Aku Gifeena Suryatama. Karyawan di sebuah perusahaan yang cukup besar di Jakarta.
Dia. Arshaka Yudhigara. Karyawan di perusaaan yang sama dengan ku namun berbeda divisi.
Kalian pernah berada dalam kondisi dimana kalian menaruh sebuah hati pada seseorang yang bahkan kalian dan dia berkenalan akibat ketidak sengajaan dan selesai sampai disitu. Tanpa ada obrolan panjang tentang ini itu yang dapat membuat kalian merelakan hati untuk terjatuh kepada orang tersebut?
Aku pernah. Aku merasakan hal yang demikian.
Aku bertemu dan berkenalan dengannya karena sebuah ketidaksengajaan. Jangan bayangkan hal-hal romantis yang ada di FTV ataupun novel-novel romansa sebab awal pertemuan kami. Ini hanya hal biasa yang siapa pun bisa mengalaminya. Aku mengantarkan Bunda ku dan dia mengantarkan Mama-nya yang memang ada acara arisan di luar kota.
Dan jangan harapkan ada adegan saling pandang tak berkedip, ataupun tatapan terkesima darinya untuk ku atau sebaliknya. Karena setelah menjabat tangan seraya menyebutkan nama, aku dan dia sama-sama berpaling dan selesai. Perkenalannya selesai.
Ya. Selesai sampai disitu.
Sampai akhirnya aku mengetahui dia berada di kantor yang sama dengan ku. Terkejut. Tentu saja. Aku yang berharap dapat bertemu lagi dengannya, walau hanya sekedar melihat dari jauhpun dan harapan itu terkabul dengan aku dan dia yang kembali dalam ketidaksengajaan bertemu di lobby kantor pagi itu.
Namun. Lagi-lagi tanpa kata, hanya sekedar senyum tipis tanda kesopanan yang hadir dipertemuan kedua kami. Takdirkah ini?
Ternyata kami sudah bekerja di bawah lindungan atap yang sama selama satu tahun ini. Kemana saja aku? Dan kemana saja dia? Hingga kami tak pernah saling sapa bahkan saling kenal?"Mas-nya udah turun juga ternyata Fen"
"Sapa gak nih? Sapa aja gih. Keburu digebet orang baru nyesel lu"
"Jodoh gak kemana kali" dan aku pun tersenyum membayangkan aku dan dia berjodoh. Hahaha bahagianya andai saja terjadi.
"Heem si mas calon imam idamannya si Feena lirik ke lo tuh"
"Bunga apaan sih. Malu tau. Biarin aja dia mau lirik juga. Mata di kok. Yuk makan ah. Laper gue" pengalihan sempurna Feena
Sahabatku, Noza dan Bunga.
Noza gadis berkerudung yang periang, ceria selalu, humoris, tipe-tipe sahabat yang kalau lagi galau kita datang ke dia semua galau akan hilang. Bisa banget langsung dekat dengan siapa pun. Emang orangnya selalu wellcome sama siapapun. Hobih-nya makan dan ngomong. Kebaikannya jangan di ragukan.Lain Noza, lain pula Bunga. Gadis manis yang berkerudung juga. Rada kalem dikit namun tetap asik untuk di ajak gila-gilaan. Tipe-tipe pendengar curhat yang baik, dan penyayang kayak Bunda. Kalo cari sandaran pengen curhat, Bunga adalah pilihat yang sangat tepat. Kesamaan Bunga sama aku, kita memang lebih kalem dari Noza. Noza yang ceplas-ceplos, punya kenalan dimana-mana, kalau aku dan Bunga lebih suka berteman dekat dengan sesama perempuan. Ya walaupun teman laki-laki bakalan asik kalo diajak jalan rame-rame. Tapi tetap saja tidak ada yang terlalu dekat. Hanya sekedar saja.
--
"Hujan Noz, gue bareng elo ya. Bung, ikut gak?"
"Iya lah, masa disini sendirian berteman sepi gue"
"Yaudah, ayok. Pada bawa payung kan? Gue nebeng payung siapa nih? Bunga atau Feena?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diampun Kita Satu Rasa
RomanceAku tahu dia. Aku kenal dia. Namun aku tak banyak berbicara denganya. Aku ingin, tapi ku urungkan karena aku mencintainya - Arshaka Yudhigara Aku tahu dia. Aku pernah dikenalkan dengannya. Aku meyimpan rasa untuknya. Namun untuk saling tegur pun aku...