Gue jalan sendirian dikoridor kelas XII buat ke kantin. Si dua gorila nyasar itu ninggalin gue. Gue keluar dari toilet setelah melakukan panggilan alam.
Gue liat dikoridor kelas dua belas yang memang selalu sepi ketika jam istirahat, ada seorang cewek yang lagi dibully sama cewek yang kayaknya anak dua belas.
"Masih zaman maen bully-bully an? Jadul banget kalian,"
"B-ba-bara?" Ucap Angel terbata. Angel, orang yang lagi ngebully cewek yang sekarang ada dibelakang gue, yang lagi nangis dan ketakutan.
"Kita gak bakalan ngebully dia kalo dia gak cari masalah sama gue!" Teriak Angel dengan wajah merah karena marah, sembari menatap cewek yang sedang bersumput dipunggung Bara. Dua orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya mengangguk menyetujui.
"Ganjen banget nih cewek."
"Lo tau kan kalo sekolah kita dilarang main kayak bully membully? Dan lo ketangkep basah lagi ngelakuin hal kayak gitu. Gimana ya, reaksi kepala sekolah kalo liat murid nya kayak gini?" Ucap gue dingin.
"Kita juga gak bakalan ngebully tu cewek kalo dia gak cari gara-gara sama gue!"
"Apa lo harus banget balas dendam sama dia?" Gue melirik cewek dibelakang gue. "Dia pasti gak sengaja ngelakuin hal itu ke elo."
"Argghh.." Angel mengacak-ngacak rambut nya dan menatap sinis cewek dibelakang punggung gue, "Awas ya lo!"
"Pergi! Angel!"
Angel dkk pergi dengan tampang cemberut. Gue melihat cewek yang sedari tadi dibelakang punggung gue, sekarang ada didepan gue.
Cewek yang berpostur tubuh mungil dan berponi. Wajah yang tadinya menunduk, kini mengangkat wajahnya. Wajah nya sembab, mungkin karena habis menangis.
"Makasih,"
□□□
A U T H O R
"Makasih,"
Akhirnya cewek itu bisa juga mengatakan satu kata itu. Sungguh, ia masih terkejut dengan adegan tadi yang dia alami. Dia murid baru, dan hari pertamanya, adalah hari tersialnya ketika ia tak sengaja menumpahkan jus strawberry milik Angel.
Cowok bertubuh tegap dihadapannya hanya menatap nya dengan wajah datar. Tanpa ekspresi sedikitpun. Cewek itu mengerutkan keningnya ketika cowok dihadapannya ini tak berbicara sedikitpun.
"Makasih, ya, buat tadi. Lo udah nolongin gue." Ucap cewek tadi dengan salah tingkah karena tatapan Bara yang lurus menatap nya.
"Lo, murid baru?" Tanya Bara datar dan dingin.
Cewek tadi mengangguk dan tersenyum "Iya. Gue baru pindah tadi pagi. Kenalin, nama gue Bella."
Uluran tangan Bella hanya di tatap Bara membuat Bella menariknya kembali. "Oh. Oke."
Bella terbelalak. Ketika tangannya ditarik oleh Bara.
"Eh, eh! Lo mau bawa gue kemana?!"
"Masuk, gue tunggu lo diluar."
Bella menatap pintu didepannya. Toilet wanita. Lelaki itu membawanya ke toilet wanita. Tanpa menunggu lama karena badan nya sudah benar-benar lengket karena terigu dan telur yang ditumpahkan pada bajunya, ia masuk ke toilet. Untung gak dirambut, batinnya bersuara.
"Nama lo siapa?" Tanya Bella. Ia menatap lelaki berpostur tubuh tinggi, rahang yang tegas dan alis yang tebal di sampingnya, lelaki yang menolong nya tadi.
Bara melirik Bella sekilas. Ia berniat setelah membantu cewek itu ia akan menuju ke kantin sendirian, namun Bella ingin ikut dengan alasan, belum tahu jalan.
"Bara."
Bella mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh. Bara."
"Itu temen-temen lo, ya?" Tanya Bella ketika ia melihat dua orang yang melambai kearahnya, atau lebih tepatnya kearah Bara.
Bara menghadap Bella dengan tangan masuk ke saku.
"Iya. Lo mau gabung?"
"Eh? Nggak deh, malu lah."
Bara menatap Bella sebentar lalu mengedihkan bahunya, "Yaudah, gue kesana dulu. Lo cari temen aja sana."
Bara berhenti berjalan ketika tangannya dicekal oleh Bella, "Ikut lo aja deh ya? Masa iya, gue duduk sendirian?"
"Terse--"
"Bella!"
Seruan itu membuat Bella dan Bara menatap keasal suara yang ternyata Anne, teman sebangku Bella. Bella tersenyum dan melambai.
"Sini! Bareng gue!"
"Tuh, kayaknya lo udah punya temen."
Bella mengangguk semangat, "Iyah. Gue kesana dulu ya! Makasih udah nolongin gue."
Bara mengangguk, dan berjalan kearah Rio dan Billy.
"Jam istirahat udah mau abis. Lo baru dateng," ucap Rio.
"Tadi siapa?" Tanya Billy.
"Yang mana?"
"Yang tadi, yang bareng masuk kantin bareng lo,"
"Bella."
Billy dan Rio terbelalak namun tersenyum geli kemudian. Jarang-jarang Bara ingin berkenalan dengan seorang cewek.
"Ekhem... ada yang lagi PDKT nih,"
"Kenalin lah, sama kita cewek nya."
"Nggak," ucap Bara datar.
Billy cemberut dan mencolek dagu Bara membuatnya menatap tajam Billy, "Abang pelit sama neng."
"Diem gak lo?"
Ucapan Bara membuat Billy terdiam. Rio terkekeh.
Bara beranjak dari kursinya.
"Mau kemana?" Tanya Rio heran.
"Masuk."
"Belom bel, juga." Billy menggerutu. Tak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi membuat Billy menghela nafas dan pergi bersama Rio menyusul Bara.
■■■
Heii!
Jumpa lagi bareng gue:D
Seneng gak? Enggak? Yaudah.
3, Oktober 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Changes
Roman pour AdolescentsSemua hal pasti akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Orang yang menghilang secara tiba-tiba bagai ditelan bumi akan membuat orang yang merasa kehilangan akan berubah, berubah dengan sangat drastis. Bahkan orang-orang akan melihatnya ratusa...