Unconditional

3 1 0
                                    

"Radeeennn!!!"

"Ayo bangun, anterin mba..." Zahrana menarik selimut dari tubuh adiknya itu.

Setelah begadang menyelesaikan tugas sampai subuh kini Ia baru memiliki kesempatan untuk pergi ke alam mimpi.

Tanggal merah diantara tanggal hitam ini menjadi kesempatan bagi Zae untuk memperpanjang waktu tidurnya.

"Minta anter ayah aja sih, Mba!"

"Ayah sama ibu kerja!"

"Mas Ilham?"

"Nggak mau!"

"Mbaa ngertiin adek dikit kek sekali sekali, aku baru tidur mbaa.." Zae meraih sarung dan menutupi tubuhnya dengan sarung yang biasa dipakainya sholat.

"Tidur pagi-pagi nggak boleh tau! Nanti rejeki kamu dipatok ayam!"

"Aku belom kerja..."

"Yaudah jodoh kamu ditikung orang!"

"Mbaaa..."

"Ayooo Radenku yang ganteng baik hati tidak sombong rajin menabung pinter sholeh.."

Zae bangkit dari tidurnya dengan lemah.

"Tapi pake mobil ya.."

"Aah! Kelamaan belom kejebak macetnya.."

"Yaudah.." Zae menjatuhkan tubunya kembali.

"Iya deh iyaaa..." Zahrana menarik tubuh adiknya.

Setelah cuci muka dan gosok gigi, Zae menuruni anak tangga rumahnya dengan setengah sadar.

"Melek woy!" Seru Zahrana sambil memberikan sepotong roti isi untuk sarapan.

"Laras mau kemana dek?" Tanya Zae sambil duduk disebelah Laras yang sedang makan nasi goreng.

"Mau kerja kelompok, Mas.."

"Ooh, yaudah pesen mas cuma satu, kalo temen-temen kamu nggak mau ngerjain, namanya jangan ditulis ya.."

"Betul itu dek!"

Laras memang gen Z terlemah diantara kakak kakaknya, mungkin terlalu mewarisi kelembutan hati sang ibu.

"Iya deh, tapi anter aku juga ya Mas.." Kata Laras sambil nyengir.

Zae menghela nafas panjang lalu meminum susu yang Zahrana buatkan.

"Ayo berangkat!" Seru Zae yang membuat Laras dan Zahrana kaget dan langsung meraih barang-barangnya untuk pergi.

"Mba, Mas, aku ikut eskul apa ya.." Tanya Laras.

"Taekwondo!"

"Musik!"

"Taekwondo sambil main musik nih?" Laras bingung dengan jawaban dari kakaknya.

"Hm, jangan ikut-ikut mas dan mba deh dek. Kamu cari tau passion kamu dimana.." Kata Zahrana.

"Iya, contoh mas nih, nggak ngikutin Mba Rana di taekwondo yang kasar itu, mas lebih milih musik dan olahraga.." Sambung Zae

Zahrana mendelik ke arah Zae yang sedang menyetir.

"Iya deh, nanti Laras pikirin.."

Setelah berpamitan dengan kedua kakaknya, Laras turun dari mobil yang sudah berhenti didepan rumah Fani temannya.

"Non Ajeng Zahrana mau kemana ini?" Kata Zae.

"Rumah sakit.."

"Eh ngapain?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why you?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang