Chapter 1

22 4 0
                                    

     Avalerie Adrienne Hazellita. Sebuah nama milik seorang gadis cantik yang kini sedang menatap pantulan bayangannya di cermin.

     Tubuhnya tinggi, rambutnya hitam lurus, sepasang iris berwarna hazel menghiasi matanya, bibirnya merah muda tanpa dipoles liptint sedikit pun, kulitnya putih bersih, serta seragam khas SMA Harapan Bangsa melekat di tubuhnya yang serupa dengan model-model terkenal. Rambutnya ia ikat menjadi bentuk ekor kuda.

     Hari ini adalah hari dimana seluruh pelajar kembali bersekolah. Kini jalanan pasti dipadati oleh kendaraan yang berlalu lalang menuju tujuannya. Tidak hanya para pelajar, pekerja kantoran pun bersiap-siap untuk menuju kantornya masing-masing. Mereka semua seperti sedang berlomba-lomba mengejar waktu yang ditargetkan demi tidak mengalami keterlambatan dihari pertama.

     Valerie berjalan ke arah tasnya yang ia taruh di samping meja belajar. Setelah dirasa perlengkapan untuk MOS dihari pertamanya lengkap, tas berwarna biru dongker itu ia sampirkan di bahunya dan berjalan ke ruang makan yang berada di lantai bawah. Gadis itu menginjak anak tangga satu persatu hingga akhirnya berada tepat di ruang makan. Di sana sudah ada orang tua yang setia menemani hingga Valerie berumur 15 tahun.

     Valerie duduk di bangku yang menghadap langsung ke arah orang tuanya, "Pagi, Ma! Pa!" sapanya riang.

  "Anak mama udah SMA aja sekarang. Seinget mama dulu masih minta uang buat jajan coklat, permen, sama snack di warung depan," mamanya mengoles roti tawar milik Valerie dengan selai cokelat kesukaannya lalu memberikan roti tersebut pada anak semata wayangnya.

     Valerie mengerucutkan bibirnya, "Ah, Mama! Itu kan waktu umur sekitar lima tahun. Sekarang kan udah nambah sepuluh tahun, masa masih jajan permen di warung depan," ucap Valerie sebelum menggigit rotinya.

  "Kalo papa ingetnya waktu kamu minta beli sepeda buat ke sekolah," tambah papanya membuat Valerie tersenyum lebar hingga membuat dua buah garis di matanya.

     Cukup sederhana, hanya dengan dikelilingi oleh orang-orang yang Valerie sayang pun sudah membuat dirinya sangat bahagia. Bahkan, ia tidak ingin waktu memakan habis mereka. Valerie hanya ingin seperti ini. Ya, seperti ini. Dengan orang tuanya yang masih harmonis, kakek dan neneknya yang berada tidak jauh dari perumahan miliknya, serta sepupu-sepupunya yang tinggal tidak jauh dari kotanya. Ah, hidup benar-benar adil.

  "Udah jam enam. Yuk, berangkat! Nanti yang jemput Pa Epan. Kalo gak salah, dia ke sini nanti siang," bahkan mamanya terlihat sangat awet muda. Tidak jarang mereka disebut kakak-beradik yang memiliki tinggi tak jauh berbeda dan wajah yang hampir serupa.

     Valerie mengangguk. "Yuk, Pa!" gadis itu menyambar tasnya dan memakaikan kaos kaki serta sepatu di kedua kakinya. Setelah itu ia berjalan menyusul orang tuanya yang sudah berada di dalam mobil.

     Papa Valerie adalah pemilik salah satu perusahaan terkenal, dan mamanya adalah seorang sekretaris di perusahaan suaminya. Mereka bertemu pun karena sebuah perkerjaan. Seperti cerita-cerita yang ada di novel. Papa Valerie pernah meminta istrinya untuk menjadi ibu rumah tangga saja, namun ia memilih menetap.

     Setelah Valerie duduk dengan nyaman, ia menyumpal telinganya dengan earphone yang selalu dibawanya kemana-mana. Jika ia benar-benar bosan saat jam pelajaran berlangsung, Valerie akan mendengarkan lagu melalui earphone yang tersambung ke ponselnya. Takjarang juga ia terkena teguran karena tidak mendengarkan pembicaraan para guru yang mengajar di kelasnya.

     Tepat saat ia merasa mobil yang dinaikinya berhenti, ia menoleh ke samping dan menemukan gedung yang besar dengan para murid yang sama berpakaian dengannya sedang berlalu lalang. Ia melepas earphone lalu menggulungnya dan memasukkannya ke saku blazer. Ia berpamitan pada orang tuanya sebelum turun dari mobil dan berjalan ke gerbang SMA Harapan Bangsa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang