V

9K 364 1
                                    

Bawahan itu masih menundukkan kepalanya. Sudah hampir lima belas menit dia tidak mendapatkan respon apapun atas laporannya. Dia melirik wakil pimpinan berharap bantuan. Dan sang wakil paham kegalauan bawahannya.

"Ehm, Master. Apa perintah anda selanjutnya?"

Wakil itu melihat heran saat Masternya seperti tersentak, namum dia menepis dugaannya.

"Master?" seru sang Wakil sekali lagi

Mata merah darah itu menatap tajam kearahnya. Seketika wakil itu menunduk takut. Jangan ditanya bawahan yang membawa laporan tadi. Wajahnya yang pucat semakin memutih dan tubuhnya gemetar ketakutan.

Helaan nafas terdengar dari Master mereka. Tubuh mereka tegang, siaga menerima respon sang Raja Vampir.

"Angkat kepalamu!"

Si bawahan tidak akan mau mengulangi kesalahan bawahan sebelumnya, yang hangus jadi debu saat tidak mengindahkan perintah sang Master. Padahal itu karena si bawahan terlalu takut.

Bawahan itu menelan ludah dan memberanikan diri. Takut-takut dia mengangkat kepalanya dan terpampanglah Sang Raja didepannya.

Master. Raja Vampir. Makhluk penuh kuasa. Diliputi kegelapan dan kekejaman. Tangan itu, sudah ribuan nyawa hilang karenanya. Baik dari kaum mereka ataupun kaum immortal lain. Tidak ada yang berani melawan Raja mereka kecuali satu. Werewolf.

Tangan pucat itu terangkat keatas.

"Katakan lagi laporanmu" suara dingin penuh ancaman itu mengalun.

"Maaf Master ji..jika la..laporan say..a.."

BRAK!!!

Bawahan dan Wakil terlonjak kaget dan ketakutan saat mendapati lengan singgasana Raja yang terbuat dari besi hancur karena gebrakan tangan.

"KATAKAN LANGSUNG DAN JANGAN BERBELIT-BELIT!" bentakan Master membahana dan membuat seluruh ruangan bergetar.

Si bawahan langsung bersimpuh, bersujud ketakutan dengan tubuh yang semakin gemetaran. Tanpa berpikir lagi dia langsung berkata,

"Werewolf membunuh mata-mata yang bertugas, Master"

Sang Raja menatap kosong tanpa ekspresi kearah bawahannya. Namun Wakil yang sudah berabad-abad mengabdi padanya tahu jika saat ini Masternya tengah kalut. Dan itu jelas bukan karena kematian mata-matanya melainkan tingkah dari Werewolf.

"Anjing buluk itu belum pernah membunuh, apa yang membuatnya membunuh sekarang. Apa kau tau alasannya?" tanya sang Master datar. Mata malasnya menatap si wakil.

"Terakhir mata-mata berada di kawasan selatan kota. Saya bisa mencari alasan para werewolf melindungi tempat itu" jawab wakilnya.

"Hah..." helaan bosan terdengar dari Sang Raja. Matanya terpejam dan sedetik kemudian terbuka. Kali ini bukan hanya bola matanya namun keseluruhan matanya memerah pekat seperti darah. Dan seringai keji terlukis diwajahnya.

"Lakukan apapun yang menyiksa anjing itu dan bunuh semua yang menghalangi jalanku. Kau mengerti...dan Oh! aku lupa..." matanya beralih ke bawahan yang masih bersujud ketakutan.

"...beri dia hadiah yang pantas." lanjut Sang Raja dan berlalu pergi.

"Baik Master" jawab wakilnya.

Dan terdengar jeritan kesakitan memenuhi seluruh ruangan.

Tbc

-----------------

Lapaaarr....daku makan dulu yaaakkk

Weregirl Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang