkan kedua matanya mendengar kalimat penyambutan Lidya yang dingin.

"ck..kamu tuh.." melody mendengus lalu berdiri dan berjalan menuju counter pemesanan.

Ditempatnya Lidya kembali mengingatkan dirinya apa tujuan ia meminta melody untuk datang kesini. Ia pun mulai mengatur napasnya agar bisa menjadi lebih tenang.

Tak lama melody datang dan duduk kembali didepan Lidya. Tidak ada satupun yang bicara. Mereka hanya saling bertatapan. Lidya lalu berdiri dan memberi gesture kepada melody agar pindah dari tempat duduknya untuk duduk disebelah dirinya. Dengan malas-malasan melody bangun dan pindah ke sofa tempat Lidya duduk. Setelah Melody duduk Lidya pun kembali duduk. Kembali keduanya terdiam. Lidya menengok keorang disebelahnya dan melihat melody yang hanya menatap lurus kedepan sambil menyandarkan kepalanya di sofa.

"mel.." ucap Lidya ditengah kebisuan mereka berdua.

"hmm..?"

"maaf ya soal kemarin sore..ngga seharusnya aku ngebentak kamu kayak gitu padahal kamu cuma mau nemenin aku..aku minta maaf ya"

Melody menghela napasnya dan menengok kearah Lidya.

"kemarin itu aku mau nemenin kamu karna aku kuatir sama kamu, dan tenyata reaksi kamu kayak gitu.."

"aku tau, aku minta maaf ya..pleaseeeeee.."

Melody kemudian memiringkan tubuhnya sehingga duduk menyamping. Dan kali ini senyum terkembang di bibir melody.

"iya aku maafin..dan aku juga minta maaf, harusnya aku ngga maksa buat nemenin kamu dan ngerti bahwa mungkin kamu memang ingin sendirian..jadi..maafin aku juga ya lid"

Suasana yang tadi terasa begitu tegang perlahan mencair. Lidya lalu mengacungkan kelingkingnya ke melody.

"kalau gitu kita impas ya..jadi sekarang kita baikan doonng"

Melody pun mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Lidya kemudian mereka berdua pun tertawa.

"astaga kita tadi tuh habis berantem ya ceritanya?" Lidya menepuk-nepuk keningnya.

"hahahhaha..kita tadi abis bikin adegan ftv"

"Tapi mel, berantem kita tadi tuh kayak berantem orang yang lagi pacaran tau ngga"

Ada sedikit hentakan pada dada melody mendengar ucapan Lidya namun segera ditepisnya.

"ih siapa yang pacaran?kamu aja tuh pacaran sama lampu cafe" ucap melody sambil menegakkan kembali duduknya

"tuh kan sekarang siapa yang nyebelin coba?masa aku pacaran sama lampu cafe"

Obrolan melody dan Lidya pun terhenti sejenak oleh waiter yang mengantarkan pesanan melody.

Saat melody sedang meminum matcha latte nya, Lidya melihat jam tangannya, pukul 16.00

Kalau berangkat sekarang pasti masih sempat..

"kita pergi yuk mel"

Seketika melody mengalihkan pandangannya dari matcha latte yang dipegangnya menjadi kearah Lidya.

"pergi?pergi kemana?"

"ke suatu tempat yang bagus,kamu pasti suka.."

Melody mengangkat kedua alisnya

"tenang aja..aku ngga akan macem-macem sama kamu"

Setelah berpikir sejenak akhirnya melody mengangguk

"sip kalau gitu,yuk berangkat sekarang supaya ga kemalaman sampe sana..pesenan kamu di take away aja nanti makan dimobil" Lidya berdiri dan menyelempangkan tasnya. "yuk.." satu tangan Lidya terulur pada melody.

Melody pun lalu berdiri, mengambil tas dan jaketnya, kemudian satu tangannya menyambut uluran tangan Lidya.

"yuk"















The Wolf And The princessWhere stories live. Discover now