0.2

2.7K 289 7
                                    

Author pov.

Joshua terus mencari keberadaan Jikyo, dia juga sudah menyuruh beberapa orang untuk ikut membantu mencarinya tapi sampai hari ini Jikyo belum ditemukan.

"Bagaimana?"

"Kami tidak menemukannya, dan handphonenya juga tidak bisa dilacak."

"Apa kalian sudah mengecek lagi ke rumahnya?"

"Belum."

"Baiklah silahkan keluar, kali ini saya yang akan mencarinya sendiri ke rumahnya."

"Baik."

Dua orang itu keluar dari ruang kerja Joshua, tidak lama pintu kembali terbuka lalu memunculkan sesosok wanita paruh baya membawa map di tangannya.

"Eomma."

"Eomma tidak akan berlama-lama di sini jadi cepat tanda tangani ini."

Wanita paruh baya itu adalah ibu Joshua, dia melemparkan map yang dipegangnya ke depan anaknya. Joshua mengambil map itu lalu membaca kertas yang ada di dalamnya, dia langsung mengembalikan map itu ke tempatnya saat tau apa maksudnya.

"Kau tidak mau menandatanganinya?"

"Tidak, karena aku tidak mau bercerai dengan Jikyo."

"Baiklah, bukan masalah," ucap ibu Joshua lalu mengambil map yang tadi dibawanya dan pergi meninggalkan ruang kerja anaknya.

"Memalsukan tanda tangan bukan hal yang sulit bukan?" gumam ibu Joshua di depan pintu ruang kerja anaknya.

* * *

Joshua memberhentikan mobilnya di depan rumah Jikyo, sepi itu kesan pertama yang didapat Joshua.

"Semoga saja ada."

Tokk ... tokk ... tokk ...

Joshua mengetuk pintu rumah Jikyo tapi tidak segera mendapat jawaban.

Tokk ... tokk ... tokk ...

Ketuknya lagi tapi sama seperti sebelumnya tidak ada jawaban dari Sang pemilik rumah.

Tokk ... tokk ... tokk ...

Ketuknya lagi untuk kesekian kalinya.

"Apa benar-benar tidak ada orang?"

Tokk ...

"Permisi tuan," panggil seseorang.

"Ya?"

"Kalau tidak salah suami Jikyo ya?"

"Y-ya betul."

"Saya lihat daritadi tuan terus mengetuk pintu rumah Jikyo, maaf tuan tapi Jikyo dan ibunya sudah pindah dari rumah ini beberapa hari yang lalu."

"Pindah? Apa ahjumma tau ke mana mereka pindah?"

"Mereka tidak memberitahu pindah ke mana."

"Apa tidak pesan yang mereka tinggalkan?"

"Tidak ada tuan, mereka hanya berpamitan, itu saja."

"Baiklah terima kasih, saya permisi."

"Ya."

Joshua masuk lagi ke mobilnya, dia merutuki dirinya sendiri, sekarang dia tidak tau lagi harus mencari Jikyo ke mana.

* * *

Jikyo pov.

"Jikyo, eomma pergi ke supermarket dulu ya."

"Perlu aku temani?"

[SEVENTEEN FANFICTION] END - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang