Bab 8. Fall In Love Once Again

7.4K 526 118
                                    

Apakah ini cinta?

Aku bahkan tidak tahu itu

Kamu yang membuat hatiku berdegup kencang

-Park Bo Ram-Please Say Something, Even Though It Is A Lie-

****

"Kalian kan saling kenal. Tapi kok pada diam begini sih?" tanya Indi curiga ke arah Marinka dan Damar. Namun tak satupun dari Marinka atau Damar membalas ucapan Indi.

Melihat gerak-gerik Marinka dan Damar membuat Ian paham dengan suasana ini. Pasti ada sesuatu yang aneh, batin Ian.

"Udah yuk lima menit lagi filmnya mau dimulai lho. Mas nanti nyusul ya sama mbak Marinka. Mbak tiketnya udah aku kasih ke mas Damar. kita kesana dulu," ucap Ian lalu berdiri menarik tangan Indi untuk berdiri. Indi yang tampak sedikit jengkel mau tak mau menurut juga. Meninggalkan Marinka dan Damar duduk bersisihan.

"Kamu sudah baikkan?" tanya Damar memecah keheningan diantara keduanya.

"Sudah, terima kasih untuk kemarin," ucap Marinka tersenyum sekilas pada Damar lalu kembali menunduk dan kembali diam.

"Apa kamu ada masalah?"

"Tidak."

Sedikit kecewa dengan perilaku Marinka yang ternyata diam dan tak sedikitpun berucap mengenai 'dirinya' membuat Damar memutar kursinya hingga menghadap ke arah Marinka. mencoba menarik perhatian Marinka dan berhasil. Marinka kini menatap kedua mata Damar.

"Bisakah kamu berbicara sesuatu? Kamu terlihat berbeda akhir-akhir ini dan saya pikir karena kata-kata saya kemarin. Tapi setelah tahu apa yang terjadi. Kenapa kamu nggak cerita apapun ke saya?"

Pertanyaan Damar jelas membuat Marinka terkejut. Tapi sebisa mungkin dirinya mencoba mengontrolnya. Ia tak mau terjebak dengan kata-kata Damar. "Maksud pak Damar apa sih?"

"Saya sudah tahu," potong Damar. Sangat jelas bagaimana Damar benar-benar tak mampu menahan emosinya. "Dan saya sedikit kecewa kamu merahasiakan semuanya dari saya. Mengenai Bram dan papa kamu. Melihat kamu yang seolah tertutup sama saya. Ekspresi kamu yang berubah sedih setiap melihat saya. Kata-kata kamu yang saya nggak tahu kenapa terdengar putus asa. Dan penolakan kamu ke saya mengapa saya rasa kamu terpaksa mengatakannya?"

"Sepertinya Indi berbicara sangat detail ya? Saya nggak sangka adik saya begitu percaya dengan bapak," ucap Marinka sedikit ketus. "Mengenai papa saya dan Bram. Memang itu benar pak. Saya dijodohkan jauh sebelum terakhir kali kita bertemu di ruangan saya. Jika ekspresi saya sedih dan putus asa. Peduli bapak apa? kita bukan siapa-siapa selain rekan kerja dan saya benar-benar memohon maaf tentang kata-kata saya yang tak sopan sekarang. Sepertinya kita tidak bisa membahas apapun di luar kerja. Karena memang itu tidak mungkin."

Tak lama kemudian Marinka berdiri dari kursinya dan langsung begegas meninggalkan Damar. tanpa peduli bagaimana Damar memanggilnya. Sedangkan Damar menatap Marinka tak percaya. Dirinya tak menyangka Marinka akan menjadi semarah itu karena pertanyaannya. Kata-kata yang bernada ketus dan penuh penekanan.

"Hubungan kita takkan berakhir seperti ini Marinka. Aku tahu kamu bohong."

****

Rencana menyenangkan dengan menonton bioskop gagal sudah. Marinka memilih pulang setelah menelpon Indi dan meminta maaf tak bisa ikut. Dengan langkah gontai, ia melangkah menuju area parkir.

Hidupku sudah selesai. Hubungan dengan Damar sudah selesai, Marinka tertawa saja dengan pikirannya itu. selesai? Bahkan dirinya belum sempat memulai, bagaimana bisa dikatakan selesai. Inilah yang terbaik, setidaknya Damar bisa berpikiran untuk tak lagi mendekatinya dengan alih-alih sebuah hubungan yang akan berakhir sia-sia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall In Love Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang