Setelah Damar membaringkan Katrina di ranjang miliknya dan sedikit merapikan kamarnya yang akan digunakan orang tuanya, ia kemudian melangkah keluar. Damar menghembuskan napasnya pelan ketika ia keluar dari kamar melihat mamanya yang sedang duduk di sofa mengawasi gerak-geriknya.
"Sini kamu! Duduk di sebelah mama!" kata Sandra sambil menepuk sofa kosong yang ada di sebelahnya.
Damar melangkah mendekati Sandra lalu duduk di tempat yang di sebelahnya. Ia mengerutkan keningnya saat tak melihat keberadaan papanya.
"Papa lagi sholat," jawab Sandra pendek melihat anaknya yang celingak-celinguk daritadi. Damar ber-oh ria. Walaupun Damar belum menanyakan, mamanya sudah paham maksudnya. "Sekarang cerita semuanya tentang wanita yang sedang tidur di kamar itu."
"Oke.." Damar menegakan tubuhnya lalu mulai berkata, "Namanya Marinka dan dia rekan kerja Damar." Sandra menaikan alisnya tak percaya saat Damar hanya mengatakan dua hal itu saja.
"Selain itu? Maksud mama, kok bisa wanita itu..."
"Marinka."
"Iya itu... Marinka.. kok bisa ada di kamar kamu? Kamu ada hubungan sama dia? Cerita dari awal dong sayang."
"Oke..oke.. Damar pertama kali bertemu Marinka itu di Bandara Juanda...." Damar menceritakan semuanya dari awal pertemuannya dengan Marinka tak sengaja di Juanda hingga pertemuannya malam ini.
Sandra mengerutkan alisnya saat melihat raut muka Damar yang berubah saat menceritakan pertemuannya dengan Marinka. "Kalau dia pengen ke hotel ya biarin ajalah Damar. Kenapa kamu harus ikut campur, toh dia kan cuma partner kerja dan bukan siapa-siapa. Lagian kamu tahu sendiri dia sudah punya pacar."
"Sepertinya hubungan mereka sudah selesai," ucap Damar lirih. Ia memang tak ahu apakah itu benar adanya. Tapi jika tidak dia hanya bisa berharap ucapannya benar-benar terkabul. Ia juga tak tahu mengapa sangat terobsesi dengan hubungan Marinka. Tapi jika memang butuh sebuah alasan. Damar hanya tak ingin melihat seorang wanita yang baik menangisi laki-laki yang bahkan tak mempunyai hak untuk menerima itu.
"Hus... nggak boleh gitu. Kamu tahu darimana dia sudah putus, dia bilang sama kamu?"
Damar menggeleng, "Sebelum dia bilang, aku sudah yakin kalau dia sudah selesai."
"Damar... dengerin mama. Mama nggak ngelarang kamu hubungan sama wanita manapun termasuk Marinka. Tapi mama cuma pengen, wanitanya yang bener, yang cocok buat kamu, buat Katrina, dan yang paling penting dia bukan milik orang."
"Aku tahu kok ma. Lagian juga aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia," kata Damar dengan suara yang mendadak parau. Ia mencoba tersenyum pada mamanya yang kini tengah menatapnya.
"Kalau nggak ada hubungan apa-apa, kamu jangan kasih perhatian lebih. Nanti kalau dia salah anggap. Kasihan Marinka."
"Belum selesai ngobrolnya?" tanya Hasan tiba-tiba. Ia melangkah mendekati istrinya itu, merengkuhnya dari samping. "Nggak tidur? Sudah tengah malam ini," kata Hasan sambil membelai lengan istrinya itu.
"Ini sudah selesai kok pa," ucap Sandra lembut pada Hasan.
Damar yang melihat itu hanya bisa diam. Dalam hati bertanya kapan bisa seperti kedua orang tuannya ini. Hidup harmonis berdua sampai tua, sampai anak-anak mereka menikah seperti dirinya.
"Kamu tidur dimana Damar?"
"Di sofa ini pa."
"Tidur di kamar aja sama mama, papa, Katrina?"
Damar terkikik kecil. "Nggak cukup kali ma."
"Lagian kamu dulu beli rumah kok kecil banget sih. Cuma dua kamar." Damar hanya mengangkat bahunya ringan. "Mama ambilin selimut sama bantal sebentar." Sandra kemudian berdiri dan menuju kamar milik Damar meninggalkan anak dan bapak berdua saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love Once Again
RomanceTerlalu lelah dengan cinta, Damar Kenzo Marvelius (31) memutuskan untuk tak akan menikah dan merasakan cinta lagi meskipun Sandra(mama Damar) selalu memaksanya untuk menikah seperti adiknya, Dimitri ( baca DO YOU LOVE ME?) Ia memilih untuk fokus pad...