0.5

3.2K 267 32
                                    

"Tingkatkan lagi belajarmu ya."

"Ya, saem."

"Baiklah, ini untukmu."

"Wah, cokelat, terima kasih, Jikyo saem."

"Sama-sama, sayang. Oh ya, ini untuk ibu Hwiyeon."

"Wah, Jikyo saem, saya kira Anda sudah menikah."

"Saya baru saja akan menikah."

"Baiklah kalau begitu terima kasih ya, saem."

"Ya, sama-sama, Hwiyeon jangan lupa ikut datang ya."

"Ya, saem."

"Selanjutnya."

"Jikyo saem."

"Hai, selamat pagi Shinji, datang bersama siapa hari ini?"

"Ahn ahjumma."

"Oh, kenapa tidak datang bersama orang tuamu?"

"Appaku kerja, eommaku sudah tidak ada, saem."

"Uh? Mian, Shinji."

"Tidak apa-apa, Jikyo saem."

"Hong Shinji, ahh ini dia."

"Bagaimana nilai Shinji, saem?"

"Bagus, Shinji anak yang pintar, tidak ada nilai yang di bawah rata-rata padahal dia baru pindah ke sekolah ini beberapa waktu lalu, hanya saja kau perlu banyak lagi belajar matematika."

"Ya, saem, setiap aku meminta appa mengajariku matematika dia selalu tidak mau dia selalu bilang kalau dia sibuk, bukan hanya matematika tapi semua mata pelajaran, semua hal bahkan, dia tidak pernah punya waktu untukku," ucap Shinji panjang lebar membuat hati Jikyo miris.

"Ahh, Shinji jangan cemberut seperti itu, kau tidak cantik saat cemberut seperti itu, ini untukmu."

"Wah, cokelat, terima kasih Jikyo saem."

"Dan ini untuk orang tuamu, titip ya, kalau orang tuamu berhalangan datang bisa Ahn ahjumma saja yang datang, kau jangan lupa ikut."

"Baik, saem, aku akan memberikannya pada appa."

"Baiklah, tingkatkan terus semangat belajarmu ya."

"Ya, saem. Oh ya, Jikyo saem, boleh aku mengatakan sesuatu padamu?"

"Apa yang mau kau katakan?"

"Aku mencintaimu, saem."

"Saem juga mencintaimu Shinji."

"Terima kasih, Jikyo saem."

"Kalau begitu kami pulang ya, saem."

"Silahkan, dahh, Shinji."

"Dahh, Jikyo saem."

"Selanjutnya."


* * *


Tokk ... tokk ... tokk ...

Ketuk Shinji pada pintu kamar ayahnya.

"Siapa?" tanya Joshua dari dalam.

"Shinji appa," balas Shinji

"Ada apa? Masuklah," perintah Joshua.

Klek ...

Shinji membuka perlahan pintu kamar ayahnya, dia melongokkan sedikit kepalanya ke dalam kamar ayahnya.

[SEVENTEEN FANFICTION] END - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang