As a Bodyguard and a Doctor

20 4 2
                                    

Berapa lama aku hilang kesadaran? Nafasku yang tadinya berat dan sesak sekarang terasa ringan. Jangan-jangan aku sudah mati ya? Ironis sekali mati karena asma. Aku akan mengutuk gadis imut berhati iblis itu... Akan ku hantui dia tiap-

"...wa"

Suara apa itu...

"...zawa" ada yang memanggilku rupanya... Apakah itu suara shinigami yang datang menjemputku untuk menyebrangi perbatasan antara hidup dan-

"Hashizawa!" panggilan itu membuatku sekejap langsung membuka mataku. Warna putih kebiruan langit-langit UKS menyapaku. "Aku... masih hidup?" aku mendengar seseorang menghela nafas lega sampai dia terduduk di kursi guru UKS.

"Syukurlah... Kalau sampai terjadi sesuatu yang lebih parah daripada ini akan ku laporkan Shimazaki dan teman-temannya ke kepala sekolah" ucapnya. Suara familiar itu...

"Kei..chiro?" nama itu keluar dari mulutku begitu saja. "Kau baik-baik saja?" Keichiro segera menghampiriku. "Sudah lama aku tidak mengalami asma... aku butuh waktu membiasakan diri" jawabku. "Asma bukan sesuatu yang harus dibiasakan" Keichiro sweatdrop.

"Kenapa kau menungguku? Padahal kau bisa pulang duluan dan membiarkan sensei yang menungguku" aku duduk di kasur. "Aku membersihkan kekacauan yang disebabkan oleh Shimazaki. Aku sudah melaporkan dia ke sensei. dia akan di skors" Keichiro melepas jas guru UKS-nya lalu menggantungnya di tempat semula.

"Baguslah. Tapi aku yakin aksinya takkan sampai di sini. Dia akan melakukan apapun untuk menyingkirkanku" aku turun dari kasur lalu mengambil tasku yang ada di atas lemari kecil di sebelah ranjang UKS. "Mulai sekarang aku akan jadi bodyguard dan doktermu" ucap Keichiro sambil mengambil tasnya.

"Tidak perlu repot-repot. Aku yakin kau punya kesibukan sendiri dan aku bisa mengurus diriku sendiri" tolakku langsung. Kalau dia semakin dekat denganku, aku akan semakin dirugikan. "Aku tidak terima penolakan darimu" Keichiro menepuk kepalaku pelan dari belakangku. "Kenapa kau repot-repot mau mengurusku?" tanyaku tidak mengerti sambil menatap Keichiro.

"Jawabannya mudah. Karena aku tidak bisa meninggalkanmu sendiri" Keichiro menarikku keluar UKS. "Itu sama sekali tak terdengar seperti jawaban" protesku sambil pasrah ditarik.

Keesokan harinya....

Aku sedang berjalan ke sekolah sekarang. Setelah perempatan ini aku akan melihat gedung sekolahku dari kejauhan. "Ohayou, Hashizawa" seseorang yang kemarin bilang akan menjadi bodyguard sekaligus dokterku menyapaku.

"Keichiro, sudah ku bilang kan tidak usah repot-repot" tolakku. "dan aku sudah bilang aku tidak terima penolakan darimu" akhirnya kami berjalan ke sekolah bersama-sama. "Nanti di sekolah jangan dekat-dekat denganku. Orang-orang akan mengira kita berangkat sekolah bersama" ucapku sambil berjalan sedikit jauh dari Keichiro.

"Shimazaki dan geng-nya sedang di skors jadi kau tenang saja" Keichiro merapikan dasinya. "Semua perempuan di sekolah pasti akan cemburu dan di detik itu juga aku dalam bahaya tahu" argh!! dia tak mengerti situasiku.

Tak lama kemudian kami sampai di sekolah. Sebelum sempat duduk, aku diserbu Mi-chan. "Saki-chan!! katanya kemarin kau diserang fans Keichiro! Kau baik-baik saja?" tanya Mi-chan.

"Aku baik-baik saja kok" jawabku sambil menaruh tas dan duduk. "Asma-nya sempat kambuh sih..." Keichiro duduk dan menyiapkan buku pelajaran untuk jam pelajaran pertama. "K-Kau dalam bahaya kalau sampai itu terjadi lagi. Kau butuh bodyguard" Mi-chan panik. "Mi-chan... tidak usah berlebihan. Lagipula sudah ada yang menawarkan diri" aku menengok ke Keichiro. "Kalau begitu aku tenang" Mi-chan sudah tahu siapa bodyguard yang aku maksud.

Ketika jam istirahat...

"Tunggu di sini. Aku akan membeli makanan kalian. Kalian mau apa?" tanya Keichiro. "Yang biasa" jawab kami. Keichiro segera menembus kerumunan. Aku masih tidak percaya dia melakukan itu untukku... 2 kali. Aku hanya bisa menunggu sampai ia kembali.

Cukup lama aku menunggu. Tiba-tiba ada sesuatu yang menyentil jidatku dengan keras. "Ittai..." ringisku sambil mengusap jidatku yang tertutup poni. Aku melihat ke sekeliling untuk menemukan apa yang menyentilku. Sebuah karet gelang tergeletak di dekat kakiku.

"Siapa yang melakukannya?" Mi-chan mengambil karet itu dan membuangnya ke tong sampah yang berada di dekatnya. Aku masih mengusap jidatku yg baru saja disentil oleh karet gelang. Aku mendengar Mi-chan sedang berbicara dengan seseorang tapi aku tidak melihat orang itu karena aku sedang menunduk. Karet itu menyentilku dengan keras sampai jidatku masih terasa-

"Biar ku lihat" tanganku yang sedari tadi mengusap jidat ditarik oleh seseorang. Aku langsung melihat ke orang tersebut. Mataku sedikit melebar. Aku melihat Keichiro yang sedang memegang pergelangan tanganku. Tangannya yang satu lagu menyingkirkan poni rambutku untuk melihat jidatku yang terkena sentilan karet gelang. Wajahku memerah karena wajahnya sedikit terlalu dekat dengan wajahku.

"Dengan obat oles luka ini akan sembuh" ucap Keichiro. "A-Aku tidak mau pakai obat oles... Rasanya perih" tolakku. "Kalau begitu..." wajahnya tiba2 semakin dekat. Aku langsung spontan menutup mataku.

Sesuatu yang lembut menyentuh jidatku. Setelah aku merasa wajahnya mulai menjauh, aku membuka mataku. "Sudah lebih baik, Ojou-sama?" tanyanya dengan senyum kemenangan. D-D-D-Dia baru saja... >///< wajahku semakin memerah.

"A-A-A-Apa yang baru saja kau lakukan???" aku memegang jidatku yang baru saja ia... cium. "Menghilangkan rasa sakitmu tanpa memakai obat oles" jawabnya. "... B-Baka..." gumamku pelan. Aku mengambil roti yakisoba-ku dari kantong plastik yg dibawa oleh Keichiro.

"Tolong jangan lakukan hal itu lagi di tempat umum" aku membuka roti yakisoba-ku. "Hee~ jadi kalau di tempat sepi boleh?" tanya Mi-chan dengan senyum jahilnya. Aku hampir menjatuhkan roti yakisoba-ku. "Mi-chan!" aku menatap Mi-chan. "Ahahaha cuma bercanda" Mi-chan tertawa.

Selesai makan, aku berencana kembali ke kelas. Keichiro mengikutiku. Begitu aku ingin berbelok ke kiri, ada yang menyiramiku se-ember air dari 2 sisi yg berlawanan. Aku menutup mataku supaya airnya tidak masuk ke mataku. Aku sudah pasrah dengan seragamku yang akan basah kuyup. Tapi aku merasa hanya setengah dari seragamku yang basah kuyup.

"K-Keichiro?!" aku mendengar suara terkejut dari si pelaku yang menyiram air padaku. "Apa maksud kalian menyiram air sembarangan hah?" omelnya kesal. "K-Kami tidak bermaksud menyirammu" mereka menyembunyikan ember yang mereka gunakan. "Tidak bermaksud menyiramku? Lalu kalian bermaksud menyiram Hashizawa? Apa masalah kalian dengan Hashizawa? Kalau kalian terus begini, aku akan melaporkan kalian ke guru yang bertanggung jawab" ancam Keichiro.

Mereka kabur! Tidak bisa dipercaya! Dasar tidak bertanggung jawab. Setidaknya tolong keringkan seragamku dan seragam Keichiro donk! -_-

"Seragam-mu basah?" Keichiro mengecek keadaanku. "Seperti yang kau liat" aku memperlihatkan seragamku yang setengah basah. "Kita harus ganti baju" Keichiro berpikir sejenak. "Ganti baju? Aku tak bawa baju ganti" ucapku. "Ada. Baju olahraga yang ditinggalkan di loker ruang ganti" Keichiro segera menarikku ke sana.
.
.
.
.

Aku merasa nyaman memakai baju olahraga... Bahannya lembut dan membuat sejuk. Aku rasanya tak ingin kembali ke kelas... Aku ingin tidur di UKS saja. Begitu aku keluar, aku melihat Keichiro yang berdiri menungguku. Ia sudah memakai baju olahraganya yang berwarna sama denganku dengan nametag bertuliskan "kelas 2-1"

"Sekarang bagaimana?" tanyaku. "Terserah padamu. Aku hanya mengikutimu" jawab Keichiro. "Aku tak mau masuk kelas dengan pakaian seperti ini... Bisa-bisa aku tertidur di kelas dan sensei akan memarahiku" ucapku. "Kalau begitu kau mau tidur di UKS?" tanya Keichiro. "Kau tidak usah ikut. Kau kembali saja ke kelas. Aku akan tidur di UKS" aku berjalan menuju ke UKS. Keichiro tetap mengikutiku.

"Sudah ku bilang tidak usah mengikuti-" perkataanku dipotong. "Tugasku sebagai petugas UKS adalah mengantarmu ke UKS" ugh... Perkataannya sangat benar sampai-sampai aku tak bisa menolaknya.

Kami menuju ke UKS yang seperti biasanya sepi sekali. Aku segera berbaring di kasur kosong yang empuk. "Rasanya nyaman" ucapku sambil menghela nafas lega. "Tidurlah kalau begitu. Aku akan menjagamu" ucap Keichiro sambil duduk di kursi sebelah kasur tempat aku berbaring. Lalu kau bagaimana?" tanyaku. "Kau tak perlu khawatir. Aku bisa mengatasi ini" ucap Keichiro sambil mengelus kepalaku dengan lembut.

Hal yang membuatku cepat mengantuk adalah ketika kepalaku dielus... Perlahan, aku menutup mataku dan terlelap dalam tidurku. Aku merasa ini adalah tidurku yang paling nyenyak di sekolah...

TO BE CONTINUE

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang