sebuah kebetulan

66 1 1
                                    

Tampak sepasang kekasih yang bercanda gurau di taman yg masih rame meski sudah menjelang sore,meski begitu tak membuat sepasang manusia yang lagi di landa kas maran itu merasa malu atau apa itu.seperti saat ini terlihat yang lelaki tiduran sambil kepalanya di taroh di atas paha sang wanita, mereka menikmati kebersamaan yang beberapa hari ini tidak pernah di lakukannya lantaran karna mereka harus fokus belajar untuk ujian nasional (UN).ya dia vanisa dan billy

Pim liburan nanti ikut aku lah kita ke puncak gimana mau gk",tampak vanisa sedang berfikir."ya elah pim pake acara mikir lagi orang di ajak pacar juga".dengus billy saat melihat vanisa yg memikiri ajakan billy.vanisa tersenyum dan mengelus pipi billy."bukannya gak mau pum,tapi masa iya cuma berdua,orang tua ku pasti tidak akan mengizininnya".jelas vanisa.
Kamu tenang aja kita gk berdua aja kok kita ajak teman-taman kita sama pasangan mereka,gimana?".
Baiklah kalau begitu aku setuju".billy pun bangun dari tidurannya dan langsung loncat-loncat seperti anak yg baru di kasih hadiah oleh mamanya.
Yeyyyy.....jadi liburannya...".vanisa hanya bisa menahan tawanya saat melihat billy kesenangan."sudah-sudah malu di lihat orang".vanisa segera menghentikan kelakuan billy agar tak banyak yg memandang mereka dengan tatapan aneh."hehe...sorry pim aku lupa kita di mana".dgn muka seperti orang bodoh dan vanisa hanya bisa geleng-geleng kepala dan menahan senyumnya.

Hay...apa aku mengganggu kalian..".tiba-tiba ada suara dari belakang vanisa dan billy.billy &vanisa yang kaget dan langsung menoleh kan kepala mereka ke belakang,tampak billy mendengus kesal tanda dia tidak suka dengan kehadiran orang yg ada di hadapannya.berbanding dengan vanisa yang langsung memberi sambutan dan senyumannya,billy yang melihat vanisa tersenyum pada orang yg ada di depannya hanya bisa menahan emosinya."eh..kak ilham!tidak kok kak tidak mengganggu kita,yakan pum".sambil melihat ke billy dan menggenggam tangan billy,vanisa tahu billy sedang menahan emosinya,srbelum menjawab billy menghela napasnya stelah mendapatkan kehangatan tangan vanisa."iya tidak menggangu kok".tersenyum paksa."aku ke sini hanya mau bilang makasih buat kalian berdua yg tlah mau maafin kesalahan ku waktu tempo dulu".ucap lelaki yg tadi menyapa mereka yg tadi di sebut vanisa kak ilham,dia adalah teman vanisa dan billy kenapa vanisa sebut nama dia dengan kakak karna vanisa waktu dulu masuk SD nya umurnya lima tahun,karna kecerdasan vanisa maka pihak sekolah langsung menerimanya."iya kami sudah memaafkannya..jadi kalau tidak ada ke perluan lagi silahkan anda pergi".jawab billy dengan nada ketusnya dan memberi tatapan yang tajam.ilham hanya tersenyum saat mendengar jawaban billy yg tampak masih marah dengannya tatapan ilham ber alih melihat vanisa yang sedang memandang billy."vanisa...makasih".melihat senyum ilham ke pada vanisa billy tambah menggenggam tangan vanisa agar mengalihkan wajah vanisa billy mengakui bahwa ilham mempunyai senyum yg bisa membuat wanita manapun tergila-gila dengannya,tapi billy yakin di antara wanita itu vanisa tidak termasuknya apa lagi dengan ke jadian saat di mana ilham memaksa mencium vanisa,untung dia dengan tepat waktu menolong sang kekasih yg sudah menangis di bawah kekuasaan cowok yg di depannya,mengingat itu semua membuat emosi billy tambah mengebu,tiba-tiba billy berdiri dan menarik vanisa"ayo pulang pum ini sudah mau menjelang malam".billy berjalan sambil menggandeng tangan vanisa
Ilham bediri dan tersenyum"sebuah kebetulan yg seru".senyum penuh arti dan berlalu dari tempat itu.

Di dalam mobil vanisa hanya diam dan billy pun mengontrol emosinya,saat sudah tenang billy menggenggam tangan vanisa dan menciumnya"maafin aku tadi aku lagi emosi".sesal billy.vanisa hanya tersenyum dan mengangguk dan membalas genggaman tangan billy.

Di depan rumah vanisa,"sudah sampai pum".ujar billy dengan senyumnya,vanisa menganggukan kepala dan"apa kamu mau ikut masuk".tanya vanisa,billy tersenyum dan menggelengkan kepala"tidak pum ini sudah malam tidak enak sama keluargamu"vanisa hanya tersenyum dan menggangukkan kepala tanda mengerti.saat ingin membuka pintu.tiba-tiba billy mencegah nya"tunggu pum".vanisa menoleh dan mendapatkan billy yg tersenyum sambil memajukan kepalanya vanisa yang sudah mengerti hanya bisa menutup mata saat tangan billy menarik lehernya dan cuupppp...bibir billy sudah menempel di bibir vanisa cukup lama mereka diam dan kelamaanya mulai melumat bibir masing-masing dengan ritme pelan seakan ingin mengutarakan perasaan masing-masing,stelah beberapa menit merekapun melepaskan ciumannya karna ke habisan oksigen,billy tersenyum manis saat melihat wajah vanisa yg tampak merah padam karna ciuman intens mereka dan billy pun suka.tiba-tiba billy membisikkan sesuatu yang lansung membuat vanisa makin salting dan pipi mya jangan di tanya lagi seperti apa "kamu makin cantik saat kita habis berciuman".bisik billy di telinga vanisa dan lagi-lagi billy trrsenyum bahkan terdengar kekehan billy yg membuat vanisa makin merasa malu dan buru-buru membuka pintu dan menutupnya tanpa sepatah kata apapun dan berlari masuk ke dalam rumahnya,lagi-lagi billy hanya tersenyum melihat tingkah sang kekasih dan bergegas pulang meninggalkan perkarangan rumah vanisa.
Vanisa yang masih di depan pintu rumahnya bersandar dan tersenyum sambil memegang bibirnya,"ini ciuman pertamaku dan ternyata rasa nya nikmat apabila kita melakukannya dengan orang yang kita cintai"batin vanisa dan mengintip dari jendela yg sudah tidak menemukan pujaan hati."kamu ngapain di situ sayang"suara sang mama dan cukup membuat vanisa kaget dari lamunannya "eh..mama gk tadi hanya lihat billy sudah pergi apa belum".jawab vanisa dan di angguki sang mama"ya udah sana gih tidur udah malam oh ya apa anak mama ini sudah makan"tanya mama nisa.vanisa menjawab dan mengangguk kepala"sudah ma tadi bareng billy.lagi-lagi mama nisa menggangguk dan menyuruh vanisa masuk kamar.

VanisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang