CHAPTER 1

1.3K 31 17
                                    

    Perceraian kedua orang tua ku membuat aku rapuh, membuat aku kekurangan perhatian dan kasih sayang. Hingga dia datang membantu tawaku kembali pecah seperti sediakala. Kehidupan malam ibu kota menjadi keseharianku, dia yang membuatku larut dalam kegiatan malam. Sampai pada kejadian yang tak pernah aku inginkan.

"jagoan mama, duh, sayang, laper ya??" ucapku, kepada jagoan kecilku, malaikatku, yang membuatku bertahan hidup.

Adrian Galuh Alvaro, nama malaikat kecilku, bayi yang tak pernah dia harapkan, membuatku mengarungi kehidupan baru di kota ini. Aku sengaja memberi nama Alvaro dibelakangnya, ya karna itu adalah nama ayahnya. Entah kenapa, aku yakin, kelak bayi ini akan menjadi anak emas yang dibanggakan.

Surabaya, menjadi pilihan terakhir, jauh dari orang-orang yang tak pernah tulus bersamaku, kota yang menyamai hinar binar kehidupan ibu kota.

Berkat bunda Maya, aku bisa menopang kehidupanku dan bayi mungilku. Bunda maya adalah seorang janda, bunda begitu aku memanggilnya, dia mempunyai seorang anak laki-laki, yang sedang merantau ke ibu kota untuk mengejar pundi-pundi rupiah.

"Cucu oma, gantengnya, lagi nyusu ya sayang??" ucap bunda mencoba berbicara dengan Rian, anakku.

"Oh ya, Dinda, besok Al pulang loh, kamu belum pernah ketemu langsung kan??"

"Besok bun?? Waahhh,, Dinda harus menyiapkan makan special nih buat kakak Dinda" ucapku sambil tersenyum lebar. Aku sudah pernah melihat foto Al sebelumnya, kalian tau dimana aku melihatnya??? Ya dirumah bunda lah, hahahhahahah.. kan aku tinggal bareng bunda.

-flashback-

Perceraian, kata yang sangat aku benci. Kata itu mampu merubah duniaku, dunia indahku menjadi suram seketika, kehidupan malam, minuman dan kawan-kawannya menemani dunia baruku, sebelumnya aku adalah gadis baik, penurut dan pendiam, tidak terlalu banyak teman, bisa dibilang aku adalah gadis terkuper pada saat itu.

Dan datanglah dia, Aliandra Zidane Alvaro, dia mampu membuatku tertawa, mebuatku melupakan segala permasalahan yang ada, menjalani hari-hari bersamanya, tinggal bersama, dan dialah yang menanggung kelangsungan hidupku kala itu. . Entah, aku sudah tak peduli dengan pendidikan dan hal lain dalam hidupku. Kecuali, dirinya, dia mampu merubah duniaku sesaat begitu saja.

Sampai datanglah malam itu, semua diluar kendaliku, aku dan dia keblabasan, melakukan suatu hubungan yang seharusnya tidak kami lakukan.

Namun, bukan sebuah penyesalan, tetapi sebuah kenikmatan yang membuat kami ketagihan. Satu bulan kemudian aku hamil, dan Andra, begitu aku memanggilnya, dia tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Dia menyuruhku menggugurkan kan janin tak berdosa ini. Seminggu aku bertahan dengan keadaan ini, aku tak punya siap-siapa untuk tempat bersandar, dan bercerita. Kuputuskan untuk pulang kerumah papa, karna aku tak tau dimana mama tinggal. Papa sangat marah kepadaku, segala cacian dan kata-kata tak pantas pun keluar dari mulutnya.

"apa??? Kamu hamil?? Prilly!! Papa tak pernah mengajarkan hal jelek, hal yang tak pantas dilakukan oleh anak seusia mu!! Bahkan hamil diluar nikah!! Papa malu Ly, papa malu!! Mau ditaruh mana muka papa?? Nama baik keluarga kita!!! Haaaa" ucap papa berteriak marah didepanku.

"maafin Ily pa, maaf." Hanya kata itu yang keluar dari bibirku.

Papa menamparku, dan mengusirku. Dia tak mau aku kembali ke rumahnya. Bahkan ia tak menganggapku anak lagi.

Mama, entah kemana dia pergi. Seolah olah hilang ditelan bumi, ma, Ily tak punya siapa-siapa lagi. mama dimana... aku menangis sepanjang jalan. Tak membawa apapun, hanya tas kecil selempang yang bertengger setia dibahuku.

TAKDIR TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang