Atap sekolah adalah tempat paling sepi baik saat istirahat maupun pulang sekolah karena atap sekolah dikunci. Tapi karena aku bersahabat dengan penjaga sekolah, aku bisa dapat akses ke atap sekolah kapanpun. Dan keuntungan ini aku manfaatkan untuk bersembunyi dari para fangirl yang beberapa hari ini terlihat sudah mengincarku.
Mi-chan sengaja tak ku beritahu tentang ini karena aku tak ingin melibatkan dia dalam hal ini. Sekarang yang harus aku lakukan adalah bersembunyi. Kalian tahu kenapa aku bisa seperti ini? Yup... Ini karena Keichiro. Mendekati cowok yang terlalu terkenal itu adalah sebuah kesalahan. Maksudku, aku membiarkan diriku dekat dengan Keichiro tanpa berpikir seperti apa resiko yang akan terjadi kalau aku yang tadinya bahkan tak punya rasa suka pada cowok terkenal sekarang jadi suka dan melakukan pendekatan dengannya.
Beginilah resikonya sekarang. Dikejar fangirl freak. Sekarang aku tahu kenapa Keichiro begitu risih dengan mereka. Kalau aku jadi Keichiro aku juga akan risih dengan mereka. Kira-kira bagaimana caranya Keichiro bersembunyi dari para fangirl itu ya...
Ada beberapa kemungkinan sih. Pertama, di gudang olahraga. Jarang ada yang ke sana kecuali saat ada yang mau mengambil atau mengembalikan alat-alat olahraga. Kedua, di dalam toilet laki-laki di mana tidak ada perempuan yang bisa masuk.
Aku mendengar suara pintu atap sekolah terbuka. Aku yang sedang duduk di bawah payung tradisional Jepang segera menutup payungku dan bersembunyi. Siapa lagi yang punya akses ke atap selain aku dan penjaga sekolah? Jangan-jangan ada guru yang-
"Aku tahu ada orang di sini. Keluarlah. Aku tidak akan melaporkanmu ke guru" tunggu... Aku kenal suara ini! "Bagaimana bisa kau punya akses ke atap sekolah?" tanyaku belum keluar dari tempat persembunyianku. "Hah? Tentu saja aku meminjam kunci penjaga sekolah" jawabnya. "Dengan alasan apa kau meminjam kunci itu sampai penjaga sekolah mau menyerahkannya?" tanyaku lagi.
Suara langkah kaki terdengar pertanda ia berjalan mendekat. "Aku bilang kertas tugasku terbang dan terbawa sampai ke atap sekolah" jawabnya. Seketika sebuah wajah familiar muncul di hadapanku. "Tidakkah menurutmu alasan itu terlalu mengada-ada, Keichiro? Dan sejak kapan tugas kita ada yang memakai kertas? Bukankah semua tugas dikerjakan di buku tulis?" tanyaku.
"Kau baru saja diberi tugas mengarang oleh guru bahasa Jepang dan kau langsung lupa? Otakmu butuh diperbaiki ya... Apa karena aku terlalu sering menepuk kepalamu?" Keichiro menepuk kepalaku. "Humph... Aku sampai melupakan tugasku sendiri gara-gara fans-mu yang sangat freak itu tahu" ucapku sambil bersedekap dada.
"Menjadi terkenal itu tidak enak... Sebisa mungkin aku ingin bersembunyi dari fans-ku makanya aku ke sini" Keichiro duduk di sebelahku. "Tapi ini tempat rahasiaku. Karena aku bersahabat dengan penjaga sekolah, aku dapat kunci duplikat atap sekolah. Bahkan Mi-chan tak ku beritahu soal ini" protesku.
"Kalau begitu, jadikan ini tempat persembunyian kita berdua. Atap sekolah masih cukup luas kok untuk 2 orang" Keichiro mengambil payung tradisional-ku dan membukanya. "Kenapa kau tidak sembunyi di UKS saja?" tanyaku. "Ada guru di sana. Kalau tidak ada guru sih tidak apa-apa" jawabnya. Kau terlihat seperti penguasa UKS untukku. Habis tiap kali aku ke UKS, aku tak pernah melihat guru UKS malah melihatmu sedang memakai jas guru UKS.
"Kau sendiri kenapa memilih tempat ini sebagai tempat rahasiamu? Bukannya banyak ruangan di sekolah ini yang bisa kau jadikan tempat persembunyian?" tanya Keichiro tiba-tiba. Aku tahu tempat apa yang dia maksud. "Gudang olahraga itu mustahil. Di sana sangat berdebu dan udaranya pengap. Kau mau asma-ku kambuh? Lalu, ruang ekstrakulikuler-ku juga tidak mungkin. Karena aku tidak memegang kuncinya. Toilet perempuan juga tidak mungkin. Karena aku lebih mudah diserbu sebagai sesama perempuan" ucapku.
"Kalau di sini, udaranya sejuk, tenang, tidak perlu takut ada yang masuk dan menyerang. Aku merasa aman di sini. Aku bahkan bisa melakukan banyak hal di sini" aku berjalan menuju ke sebuah kardus tersembunyi dan membukanya. Yup, kardus ini milikku. Di dalamnya ada bola basket, komik, air minum, dan snack. Kardus ini juga merupakan tempat aku menyimpan payung tradisionalku.
"Ini bukan rumah keduamu tahu" Keichiro sweatdrop. "Aku sudah mengangap tempat ini sebagai rumah keduaku" ucapku. "Tapi kau harus tetap pulang ke rumah" ucap Keichiro. "Setelah situasi aman, aku akan pulang" aku menatap kunci atap sekolah yang berada di tanganku sekarang. Aku merasakan firasat buruk. "Aku berubah pikiran. Aku akan tetap di sini" ucapku tiba-tiba. "Tidak. Kau harus pulang!" suruh Keichiro.
Skip time
Bel pulang sekolah berbunyi. Aku membereskan tas-ku dan bergerak cepat menuju rak sepatu. Aku setelah aku memakai sepatuku ternyata aku diseret ke gudang olahraga oleh 2 orang yang aku kenal sebagai fans freak Keichiro. Begitu sampai di gudang olahraga, mereka melemparku ke dalam begitu saja. "Ittai..." umpatku. "Hashizawa, apa maksudmu mendekati Keichiro?" dan introgasi langsung dimulai. Yang bertanya tak dan tak bukan adalah ketua fanclub freak Keichiro, Shimazaki Miharu. Dia... Lebih imut dariku sih kalau aku harus mengaku. Tapi sikapku lebih baik daripada dia.
"humph! apa maksudmu? kau dan fangirl yang lain benar-benar sangat freak ya hingga kau tak bisa membedakan pertemanan dan percintaan?" sindirku. "Sikap Keichiro terhadap kau sama sekali bukan pertemanan!" bantahnya di dukung oleh fangirl yang lain. "Apa yang membuat kalian yakin akan hal itu?" tanyaku. "Keichiro mengobatimu bahkan mengganti perbanmu" ucap Miharu dengan nada cemburu. "Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai petugas UKS" belaku. Ugh... Aku mulai kesal dengan dia. "Kau pasti sengaja jatuh kan supaya dia mengobatimu?" tuduh Miharu. "Hah?! Mana ada yang mau membuat dirinya sendiri terluka hanya untuk diobati oleh Keichiro? Kalau ada pun itu hanya kalian para freak! Semua orang mana mau terluka? Terluka itu tidak enak tahu!" omelku.
Tatapan Miharu mulai tidak enak. "Kau mengajak berkelahi?" ucapnya kesal. "Apa aku tidak salah dengar? Gadis imut sepertimu mengajak berkelahi? Kau yakin akan menang? Anak laki-laki saja kalah denganku" ucapku sambil bangkit. Miharu tanpa ragu langsung maju. Aku bersiap menghindar tapi aku tak sadar kalau di belakangku ada matras. Aku pun terjatuh ke belakang. Untung saja aku jatuh ke arah matras. Kalau tidak, badanku pasti sudah sakit semua.
"Terjebak kau" Miharu menyeringai. Dia dan fangirl lainnya mengeluarkan sapu tangan dan menutup mulut dan hidung mereka. Mataku melebar. Jangan-jangan-
Sial! Aku terlambat! Debu-debu di matras berterbangan di sekitarku. Gawatnya aku sempat menghirup debu-debu itu. "Kami tahu kelemahanmu terima kasih pada Keichiro. Hahahaha" Miharu tertawa senang. Aku batuk-batuk karena menghirup terlalu banyak debu. Sebentar lagi... Pasti...
"Miharu-chan, sepertinya gejalanya sudah dimulai" ucap fangirl yang lain. Tch. Aku kesal karena mereka benar sekali. Aku mulai sesak nafas. "Itu hukumanmu karena sudah mendekati Keichiro. Kalau kau tidak mendekati Keichiro sejak awal kami tidak akan melakukan ini padamu" ucap Miharu. Sudah hentikan omonganmu yang tidak berguna dan cepatlah pergi! Aku... harus ke UKS... nafasku mulai pendek dan berat.
"Miharu-chan, sebaiknya kita pergi sebelum sensei patroli sekolah" suruh salah satu fangirl. "Benar juga... Ayo" mereka pergi. Aku mencoba bangkit dan keluar tapi sebelum aku bisa keluar, mereka sudah menutup pintunya. Aku sebentar lagi akan terkena asma pun tak punya tenaga untuk membuka pintu sama sekali.
"Ugh... Seseorang... Tolong..." aku kehilangan keseimbangan dan menabrak pintu gudang olahraga. Menimbulkan suara yang cukup besar untuk didengar oleh orang luar. Aku tak yakin akan ada yang mendengar sih...
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Novela JuvenilKeichiro Hakuya, cowok idaman sekaligus idola di sekolahku. Awalnya aku biasa saja dengan Keichiro. Tapi sebuah peristiwa membuatku jadi menyukainya dan aku jadi ingin lebih tahu banyak tentang Keichiro. Setahun lagi, kami akan lulus. Sebelum lulus...