PROLOG

15.5K 1K 52
                                    

Warning : BXB. Kookv dan
Chanbaek. Typo, gaje dan abal

Happy Read!

****

Chanyeol memasangkan sebuah earphone dikedua telinga milik adiknya, Taehyung. Merapatkan jaket abu yang membalut bocah berusia 10 tahun yang ada dihadapannya. Satu tangannya mengusap lembut surai kecoklatan yang membingkai wajah manis adik laki-lakinya itu.

Sedangkan Taehyung hanya mampu menatap kakak yang lebih tua dua tahun darinya itu yang kini sedang tersenyum dengan pandangan tidak mengerti. Dia ingin bertanya, tapi mulutnya terasa kelu saat melihat pancaran pedih dimata hitam Chanyeol.

"Tae sayang, sekarang dengarkan hyung... Pergilah dari sini dan tunggu hyung didepan rumah Jaemi ajuhmma, kau bisa 'kan?"
Taehyung yang tidak mengerti hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Dan jangan melihat kebelakang"

Chanyeol menyalakan musik di MP3 yang tersambung dengan earphone ditelinga Taehyung. Sekarang pendengaran Taehyung dipenuhi oleh musik yang dihasilkan oleh MP3 itu.Tangan Chanyeol menarik lengan kurus itu, menariknya pelan keluar dari kamar. Taehyung berjalan agak dibelakang, menatap punggung tegap kakaknya itu. Punggung yang selalu menggendongnya dan lengan kuat itu selalu melindunginya dari apapun. Taehyung menyayangi kakaknya, sangat. Karena itu dia selalu menurut dengan apa yang dikatakan oleh kakaknya.

Saat sudah sampai di ruang tengah, Chanyeol melepas genggamannya pada lengan Taehyung lalu mendorong tubuh adiknya pelan, memberi gesture untuk segera pergi dari sana dan Taehyung hanya menurut, melangkah pelan dengan sedikit terseok menjauh dari ruang tengah tadi, keluar rumah. Dia ingin menoleh untuk melihat kakaknya, yang dia pastikan masih berdiri dibelakangnya tapi, sesuatu dihatinya menyuruh untuk tetap berjalan. Keluar dari rumah.

Dan apapun itu, walau samar-Taehyung mendengarnya. Suara mengumpat, memaki, lalu barang-barang yang pecah. Dia mendengarnya dan itu membuat luka dihatinya semakin dalam.

Dia tahu, keluarganya sedang berada diambang kehancuran.

Lalu, menguatkan hati untuk tidak menangis, kaki pincangnya semakin diseret keras menuju tempat yang diberitahu Chanyeol. Sempat menggigil kedinginan saat angin malam menerpa tubuhnya.

Taehyung menghembuskan nafas begitu sampai ditempat itu, mematikan MP3nya lalu mengalungkan dileher. Tubuh kurusnya bersandar ditembok pagar rumah tersebut. Banyak pertanyaan yang melintas dikepalanya. Kenapa keluarganya serumit ini? Apakah karena dirinya mereka, orangtuanya bertengkar? Tidak bisakah mereka... menerima keadaan Taehyung? Dia sadar, dia itu cacat dan tidak diharapkan tapi, dia selalu berusaha menjadi anak yang baik dikeluarga itu dan selama ini hanya Chanyeol yang mau menerimanya sejak dia sudah bisa mengingat.

Sebuah tepukan dipundak menyadarkan Taehyung dari lamunannya. Taehyung menatap hyungnya tersenyum kearahnya.

Tapi, Taehyung benci itu.

Dia benci senyum palsu itu. Manik kembar Taehyung melihat sebuah ransel hitam ukuran besar tersampir dibelakang punggung Chanyeol dan di tangan kiri dia membawa tas ukuran sedang. Taehyung mengernyitkan dahi, berpikir mungkin mereka akan berkemah tapi, mana ada orang yang kemah ditengah malam begini?!.

"Ayo, kita pergi" ucap Chanyeol

"Kemana hyung?" Taehyung bertanya dengan suara pelan dan bukan jawaban yang diterimanya tapi, sebuah tarikan pelan ditangannya mengajak berjalan menjauh dari sana.

Hanya hening yang menyertai mereka ketika berjalan ditrotoar sepi setelah keluar dari komplek perumahan. Menembus dinginnya malam dengan langkah pelan. Taehyung memain-mainkan ujung bajunya dengan tangan yang tidak digenggam oleh Chanyeol. Pikirannya berkecamuk tentang kejadian malam ini lalu, suara Chanyeol memutus keheningan itu sejenak.

"Tae.."

"Hm"

Chanyeol mengeratkan genggamannya pada Taehyung tanpa menoleh kesamping, "Berjanjilah... Jangan pernah mencintai seseorang terlalu dalam--" Taehyung mendongak menatap hyungnya yang menggantungkan ucapannya. "Karena cinta itu menghancurkan".

Cukup dengan kalimat itu-Taehyung akhirnya tahu-Keluarganya sudah hancur lebih parah dari sebelumnya.

Satu tetes airmata lolos begitu saja dari manik hazel Taehyung. Lalu, isakan tertahan mulai mengiringi langkah hening mereka. Dan isakan berikutnya pun terdengar, airmata Taehyung mengalir tanpa bisa dihentikan. Turun dari mata membasahi pipi dan dagunya.

Chanyeol tidak menghentikan tangis Taaehyung karena dia sendiri juga sedang menangis dalam diam. Tangannya masih menggengam tangan kurus Taehyung. Mereka menangis bersama dengan luka yang sama.

**

Lalu, takdir menghancurkan mereka sekali lagi.Ketika Chanyeol mempercayai sahabatnya dan dikhianati. Sejak saat itu pula dia berjanji tidak akan pernah mempercayai siapapun lagi didunia ini kecuali adiknya.

Orang itu, sahabatnya menjual Taehyung pada rentenir.

Chanyeol berlari seperti orang kesetanan mencari rentenir yang membawa adiknya. Dia bersumpah akan membunuh sahabat-pengkhianat-itu nanti. Chanyeol akhirnya menemukan mereka disebuah rumah kosong, dipinggir jalan saat rentenir itu akan mencapai klimaks akibat menyetubuhi Taehyung, dia memukul orang itu dengan kasar hingga mengakibatkan benda laknat itu keluar dari dalam tubuh Taehyung sebelum cairannya keluar didalam sana.

Memukul, menginjak tanpa henti pada tubuh besar telanjang itu dengan kemarahan serta kebencian. Hingga lawannya terkapar dilantai tidak berdaya meghadapi kekuatan pukulan Chanyeol.

Lalu, mata sekelam malam milik Chanyeol mengalihkan pandangan kearah ranjang untuk mendapati tubuh adiknya yang tidak memakai sehelai benang pun tergeletak dengan pandangan kosong menerawang langit-langit ruangan itu.

Chanyeol menatap khawatir tubuh adiknya yang dipenuhi bercak merah, wajah manisnya lebam karena pukulan dan akalnya seakan hilang ketika melihat bercak kemerahan dibawah tubuh Taehyung. Tubuhnya yang dibalut kaos putih dengan jaket tebal diluar, merosot kelantai begitu saja. Tenaganya seakan hilang, menguap entah kenapa. Rasa bersalah menggerogoti relung hatinya.

Dia gagal. Dia gagal menjaga adiknya.

Isakan kecil yang keluar dari bibir Taehyung menambah rasa perih dihatinya. Kakinya berlutut dengan kedua tangan dipaha, kepalanya menunduk dalam.

Dan ruang temaram dengan isi yang berantakan menjadi saksi raungan tangis Chanyeol yang penuh dengan perih serta rasa bersalah. Sesuatu yang sangat dia jaga sudah terluka sangat dalam untuk kesekian kalinya.


***
Chanyeol bersumpah akan membangun dinding yang lebih tebal dan kuat untuk melindungi adiknya.

Tbc.

***

Eerrr... mungkin ini namanya prolog. #nyengir.
Ehem hai semua, saya bawa ff abal lagi nih. Maaf ya saya pakai Chanyeol jdi kakaknya Taehyung, ada satu alasan soalnya. Hihi.
Dan maaf lagi kalau bhasanya kurang ngena dan feelnya kurang.

Akhir kata. Mohon vomentnya yaa.. ^^

Protect My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang