15 - Why?

4.5K 595 9
                                    

maaf kalo banyak TYPO. Proses editing bakal nyusul nanti pas udah kelar semua chapter okeh!

***

Terlihat seorang lelaki jangkung dengan gaya berpakaian casualnya sedang berdiri tegap di depan pintu besar berwarna cat putih. Perlahan tangannya terulur memencet bel rumah tersebut. Sampai akhirnya seseorang membukakan pintu dan ternyata itu adalah Jimin yang sedang menatap Sehun terkejut.

"Mau apa kau?" Kata Jimin ketus sambil mendekap tangannya di depan dada.

"Hyung, dimana Yoora?"

Jimin berdecih dan menatap Sehun remeh. "Setahun. Selama setahun kau kemana saja hah? Dan kau baru datang sekarang?" Kata Jimin dengan senyum masamnya.

"Dimana Yoora?"

"Carilah sendiri." Ucap Jimin malas lalu masuk ke dalam rumah dan bersiap menutup pintu lagi tapi kaki Sehun dengan cepat menghalangi pintu agar tidak tertutup.

Jimin menghela napasnya kasar dan membuka pintunya lagi. Menatap Sehun dengan tatapan terlalu malas bahkan membiarkan Sehun masuk seenaknya. Sehun yang sudah masuk ke dalam rumah langsung mencari Yoora ke segala ruangan bahkan kamar Yoora pun ia masuki tapi ia sama sekali tidak menemukan Yoora. Sehun menghampiri Jimin lagi yang masih berdiri di pintu utama.

"Dimana Yoora, hyung?" Tanya Sehun lagi.

"Kenapa kau mencarinya?"

"Aku merindukannya."

"Omong kosongmu sangat luar biasa. Apa 'tunangan'mu tidak akan marah jika mendengarnya hah?"

"Aku tidak memiliki tunangan hyung." Jawab Sehun dengan nada tidak suka.

"Terserah kau. Lebih baik kau jelaskan semuanya pada Yoora. Ya, itupun jika Yoora ingin bertemu denganmu."

Sehun menghela napasnya lelah dan kemudian keluar dari rumah tersebut dan ingin melanjutkan perjalanannya mencari Yoora. Karena ia tahu, seberapa berusahanya ia meminta Jimin memberitahunya, Jimin tidak akan memberitahunya. Tapi sepertinya hal itu tidak terjadi hari ini.

"Jika kau memang benar-benar ingin menemuinya carilah dia di gereja yang berada di pusat kota. Kau akan menemukannya di sana. Tapi aku harap kau tidak akan terkejut menyadari sesuatu yang akan terjadi nanti pada saat kalian bertemu satu sama lain." Kata Jimin tiba-tiba yang membuat Sehun menatap Jimin dengan tatapan berterima kasih lalu langsung bergegas melajukan mobilnya menuju tempat yang Jimin maksud.

Drrt... drrt....

"Apa?" Tanya Jimin pada seseorang yang menelponnya saat ini.

"Apa dia mencari Yoora, hyung?"

"Ya. Bahkan aku terkejut melihat tindakannya. Apa kau habis menghasutnya atau bagaimana Baekhyun?"

"Aku hanya memberikan pukulan kecil yang tidak seberapa."

Jimin memutar bola matanya malas dan segera memutus panggilan lalu masuk lagi ke dalam rumah.

***

Kini sudah memasuki bulan musim dingin. Bulan dimana kebanyakan orang akan malas untuk sekedar keluar rumah dan membiarkan tubuh mereka membeku. Lain halnya dengan seorang gadis cantik yang malah memilih untuk keluar rumah dengan memakai pakaian musim dingin lengkap dengan syal yang melingkari lehernya. Ia berdiri tidak jauh di depan sebuah gereja yang atap-atapnya sedikit tertutupi oleh salju.

Dia--Yoora--menautkan kedua tangannya di depan dada lalu memejamkan matanya. Mulutnya berbicara tanpa adanya suara. Ia berdoa. Berdoa untuk dirinya dan keluarganya. Tak lama kemudian ia membuka kedua matanya perlahan dan menatap gereja tersebut dengan pandangan mata sendu.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang