Sound Of Rain

268 20 4
                                    

Ia menatap bayangan wajahnya pada cermin buram kamar mandi, wajahnya masih agak pucat dan terlihat tidak sehat. Tubuhnya masih terasa agak lemas akibat obat aneh yang masih belum seluruhnya keluar dari darahnya. Seb harus bersyukur bahwa ia tidak mati saat itu, Nikolaj menolongnya juga membawanya kemari tanpa meminta imbalan apapun sejauh ini. Hembusan napas panjang ia keluarkan dengan terpaksa, secara fisik dan mental ia masih cukup lelah.

Seb tidak mengerti bisnis apa yang di bahas oleh Cobalt dan berakhir dengan Cobalt dan yang lainnya tewas begitu saja saat bernegoisasi. Ia hanya mengerti bahwa Cobalt memiliki perusahaan cukup besar di New York dan memiliki beberapa cabang di US dan Eropa, tapi negoisasi bisnis hingga berujung kematian sama sekali tak ia duga. Saat Cobalt dan calon partner bisnisnya bertemu pada sebuah cafe Seb masih merasa semua normal, sebelum partner itu meminta Cobalt untuk bertemu lagi pada eks gudang tua di tepian jauh di luar Venesia. Perasaan Seb mulai tidak tenang dan ia mengerti sekarang.

Lalu bagaimana sekarang?

Kembali ke New York? Bagaimana caranya untuk kembali ke New York? Seb juga tak tidak memiliki uang. Semua ID dan passport Seb tertinggal di hotel tempat Cobalt dan yang lainnya menginap dan Seb kehilangan kuncinya saat kejadian di gedung. Apakah jika ia kembali ke hotel sendirian tidak akan menciptakan pertanyaan dimana Cobalt dan yang lainnya? Mungkin ia harus berbohong sedikit bahwa Seb hanya mengambil barang yang tertinggal dan pergi sebelum masalah ini semakin pelik. Cepat atau lambat pihak hotel akan bertanya-tanya dimana Cobalt.

Seb melangkah keluar dari kamar mandi dengan dahi berkerut.

"Hey!" panggil Nikolaj yang masih duduk di kursi sudut ruangan, "Jangan berpikir terlalu keras, makanlah ini. Kau belum makan dari kemarin bukan?" Nikolaj menyodorkan kotak plastik makanan berisi kimchi, makanan Korea. Mereka berada di Italia, Venesia, dan Nikolaj membeli makanan Korea? Orang ini benar-benar misteri besar. Seb berjalan mendekat dan ikut duduk pada kursi lain sisi lain meja, mengambil kotak itu dan mulai makan. Ia baru menyadari bahwa ia memang benar-benar lapar saat rasa makanan itu menyebar di lidahnya. Tak perlu waktu lama tuk menghabiskan makanan itu.

Nikolaj masih sibuk melakukan sesuatu dengan kedua laptopnya. Sepasang headphone terpasang ditelinganya, matanya lurus menatap kearah dua layar kecil dihadapannya.

"Aku ingin kembali ke hotel."
Seb terkejut dengan kata-katanya sendiri yang keluar begitu saja. Kepalanya masih tertunduk menatapi sumpit yang ada di tangan kanannya, perlahan mengangkat wajahnya saat Nikolaj melepaskan headphonenya dan menoleh kearah Seb. Ia tampak seperti memikirkan sesuatu lalu mengangguk.
-
Perjalanan dari tempat Nikolaj menuju hotel Seb menginap ternyata cukup jauh, tepat pada sisi kota yang berbeda. Seb memakai kacamata hitam milik Nikolaj agar tidak terlalu di kenali, membuatnya terlihat lebih mencurigakan ketimbang Nikolaj. Saat tiba di hotel, Nikolaj menarik lengan Seb tepat saat ia akan melangkah masuk kedalam.

"Bukankah kau tak mau terlihat?! Kita tak akan masuk lewat pintu depan, bodoh." desis Nikolaj lagi. Ia mengisyaratkan Seb untuk jalan memutar memasuki gang-gang sempit yang memisahkan antara gedung hotel dan restoran di sebelahnya. Di belakang hotel ternyata banyak pintu dan sosok berambut pirang ini menyelinap lebih dulu kedalam. Pintu yang mereka buka adalah bagian kloset penyimpanan alat kebersihan dan pengaturan sampah. Mereka mulai berjalan memasuki area staff yang ternyata cukup sepi, Seb bertanya-tanya dimana semua orang.

Mereka menemukan pintu darurat dan naik ke atas. Sesampainya di kamar hotel Seb, ia lebih terkejut lagi karena kamar ini tidak terkunci. Ada suatu benda kecil yang tersangkut di sudut pintu dan saat Seb membuka pintunya mereka mendapati kamar Seb telah berantakan. Bukan berantakan saat ia tinggal seperti koper yang diletakan tidak beraturan, tetapi berantakan oleh pecahan kaca, kursi-kursi patah dan isi koper yang terburai di lantai juga ranjang. Pintu kamar mandi terbuka, kaca wastafel juga pecah.

HYPNOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang