Chapter 1

153 10 0
                                    

Bara Devandra. Menatap datar kotak kado yang berisi kemeja berwarna biru ditanganya. Diatas kemeja tersebut terdapat surat yang berisi;

Hai Andra. Ini kado buat lo, kemeja warna biru. Biru warna kesukaan lo kan? Ndra, itu kemeja yang gue jahit sendiri lho. Andra, maafin gue ya?

-Ashilla

Bara menghela nafas lalu menyimpan kotak kado yang masih berisi kemeja itu pada kardus besar yang sudah berisi berbagai benda-benda yang pernah diberikan kepada nya.

Lalu menyimpan surat yang tadi telah ia baca pada gelas bening yang ia letakan di atas meja belajar. Terlihat banyak sekali gulungan surat dengan kertas warna warni terkumpul didalam nya.

"Dapet lagi, Bar?" Tanya Rio-- teman Bara yang kini sedang membolak balikan majalah milik mama nya.

Bara bergumam lalu duduk diatas kasur miliknya.

"Ashilla itu cantik. Tapi sayang, kelakuannya bikin enek." Kata Billy orang yang fanatik akan game.

"Sebenernya motif Ashilla ngasihin lo kado setiap seminggu sekali itu apaan sih, Bar?" Tanya Billy.

Dengan keras Rio memukul punggung Billy dengan majalah yang ia pegang dan itu membuat Billy menjerit kesakitan.

"Itu karena si Ashilla naksir sama Bara, pea!"

Sembari mengelus punggungnya Billy berkata, "ya maksud gue naksir gak sampe segitunya juga kali, kalo gue jadi diamah udah nyerah deh, mana direspon dingin sama datar banget kayak jalan tol."

"Lebih mending jalan tol ada lubang sana sini." Celetuk Rio

Bara mengindahkan semua kicauan teman-temannya. Ia kini sedang membolak-balikan album yang berisi foto-foto saat ia sedang duduk dibangku SMP.

Gerakan tangan Bara yang akan membalikan lembar selanjutnya dari album foto tersebut terhenti ketika ia melihat foto dirinya bersama seorang gadis yang memakai seragam berbeda dengan yang dipakai Bara, sedang ia rangkul. Senyum lebar dari keduanya tercetak sangat jelas.

Raut wajah sendu terlihat diwajah Bara tetapi dengan datang nya ingatan itu raut wajah Bara berubah seketika.

"Wih, siapa tuh Bar? Leh ugha." Heboh Rio, ia kini duduk disamping Bara.

Bara menoleh sekejap lalu menutup album foto tersebut dan meletakkan nya kembali ditempatnya.

"Yah kok ditutup sih, Bar?" Ucap Rio.

Billy meletakkan stick ps nya lalu menghampiri Rio, "apaan? apaan?" Tanya Billy dengan raut wajah kepo.

Rio berbisik pada Billy, "Daddy nyembunyiin sesuatu dari kita."

"Masasih?"

Rio mengangguk, "iyah."

Bara menghela nafas lalu beranjak dari kasurnya.

"Makan gak?"

Billy dan Rio beranjak juga dan berseru heboh.

"Ayok!"

¤¤¤

"Itu ayam punya gue Billy!"

"Minta sih, yo."

"Gak mau!"

"Pelit."

"Biarin."

Bara meminum jus jambu miliknya lalu melihat sekeliling kafe tempat yang sedang ia kunjungi bersama Rio dan Billy.

"Mampus gue."

Rio dan Billy yang sedang ribut terdiam seketika ketika mendengar Bara bergumam.

"Napa, Bar?" Tanya Rio.

Bara menatap seorang gadis yang memakai dress berwarna peach sedang berjalan menuju padanya dengan senyum yang merekah yang bagi orang-orang yang melihatnya itu adalah senyum yang terkesan centil.

Rio serta Billy mengikuti arah pandang Bara.

"Ow-ow." Ucap Rio dan Billy, sedangkan Bara masih dengan wajah datarnya ketika gadis itu duduk disebelahnya.

"Hai Andra!" Tangan gadis itu melambai.

Bara hanya bergumam lalu kembali memakan nasi goreng didepannya.

"Bara, Ashilla. Bara, bukan Andra."
Kata Billy.

Ia merasa asing jika sahabatnya itu dipanggil Andra dibanding Bara. Walaupun nama Andra ada di nama panjangnya Bara, tetap saja ia merasa asing dan tidak suka.

Gadis yang ternyata bernama Ashilla itu menatap sinis Billy.

"Biarin sih. Suka-suka gue. Andra aja gak marah, kok lo yang malah repot, sih?"

Rio meletakkan sendok serta garpu yang sedang ia pegang.

"Udah-udah. jangan para ribut. Sekarang kalian tinggal makan terus diem. Dan lo Ashilla! Kalo mau makan, bayar makanan lo sendiri."

¤¤¤

Haloo gaes!

Baca cerita gue juga yang atu nya lagi ya! Yang judulnya "Dear Twins" :D

Okeh thanks ya!

See you next chap:)

24, Agustus 2016.

The ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang