chapter 11

1.2K 135 7
                                    


Suasana cafe hari ini tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang. Melody duduk di dekat jendela, di meja tempat ia dan lidya duduk bersama waktu itu. Ia menopangkan dagunya pada satu tangan dan melihat keluar jendela. Dari tempat melody duduk ia dapat melihat langsung ke arah parkiran didepan cafe. Ada beberapa mobil yang terparkir disitu tapi mobil sedan hitam yang melody tunggu belum juga datang. Melody melihat ke handphone nya mengecek apakah ada pesan baru yang masuk. Hanya ada dari Yona, dan Ayana adiknya tapi tak ada pesan dari Lidya. Melody membaca lagi pesan dari Lidya yang ia terima pagi tadi.

Selamat pagi fans ku..hari ini aku pulang, nanti sore kita ketemu di cafe ya..aku tau kok kamu kangen aku kan? ;D

Melody tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. Melody lalu melihat jam tangannya, sudah pukul 5 sore. Ia menghela napas dan kembali melihat keluar jendela. Tak lama sebuah sedan hitam yang dikenalnya datang dan mengambil spot parkir tak jauh dari cafe. Tanpa sadar senyum melody pun terkembang. Hatinya berdegup lebih kencang saat ia melihat Lidya keluar dari mobil dan berjalan ke arah cafe. Lidya terlihat seperti akan menghubungi seseorang lewat handphonenya. Melody kemudian sedikit dikejutkan oleh suara dering handphone nya, telepon masuk dari Lidya.

"hai..aku udah didal-"

"kamu ngapain sih senyum2 sendiri gitu sambil ngeliat keluar jendela?nanti dikira orang kamu udah ngga waras tau" terdengar suara Lidya dengan nada datar dan tanpa basa basi lalu teleponnya pun langsung diputus.

Melody hanya bisa menganga. Senyum yang tadi terkembang di wajah melody pun berubah menjadi geraman.

Iiihhhhh..dia itu ya,emang biangnya orang paling nyebelin sedunia!! Kok bisa-bisanya sih gw suka sama dia???

Bagai tersadar tubuh melody seketika membeku.

Okay wait..waitwaitwait..gw barusan bilang kalau gw..SUKA sama dia???

KLING KLING

Pintu cafe terbuka dan melody melihat Lidya masuk. Cepat-cepat melody menepis semua pemikirannya tadi. Begitu masuk kedalam cafe, Lidya langsung menoleh ke arah melody dan melody pun segera menyambut dengan senyum termanis yang ia punya. Namun Lidya hanya menatapnya sekilas dan langsung berjalan menuju counter pemesanan tanpa membalas senyum melody.

Amit-amit ini orang bener-bener deh..dia emang harus selalu sedingin itu ya tiap kali liat gw??

Selesai dari counter pemesanan Lidya pun berjalan ke meja melody dan langsung duduk di depan melody. Melihat melody yang dengan wajah yang sudah sangat cemberut Lidya pun mengernyitkan dahi nya.

"kamu kenapa mukanya cemberut gitu? Ngga suka liat aku dateng?kemaren nanya-nanya kapan aku balik, ini udah ketemu eh aku dicemberutin"

Pertanyaan Lidya membuat melody merasa ia bisa langsung menyemburkan api dari dalam mulutnya karena menahan kesal.

Dia bener-bener ngga sadar apa ya dari tadi dia itu udah nyebelin banget

Melody kemudian menutup matanya dan menarik napas panjang. Saat melody membuka mata ia mendapati Lidya hanya menatapnya dengan tatapan bingung. Melody menghela napasnya.

"aku bukan ngga suka kamu dateng, cuma kamu tuh dari tadi nyebelin banget tau ngga??tau-tau nelpon cuma buat bilang jangan senyum-senyum nanti dikira ga waras lah,terus tadi pas masuk kamu cuma liat aku dikit eh langsung nyelonong ke counter pemesanan" melody menumpahkan segala kekesalannya pada Lidya. Selesai meluapkan emosinya, melody menyandarkan tubuhkan sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Lidya terdiam beberapa saat dan menunggu melody benar-benar selesai. Setelah melihat melody sudah selesai dengan omelannya, Lidya mengangkat kedua alisnya.

"oohhh..jadi kamu cemberut gara-gara ituuuu..??" lidya mengangguk-anggukan kepalanya kemudian perlahan mulai tertawa "hahahahaha..ya ampuunnn kamu tuh sensitiv banget sih mel, lagian aku bener dong ngasih tau kamu jangan senyum-senyum sendiri,emang kamu mau dikira orang udah ngga waras?trus soal aku nyelonong aja, kamu maunya aku ngapain?lari-lari kesini terus meluk kamu?"

"ya okelah soal yang pertama aku nya aja yg sensitif, tapi soal yang kedua kan kamu bisa lebih manis dikit, minimal bales senyum aku kek" melody tetap merajuk.

Merasa bahwa ini hanya akan jadi debat kusir tanpa akhir kalau diteruskan, Lidya pun memutuskan untuk mengalah saja.

"oke oke..aku minta maaf ya soal yang pertama,harusnya aku ngga ngeledek kamu kayak gitu..dan untuk soal yang kedua.." Lidya kemudian bangun dari duduknya, kemudian berjalan menuju pintu cafe dan keluar.

Melihat Lidya keluar dari cafe membuat melody bingung dan bertanya-tanya apa yang Lidya lakukan. Tapi tak lama Lidya masuk kembali, berjalan kearah melody lalu memberi isyarat kepada melody agar bergeser dari duduknya. Melody mengikuti isyarat Lidya dan bergeser. Lidya pun langsung duduk disebelah melody. Mereka berdua begitu dekat hingga kedua pundak mereka bersentuhan.

Lidya dan melody saling menoleh dan bertatapan. Lidya tersenyum.

"hai.." sapa Lidya dengan lembut "aku udah pulang.."

Seketika hati melody pun mencair melihat apa yang dilakukan Lidya. Ingin rasanya saat itu ia langsung memeluk Lidya, namun melody menahan dirinya dan membalas senyum Lidya.

"hai..welcome home".

Jantung melody kemudian terasa akan meledak saat ia merasakan tangan Lidya menggengam tangannya.
"sekarang kamu jangan marah-marah lagi ya"

Melody pun tertawa kecil dan membalas genggaman tangan Lidya. "iya..makasih ya"

KLING KLING

Lidya melihat kearah pintu dan ada seseorang yang masuk dan berjalan menuju counter pemesanan.

Melody merasakan tiba-tiba Lidya melepaskan genggaman tangannya. Melody melihat kearah Lidya dan terkejut mendapati wajah Lidya yang mendadak menjadi pucat.

"Lidya kamu kenapa?"

"mel..maaf ya,aku ngerasa ngga enak badan banget,aku pulang ya" Lidya bangun dan mengambil tasnya dari kursi yang tadi ia duduki didepan melody.

"Lid kamu kenapa?kok tiba-tiba??"
Saat Lidya bersiap pergi langkahnya kemudian terhenti dan berdiri mematung.

"mel!! Lo ada disini?kok ngga bilang?ah elo tau gitu barengan aja kita..sama siapa lo?" sapa seseorang kepada melody.

"yonaaaa..lo kyak setan tau-tau muncul disini, ih dasar tante kepo,hahahaha" melody bangun dan berdiri disamping Lidya.

"eh iya, yon kenalin ini Lidya yang gw ceritain ke lo waktu itu..Lid,kenalin ini yona sahabat aku"

Yona pun mengulurkan tangan untuk berjabat tangan kepada Lidya.

"yona"

Lidya menjabat tangan yona.

"Lidya"











The Wolf And The princessWhere stories live. Discover now