Actions

199 16 0
                                    

Dengan sedikit lelah Seb berusaha membuka pintu lantai delapan dan ternyata terkunci, ia segera berlari turun satu lantai dibawahnya. Di saat membuka pintu lantai tujuh ia melihat sekilas bayangan gaun merah di sudut koridor. Nikolaj dengan seorang pria yang tidak pernah Seb lihat sebelumnya, dan mereka sedang berciuman. Meski agak jauh Seb bisa melihat betapa panas ciuman mereka hingga pria itu mulai meraba punggung bawah Nikolaj, tak sempat Seb untuk kaget tiba-tiba pria tersebut terjatuh ke lantai. Sepertinya tak sadarkan diri. Ada apa ini sebenarnya Seb sangat bingung. Nikolaj tampak memeriksa jas pria tersebut dan mengambil pistol Glock berwarna hitam dari holster yang tersembunyi di bawah jas.

Nikolaj melihat Seb, mengisyaratkannya untuk jalan mendekat dan ia berjalan hati-hati tanpa suara kearah Nikolaj. Berjaga-jaga agar pria yang pingsan ini tidak terbangun. "Lantai delapan tidak dapat di akses, sepertinya mereka sudah mengantisipasi keadaan seperti ini." kata Nikolaj. Tapi Seb tak terlalu mendengarkan ucapan Nikolaj karena perhatiannya terpaku kearah bibir Nikolaj yang lisptiknya berantakan.

"Lipstick." ucap Seb pendek. Mendengar itu Nikolaj hanya mengangguk dan membenarkan riasannya dengan akurat tanpa cermin. Bicara tentang kemampuan berdandan Nikolaj, ia memang sepertinya sudah sangat ahli. Setelah memperbaiki riasan, mereka mulai memeriksa kamar-kamar lantai tujuh yang semuanya terkunci rapat.

"Lantai tujuh terkunci, kau bisa mengakses salah satu ruangan dan membukanya dari sana?" kata Nikolaj tiba-tiba. Seb awalnya mengira bahwa pertanyaan itu ditunjukkan kepadanya tapi saat ia benar-benar melihat detail telinga Nikolaj, ada sebuah earcom berwarna transparan jauh di dalam telinga. Tak lama salah satu kunci elektornik kamar bernomor 702 berbunyi beep menandakan kunci telah terbuka. Mereka berdua segera masuk sebelum ada orang yang melihat mereka.

Kamar 702 berukuran sedang dengan dinding bercat pastel kuning, ranjang ukuran Queen, meja kayu panjang berukir serbaguna dengan karpet berwarna biru muda terbentang di lantai. Kondisi ruangan agak berantakan dengan tas-tas, alat kosmetik di meja, gaun-gaun yang tidak jadi di pakai diatas ranjang juga handuk yang sepertinya di sewa oleh tamu Gala. Tanpa menunggu lama mereka berdua lari menuju balkon, Seb merasa angin bertiup lebih kencang dari sebelumnya Seb keluar balkon satu jam lalu saat di acara Gala. Pemandangan kamar ini tidak menghadap Grand Canal tetapi pemandangannya masih terlihat indah. Seb masih terpaku melihat pemandangan sampai tiba-tiba Nikolaj melepas satu kaus tangannya, mengangkat rok gaunnya tinggi-tinggi dan mengikatnya hingga menggantung diatas lutut juga melepas sepatu tingginya.

"Apa-"

"Kita akan memanjat," potong Nikolaj tanpa menunggu Seb menyelesaikan pertanyaannya "Transaksi di ruangan 805. Artinya kita harus memanjat ke atas-" ia menunjuk balkon tepat di atas kepala mereka "-lalu melompati balkon 803 hingga 805. Apa kau bisa melakukannya? Aku bahkan tidak mengerti mengapa kau ingin ikut denganku karena jujur saja aku tidak membutuhkanmu." tambah Nikolaj lagi.

Seb berusaha untuk tidak tersinggung karena Nikolaj memang tidak membutuhkannya, tapi Seb ingin ada di sini. "Aku bisa memanjat." Seb berucap pendek.

Nikolaj mengangguk dan naik ke atas pagar balkon dan tanpa keraguan, melompat tinggi hingga kedua tangannya berhasil mencengkram ujung pagar balkon lantai atas. Seperti pertunjukkan sirkus Nikolaj mengayunkan tubuhnya beberapa kali higga ia berhasil memanjat dan melompat naik ke atas. Angin bertiup kencang dan gaun Nikolaj tertiup angin, Seb berusaha untuk tidak memperhatikan celana dalam Nikolaj yang tersingkap.

Tanpa menunggu lama Nikolaj mengisyaratkan Seb untuk naik. Dengan agak bersusah payah Seb berhasil mengangkat tubuhnya naik ke atas, setidaknya ia dapat melakukannya tanpa kesulitan yang berarti. Sesampainya di atas angin semakin kencang bertiup, angin malam mulai terasa sedikit dingin. Nikolaj mulai memanjat pagar balkon dan melompat ke balkon kamar sebelah. Seb mengikutinya tanpa bertanya apapun. Jendela balkon 804 terbuka dan jantung Seb mulai berdebar ragu.

HYPNOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang