"Ceritanya panjang" itu kata terakhir yang diucapkan Raya saat di pemakaman.
Gia sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan ka Raya saat itu, "Dia pacar gue kalo lo mau tau Gi" , "Ceritanya panjang". Hanya itu, yang ada dipikirannya saat ini adalah apa maksud dari kata kata yang keluar dari mulut ka Raya. Ia ingin sekali meminta penjelasan, namun ia mengerti keadaan saat itu sedang tidak bagus untuk bertanya ia takut hal yang tidak ia inginkan akan terjadi.
Saat ini Gia sedang menunggu Bang Ian untuk menjemputnya disekolah. Ia bilang kepada ka Raya bahwa ia ingin dijemput diarea sekolah, maka Gia memutuskan untuk kembali ke sekolah hanya untuk menunggu kakaknya menjemputnya.
Merasa tidak sabar dengan kedatangan kakaknya, Gia mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya dan mengetikan sesuatu disana.
Gia: Bang cepetan kek. Panas nihhh
Ian: bentar lagi, lagi dilalu lintas de.
Membaca pesan yang telah dibalas oleh kakaknya bahwa kakaknya sedang berada dilalu lintas, itu bertanda bahwa kakaknya akan sampai sebentar lagi. Karena jarak SMA BHINEKA dari Lampu lalu lintas tidak begitu jauh, hanya memakan waktu kurang lebih lima menit.
Dan Gia dengan sabarnya menunggu kedatangan kakaknya.
Hingga kakaknya tiba tepat didepan gerbang sekolah.
Gia menghampirinya dan langsung memasuki kendaraan beroda empat itu.
"Lama lu" Kata pertama yang dilontarkan Gia saat duduk dikursi penumpang.
"Bang, lo bener mau ngajaksi Dita jalan?" Tanya Gia lagi saat mobil itu sudah berjalan menjauhi area sekolah.
"Hm"
"Tumben banget"
"Dia cantik dek"
"Tapi lo ga maleskan buat ngeluarin duit?"
"Buat kali ini kayanya enggak" jawaban yang membuat Gia membulatkan matanya.
"Istimewa banget ya si Dita setelah mama papa dan gue" kata Gia sembari manggut manggut.
"Sebenernya enggak" ucapnya santai.
"Maksud lo?" Tanya Gia tak mengerti.
"Ada yang lebih istimewa dari Dita, dek" kini nada bicaranya berubah.
"Siapa?"
Tak ada jawaban.
Gia mengerti, jika pertanyaannya tidak dijawab dalam keadaan seperti ini, itu tandanya dia harus mengakhiri obrolan ini. Jika Gia tidak mau terkena imbasnya.
"Makalah udah selesai omong omong?" Tanya Gia mengalihkan pembicaraan.
"Baru gue mau minta tolong" katanya sambil terkekeh.
"Kapan dikumpulin emang?"
"Lusa"
"Nanti malem gue bantu deh"
"Gak ada tugas emang lo?"
"Gak"
~~~~~
"Lo apaan si Dan" gerutu Gia ketika pergelangan tangannya ditarik paksa oleh Ardan menuju ke taman kompleknya.
"Ikut aja si bawel" masih menarik lengan Gia.
Gia hanya meringis menahan sakit yang ia rasa.
"Duduk" Perintah Ardan ketika telah sampai ditaman. Dan Gia pun mengikuti perintahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku Dan Kamu Bersama
Teen FictionSesuatu yang indah datang pada diri kita masing-masing. Apapun itu,yang diberikan kepada tuhan untukmu. Sama halnya seperti seorang wanita yang sangat menyukai seorang pria yang dari dulu ia sukai atau mungkin di sayangi. Apa jadinya jika pria itu m...